JAKARTA (Arrahmah.com) – Ali Fauzi, adik as-syahid (insya Allah) Amrozi, memberikan komentarnya kepada sebuah stasiun televisi swasta mengenai bom di depan Mapolres Poso.
Pertama, mengapa mereka memilih Poso? Dalam pikiran saya mereka ingin menciptakan Poso sebagai magnetik menciptakan Poso sebagai daya tarik bagi eks Poso dan eks Ambon yang lain supaya mereka mau masuk ke Poso dan menciptakan konflik baru. Kita ketahui bahwa menciptakan konflik di tempat yang pernah terjadi konflik itu jauh lebih mudah daripada tempat yang belum pernah tersentuh oleh konflik, nah inilah yang menjadi pertimbangan.
Kedua, Ali Fauzi juga merasa aneh di Poso terjadi bom bunuh diri, padahal dari era 1999-2000 dan seterusnya belum ada kasus-kasus yang seperti ini, seperti yang terlihat pada Senin (3/6/2013) pagi kemarin. Jadi ini adalah bom bunuh diri perdana di Poso.
Ketiga, hal yang mengagetkan adalah pada bom bunuh diri ini tidak ada korban jiwa dari pihak lain kecuali pelaku itu sendiri. Sejatinya bom bunuh diri dilakukan dengan tujuan untuk membunuh lawan sebanyak-banyaknya dengan taruhan nyawa sang pelaku. “Mafhumnya bom bunuh diri itu dibawa di badan dan efek bom bunuh diri cukup besar dilihat dari foto-foto ususnya terburai, dadanya hancur, motor yang dinaiki hancur. Ini menunjukkan bahwa bom yang dirakit itu sekitar 7-10 kg saya pikir ini sangat dahsyat, tapi kenapa tidak ada korban dari pihak lain?” tanya mantan anggota JI ini.
Atas hal itu dia menganalisa, mungkin disebabkan dua hal. Pertama, timing, waktu meledakkan bom, yang kata sumber polisi di dalam tupperware dan diletakkan di paha sang pelaku itu. Kedua, sikap mental sang pelaku, yang sepertinya ragu-ragu, maju mundur, untuk melakukan pengeboman itu.
(azmuttaqin /arrahmah.com)