JEPARA (Arrahmah.com) – Meski di beberapa tempat sudah terlihat hilal pada Senin sore, namun Pemerintah dalam sidang itsbatnya menetapkan Idul Fitri 1 Syawal jatuh pada hari Rabu. Keputusan tersebut diikuti pula oleh sekte sesat Ahmadiyah.
Tim rukyat Kementerian Agama (Kemenag) di Pantai Kartini Jepara memberikan kesaksian di bawah sumpah bahwa mereka telah melihat hilal secara kasat mata pada Senin sore (29/8/2011), yang berarti hari raya Idul Fitri 1 Syawal jatuh pada hari Selasa (30/8). Tim pemantauan terdiri dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Kudus, dan Pati, perwakilan dari Nahdlatul Ulama (NU), dan Badan Hisab dan Rukyat dari Jepara, Kudus, dan Pati, sejumlah tokoh Islam, MUI Jepara, dan Muspida Jepara.
Selain Tim Rukyat Kemenag Jepara, tim rukyat ormas yang menyatakan telah melihat hilal Senin Sore, di antaranya: Tim Rukyat Cakung, Tim Rukyat Jama’ah Anshorut Tauhid, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jum’iyat An-Najat, dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Tim Rukyat di Cakung, Jakarta Timur telah melihat hilal antara jam 17.57 sampai 18.02 WIB dengan tinggi hilal hakiki 04’03’26,06″, dilihat oleh tiga orang saksi: H Maulana Latif SPdI, Nabil Ss dan Rian Apriano. Ketiga saksi tersebut diambil sumpahnya oleh KH Maulana Yusuf (Syuriah PWNU DKI) dan H Nenin Aminudin SH MA (Hakim Pengadilan Jakarta Timur).
Meski hasil tim rukyat Kemenag Jepara telah dilaporkan ke Kemenag Pusat, namun pemerintah menetapkan 1 Syawal 1432 H jatuh pada Rabu 31 Agustus 2011. Keputusan diambil setelah Menteri Agama Suryadharma Ali yang memimpin sidang mendengarkan 12 pandangan ormas Islam yang hadir dalam sidang yang digelar di Kementerian Agama, Jl Lapangan Banteng, Senin (29/8/2011).
Apapun keputusan pemerintah soal penetapan 1 Syawal, sekte sesat Jemaat Ahmadiyah menyatakan pasrah kepada pemerintah.
“Insya Allah besok kami akan melaksanakan Shalat Idul Fitri di masjid-masjid Ahmadiyah sesuai dengan ketentuan pemerintah,” kata Ketua DPW Ahmadiyah Jateng, Mochammad Arief Syafi‘ie, saat dihubungi melalui telepon, di Semarang, Selasa (30/8).
Menurut dia, hal tersebut memang sesuai dengan petunjuk dari pimpinan pengurus Jemaah Ahmadiyah Indonesia pusat.
Ia mengatakan, ratusan jemaah Ahmadiyah di Cabang Semarang dan kota sekitarnya akan melaksanakan Shalat Idul Fitri 1432 Hijriah di Masjid Nusrat Jahan yang terletak di Jalan Erlangga Nomor 7 A Semarang, Rabu (31/8), pukul 07.00 WIB.
Ia mengungkapkan, jemaah Ahmadiyah Cabang Semarang memiliki berjumlah sekitar 500-an orang, sedangkan di Jateng yang terdapat puluhan cabang.
“Puluhan cabang di Jateng tersebut antara lain di Kabupaten Brebes, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kota Salatiga, Kota Purwodadi, dan Kabupaten Semarang,” ujarnya. [taz
Sementara itu, sekitar 2.000 Jamaah Tarekat Kodiriah Wan Naqshabandiyah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, telah melaksanakan sholat Idul Fitri 1432 Hijriyah pada Selasa (30/8).
Sholat Idul Fitri yang digelar di Masjid Raudhatul Khair, Lingkungan Kebon Lauk, Kelurahan Pagutan, Kota Mataram, tersebut dimulai pada pukul 07.30 WITA dan berlangsung khusyuk.
Ribuan pengikut Tarekat Kodiriah Wan Naqshabandiyah yang datang dari berbagai pelosok Pulau Lombok tersebut, tidak tertampung di dalam masjid, sehingga sebagian menggelar ibadah di halaman.
Bertindak selaku imam dan khatib, yakni Pimpinan Pondok Pesantren Bayaturridwan, Tuan Guru Haji Abdul Azim Bayanullah, yang juga ahli suluk Tarekat Kodiriah Wan Naqshabandiyah.
“Sesuai perhitungan kami, 1 Syawal 1432 Hirjiyah jatuh pada hari ini. Memang, agak berbeda dengan Jamaah Naqshabandiyah di daerah lain seperti di Padang, yang sudah merayakan lebaran lebih awal atau pada Senin (29/8),” katanya.
Perbedaan tentang hari pelaksanaan Idul Fitri atau awal Ramadhan, menurut dia, tidak perlu terlalu dipertentangkan karena setiap golongan memiliki cara perhitungan sendiri menurut keyakinannya. Ia juga meminta kepada umat muslim untuk tidak saling membicarakan mengenai perbedaan jatuhnya 1 Syawal 1432 Hijriyah karena bisa merusak amal ibadah puasa yang sudah dijalani selama satu bulan. (dbs/arrahmah.com)