BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Pembangunan sumur wakaf hasil sumbangan dan kepedulian masyarakat Aceh melalui Lembaga ACT-Global Wakaf sejak Mei 2020 terbilang sangat progresif di Gaza, Palestina.
Tim Global Wakaf ACT berupaya untuk memenuhi komitmennya dalam pembangunan sumur wakaf Palestina sesuai dengan visi, yaitu “Membangun Sejatinya Kehidupan”.
“Saya turut bahagia atas kedermawanan ureung Aceh untuk membantu saudara kita di Palestina hingga terwujudlah pembangunan dua sumur wakaf ini. Semoga Allah membalas kebaikan masyarakat Aceh dengan pahala yang terus mengalir. Seperti air yang dialirkan dari sumur wakaf ini,” kata Kepala Cabang ACT Aceh Lisdayanti dalam keterangan tertulis, sebagaimana dilansir rri.co.id, Rabu (24/3/2021).
Lisdayanti mengungkapkan, proses penggalangan dana ini telah berlangsung dengan keterlibatan banyak pihak.
“Seperti dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dan Pemuda Peduli Palestina (P2S) melakukan penggalangan di jalan selama sebulan, dan bersama ACT masuk ke dayah-dayah, sekolah, majelis taklim, masjid-masjid. Dan juga secara perorangan, agar sumur wakaf ini terwujud,” terang dia.
Hingga pada akhirnya, sumur wakaf yang tadinya ditargetkan satu sumur, kini terwujud dua Sumur Wakaf Ureung Aceh untuk masyarakat Gaza.
“Selain sumur wakaf untuk Palestina, ACT Aceh juga mempunyai program Wakaf Rumah Palestina,” lanjutnya.
Pada program tersebut, ACT- Global Wakaf menginisiasi pembangunan apartemen untuk masyarakat Palestina yang saat ini tidak memiliki tempat tinggal yang layak.
“Lewat program ini, ACT Aceh mengajak seluruh dermawan di Aceh untuk ikut membantu warga Palestina melalui wakaf,” kata Lisdayanti.
Lisdayanti menuturkan, proses pembangunan Sumur Wakaf Ureung Aceh, dimulai pada awal Maret 2021 di kota Al-Musaddar, tempat hidup sekisar 14 ribu-15 ribu jiwa penduduk. Itu berlokasi di Jalur Gaza dan Al-Shayma di Kota Beit Lahia Gaza Utara.
Pada (22/3/2021, ujar Lisdayati, kedua sumur wakaf tersebut telah berhasil mengalirkan air bersih layak konsumsi.
“Momen ini disambut suka cita oleh ribuan warga setempat yang didominasi oleh masyarakat pra-sejahtera,” tuturnya.
LIsdayati menjelaskan, akibat bombardir zionis, lapisan tanah di Gaza rusak total, dan 97 persen air tercemar limbah beracun. Sehingga, perlu upaya ekstra untuk memperoleh air tanah yang masih layak konsumsi.
“Pekan lalu, dua sumur Ureung Aceh di Kota Al-Musaddar dan Al-Shayma masih dalam proses pengeboran dengan kedalaman lebih dari 40 meter,” kata Lisdayanti.
Pada umumnya, lanjut Lisdayati, rumah masyarakat di Jalur Gaza ini dilengkapi dengan pipa besar. Agar sumur dapat mengalirkan air bersih yang melimpah untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang bermukim di area tersebut.
“Kini dua sumur tersebut telah mengalirkan air segar yang langsung bisa diminum,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)