ALGIERS (Arrahmah.com) – Kementerian luar negeri Aljazair pada Kamis (14/10/2021) membantah tuduhan bahwa mereka mendanai tentara bayaran Rusia di Mali, menepis klaim tersebut sebagai propaganda Prancis belaka.
Kementerian mengeluarkan tanggapan terhadap laporan yang diterbitkan Rabu (13/10) oleh situs berita berbahasa Prancis, Algerie Part, yang mengklaim Aljazair telah memasuki negosiasi dengan otoritas Mali untuk berkontribusi dalam pembiayaan bagian dari kesepakatan antara pemerintah Mali dan Grup Wagner, sebuah organisasi paramiliter Rusia.
Kementerian menggambarkan tuduhan itu “tidak berdasar,” mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “outlet media asing yang membuat klaim dikenal karena kesetiaannya kepada … intelijen Prancis yang dipimpin oleh mantan duta besar (Prancis) untuk Aljazair, Bernard Amy.”
Aljazair mengecam tuduhan itu sebagai “manipulasi yang memalukan.”
Ada protes internasional terhadap kesepakatan Mali-Grup Wagner, terutama dari Prancis, yang memutuskan awal tahun ini untuk mengurangi kehadiran militernya di Mali.
Mali mencapai kesepakatan dengan perusahaan swasta Rusia untuk membantu memerangi kelompok-kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda dan ISIS yang aktif di wilayah Sahel.
RakyatMali telah mengadakan protes rutin terhadap militer Prancis dan menuduh mereka gagal membuat perbedaan dalam perang melawan “ekstremisme”. Beberapa menyebut kehadiran pasukan Prancis sebagai pendudukan, dan meminta mereka untuk pergi. (Althaf/arrahmah.com)