JAKARTA (Arrahmah.com) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa untuk Rohingya, Suriah, dan Palestina menggelar aksi simpatik.
Aksi yang digelar di depan gedung Kedubes Myanmar itu diikuti oleh berbagai kelompok mahasiswa seperti Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Tangsel, Pemuda Muslim Tangsel, dan Liga Mahasiswa untuk Perdamaian Dunia.
Ketua Umum KAMMI Daerah Tangsel Imron Hasyim mengatakan bahwa etnis Rohingya yang manyoritas beragama Islam merupakan etnis minoritas paling menderita di dunia.
Entis tersebut, lanjut Imron ditolak kewarganegaraannya di wilayah mereka sendiri.
“Etnis Rohingya dilarang menjalankan ibadah mereka. Bahkan kini terjadi pembantaian massal dan pengusiran dari tanah mereka sendiri,” ungkap Imron di Depan Gedung Kedubes Myanmar, Jumat (20/7/2012) seperti dirilis tribunnew.com.
Pembantaian dan penindasan, lanjut Imron juga dialami oleh rakyat Suriah. Rezim Bashar Al Assad secara terang-terangan melakukan pembantaian secara keji terhadap rakyat Suriah.
“Puluhan ribu nyawa melayang, puluhan ribu korban luka berat, puluhan ribu dinyatakan hilang, bahkan ratusan ribu ditangkap dan dipenjara,” tegas Imron.
Melalui aksi tersebut para mahasiswa
mengutuk keras tindakan dzalim umat budha dan militer di Myanmar, rezim Assad di Suriah, penjajah Israel di Palestina.
Selain itu, mereka menuntut pemerintah Myanmar untuk mengakui kewarganegaraan etnis Rohingya dan menghentikan segala bentuk diskriminasi terhadap etnis Rohingya.
“Mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk berperan aktif membantu penyelesaian tragedi kemanusiaan di Myanmar, Suriah, dan Palestina,” ujarnya.
Mereka juga melakukan aksi tabur bunga di depan Kedutaan Besar Myanmar.
“Aksi tabur bunga ini sebagai simbol kerihatinan kami terhadap perdamaian antar umat beragama di Myanmar, Suriah, dan Palestina,” kata Tsurayya Zahra, salah satu peserta aksi. (bilal/arrahmah.com)