Malam itu serangan udara dilancarkan pesawat mata-mata zionis “Israel” ke arah sepeda motor di utara Jalur Gaza. Seorang warga Palestina gugur dan dua lainnya terluka, Rabu (11/6/2014), dilaporkan EPR, sebuah media elektonik pro pembebasan Palestina.
Dikabarkan seorang warga gugur dan dua lainnya terluka dalam serangan pesawat mata-mata zionis terhadap sepeda motor di daerah Sudaniyah, utara Jalur Gaza. Salah seorang korban luka adalah seorang anak kecil.
Ialah Ali, anak laki-laki berusia tujuh tahun terluka parah terkena misil, tergeletak tak berdaya, dilarikan ke Rumah Sakit Kamal Adwan di utara Jalur Gaza.
Sumber-sumber medis Palestina menyebutkan, Ali Alawoor tidak sendiri, ia menjadi korban bersama Ayahnya yang syahid (in shaa Allah) bernama Muhammad Ahmad Alawoor (30) dan Hamadah Hasan Nashr (25).
Ali adalah kesekian juta anak Palestina yang menjadi korban tak berdosadari kekejaman zionis “Israel”. Dengan mudah dan tanpa perasaan bersalah, penjajah zionis mengklaim bahwa serangan udara ini menarget anggota teroris yang merencanakan aksi serangan terhadap “Israel”.
Tapi mengapa hanya karena Ali Muslim Palestina, maka zionis keji bebas membantainya? Sungguh nurani tidak berpihak lagi pada “Israel”. Serangan demi serangannya kini tak mengenal target usia. Siapapun mereka, jika ia warga Palestina, maka tak segan mereka jadikan santapan senjata-senjata pembunuhnya. Ya, hanya di Palestina perang menjadi seperti permainan berburu kaum zionis tak bermoral. Warga Palestina tak dapat lama beristirahat. Roket, bom, misil, sergapan senjata api bisa mengancam kapan saja.
Begitu bertolak belakang dengan nyamannya rumah-rumah ilegal Tepi Barat yang dicaplok “Israel”. Dengan suntikan uang pajak Amerika Serikat, penduduk zionis durjana bisa menikmati fasilitas lengkap seolah surga ada di dunia.
Namun tanpa “Israel” sadari, luka Ali adalah tanda yang selamanya akan mengobarkan semangat perlawanan di Bumi Anbiya, Palestina. Keberuntungan yang teramat besarlah jika Ali beroleh syahid atas seijin Allah ta’ala.
Mungkin belum lama Ali menikmati keseharian penuh pekik semangat jihad di Palestina, akan tetapi seluruh Muslim dunia terketuk hati membersamai perjuanganmu disana, fii sabilillah. Allahu Akbar! (adibahasan/arrahmah.com)