SURABAYA (Arrahmah.com) – Isu aneh kembali bergulir, kali ini pihak Kepolisian mengklaim mendapat informasi keluarga terpidana mati terorisme Amrozi Rahimahullah akan melakukan pengeboman di malam natal dan tahun baru.
Bahkan isu yang diterima polisi, keluarga Amrozi telah bertemu Ustadz Abu Bakar Ba’asyir di Lapas Nusa Kambangan. Kabar itu diungkap Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Tri Maryanto.
“Rencananya memang ada, keluarga Amrozi sudah minta izin, isunya sih, ke Baasyir di Nusa Kambangan sana untuk pengeboman di gereja-gereja atau mal-mal,” kata Tri Maryanto melalui sambungan telepon, Senin (24/12).
Menurut Tri Maryanto, sasaran pengeboman itu gereja, mal dan pusat tempat hiburan. Informasi yang didapat polisi itu juga diungkapkan Tri Maryanto dalam wawancara di radio swasta.
“Yang pertama kalau mereka gagal melakukan pengeboman di gereja, mereka akan melakukan pengeboman di mal atau tempat hiburan yang dimana di malam tahun baru mereka lengah,” terangnya.
Surabaya juga menjadi target? “Iya,iya,” jawabnya.
Namun ia meminta masyarakat Surabaya tidak perlu resah. Sebab kepolisian sudah melakukan antisipasi dini untuk mencegah adanya gangguan keamanan selama natal hingga tahun baru.
“Warga Surabaya dan sekitarnya jangan khawatir, saya sudah siapkan peralatan pendeteksi bom untuk anggota patroli, sterilisasi di gereja-gereja,” kata Tri Maryanto.
Saat dikonfirmasi, keluarga Amrozi balik menilai polisi telah salah paham.
“Kapolrestabes salah paham terhadap informasi yang diterimanya,” kata salah seorang anggota keluarga, Ali Fauzi seperti dilansir detiksurabaya.com, Senin (24/12/2012).
“Mungkin 2 hari lalu atau 3 hari lalu, ada keluarga Pak Muklas (terpidana mati Bom Bali I yang lain) ke Nusa Kambangan. Cuma ini belum saya konfirmasi,” ujarnya.
Ali menerangkan, keluarga Muklas bukan dari Tenggulun, Solokuro, Lamongan. Karena dua istri Muklas tinggal di Malaysia dan Solo, Jawa Tengah.
Menurutnya, tidak mungkin istri atau keluarga Muklas meminta izin melakukan operasi pengeboman ke geraja-gereja, mal maupun tempat hiburan.
“Nggak mungkin toh, keluarga istri Pak Muklas dan Amrozi mengadakan operasi pengeboman,” katanya.
“Kami sering menyuarakan bahaya radikalisasi atau pengeboman. Jika (operasi atau pengeboman) tidak ada kaitannya dengan jihad, saya akan lawan,” tegasnya.
Ia menerangkan, sekitar dua minggu lalu, dirinya juga berkunjung ke Mapolrestabes Surabaya dan bersilaturahmi dengan Kasat Reskrim AKBP Farman.
“Sepertinya Kapolrestabes salah paham, salah informasi. Semua informasi yang disampaikan Pak kapolrestabes itu nggak benar. Memangnya selama ini Pak Kapolrestabes tidak melihat statemen saya di media massa. Sebaiknya Pak kapolrestabes menghubungi saya terlebih dahulu, untuk crosscheck, apa benar atau tidak. Biar isu tersebut tidak meresahkan masyarakat,” jelasnya. (bilal/arrahmah.com)