JAKARTA (Arrahmah.com) – Seorang aktivis anti pemurtadan Muhammad Faisal, S.Pd, M. MPd, menyebutkan pertengahan tahun 2001, nama Jaringan Islam Liberal (JIL) mulai dikenal di Indonesia, nama tersebut mulai hangat diperbincangkan khususnya kaum Muslimin Indonesia, dengan semboyan yang menawan “Islam yang membebaskan” mereka berhasil menarik perhatian banyak orang baik yang pro maupun yang kontra.
Sebenarnya sudah banyak komentar yang diberikan terhadap statemen-statemen yang dikeluarkan oleh JIL. Bahkan sebagian orang berpendapat bahwa JIL hanyalah sekelompok orang yang kondisinya seperti seekor kucing yang sedang bangkit libidonya, mengeong keras sehingga memekakkan telinga dan menjengkelkan.
Sebagian yang lain berkata bahwa pernyataan-pernyataan JIL tidak perlu dikomentari, karena akan semakin besar kepala. Tetapi apakah dibenarkan jika sorang muslim membiarkan kemunkaran? Padahal Rasululloh telah bersabda : “barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah dia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya (kekuasaan). Jika tidak mampu, hendaklah dicegah dengan lidahnya. Kemudian kalau tidak mampu juga, hendaklah dicegah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman,” demikian tulis Faisal kepada arrahmah.com.
Sementara itu Anti Liberal Movement (ALiM) menyebut bahwa tanpa disadari, penetrasi dari pemikiran dan pergerakan Liberal di Indonesia telah begitu masif hingga menyentuh seluruh bidang kehidupan kaum Muslimin di Indonesia umumnya dan pemuda pemudi Islam khususnya. Dari awalnya hanya dimotori beberapa gelintir manusia hingga sekarang sudah banyak LSM atau yayasan yang melemparkan pemikiran, wacana, ide hingga implementasi dari liberal dan turunannya seperti sekularisme, pluralisme dan sejenisnya. Hal itu semakin menjadi dengan kebebasan yang dilandasi sistem pemerintahan demokrasi yang menjadi gerbang besar masuknya pemikiran-pemikiran menyimpang dari Islam dengan deras tanpa disadari.
Pemuda/i Islam yang seharusnya menjadi motor kebangkitan Islam pun semakin jauh dari nilai keislaman yang utuh. Mereka kerap mengadopsi nilai-nilai islam yang menurut mereka “benar” seperti pacaran Islami atau fenomena munculnya pemuda/i seperti film tahun 90an “Catatan Si Boy” yang rajin shalat dengan sajadah dan tasbih di mobil namun berpacaran,malam berpesta di diskotik dan hidup sebagaimana layaknya pemuda/i pada umumnya.
Tidak hanya sampai disitu, Liberal pun saling bahu-mambahu menjauhkan pemuda pemidi islam dengan kesesatan-kesesatan yang lain seperti Yahudi, Nashara dan Syiah. Sering tanpa disadari, mereka mengira bahwa penyimpangan seperti Syiah tidaklah mengapa toh mereka juga kelihatan melawan Liberal? Padahal dibalik itu semua, pokok-pokok kesesatan itu adalah satu dan mereka bekerja sama dengan erat untuk menyimpangkan pemuda/i islam tanpa sadar.
Melihat itu semua, ALiM merasa bahwa jalan keluar satu-satunya adalah mengajak pemuda dimulai dari pembinaan aqidah atau tauhid secara perlahan namun pasti sehingga dapat menjadi benteng pertahanan yang kokoh dalam menghadapi pemikiran dan pergerakan liberal apapun itu bentuknya. ALiM juga melihat bahwa ajakan kepada perbaikan itu harus sesuai dengan nila-inilai Islam sedari awal yaitu saat mengajak hingga ke urutan berikutnya yaitu pembinaan secara kontinyu. Untuk melakukan itu, ALiM bersepakat menumbuhkan sebuah komunitas perlawanan terhadap Liberal
Tim Program acara gabungan koordinator Mahasiswa Pecinta Islam (MPI) dan koordinator ALiM mengundang pemuda dan pemudi Islam dalam acara “3 JAM MELAWAN LIBERAL” akan diadakan pada:
Hari : Ahad
Tanggal : 22 September 2013
Jam : 08:00 – 12:00 WIB
Tempat : Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia
Alamat : Jl. Budi Kemuliaan 23 (Bank Indonesia), Jakarta Pusat
Pemateri : 1. Muhammad Pizaro NT, sekjend Jurnalis Islam Bersatu (JITU)
2. Artawijaya penulis buku #IndonesiaTanpaLiberal
3. Tiar Anwar Bachtiar ketua umum Pemuda PERSIS
4. Wijaya Rahmat aktifI di Pusat Penanganan Pemurtadan dan Kristenisasi
Materi acara akan diisi dengan talk show tentang liberal vs pemuda pemudii Islam, kajian aqidah Islam sebagai pondasi dalam melawan liberal serta peluncuran komunitas Anti Liberal Movement (ALiM) dan peluncuran perdana website Mahasiswa Pecinta Islam (MPI).
(azmuttaqin/arrahmah.com)