JAKARTA (Arrahmah.com) – Penerbit Gramedia Pustaka Utama akhirnya menyampaikan permintaan maaf melalui laman websitenya atas kelalaiannya menerbitkan buku yang dinilai telah menghina Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dan segera menarik buku tersebut dari peredaran untuk dimusnahkan.
“Dengan ini mewakili Penerbit Gramedia Pustaka Utama, kami mohon maaf sebesar-besarnya atas keteledoran kami telah menerbitkan terjemahan bahasa Indonesia “5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia”, apa adanya, dari buku asli berjudul “5 Cities that Ruled the World”, karya Douglas Wilson.
Tidak ada unsur kesengajaan dalam hal ini, dan karena itu kami telah menarik buku tersebut, dan segera memusnahkannya.”
Terimakasih dan salam hormat,
Wandi S Brata,
Direktur Utama Gramedia Pustaka Utama
Permintaan maaf Gramedia Pustaka, penerbit yang bernaung di bawah KKG (Kelompok Kompas Gramedia) ini disampaikan menyusul diterbitkannya buku berjudul “5 Kota Paling Berpengaruh Di Dunia” karya Douglas Wilson.
Douglas James Wilson, lahir 18 Juni 1953 sendiri merupakan seorang pendeta dan pastur di Gereja Kristus di Moskow, ID dan seorang dosen teologi di New Saint Andrews College.
Sebagaimana diberitakan, isi buku ini dinilai melukai perasaan kaum Muslim, karena penulis memberikan penghinaan kepada Nabi Muhammad Shallalu alaihi Wassalam.
Saat Membahas kota Yerusalem di halaman 24, tertulis “Selanjutnya Ia (Muhammad) memperistri beberapa wanita lain, Ia menjadi seorang perampok dan perompak, memerintahkan penyerangan terhadap karavan – karavan Makkah. Dua Tahun kemudian Muhammad memerintahkan serangkaian pembunuhan demi meraih kendali atas Madinah dan ditahun 630M ia menaklukkan Makkah.”
Begitu pula pada halaman 25 alinea kedua dan ketiga, Di sana douglas menafsirkan bahwa agama yang dibawa Nabi Muhammad selalu ditegakkan dengan kekerasan pedang.
Tak ayal, hal tersebut memicu reaksi keras dari umat Islam setelah mengetahui resensi buku tersebut dari salah satu surat kabar nasional, salah satunya angota pengkajian Majelis Ulama Indonesia , Ustadz Fahmi Salim yang mengatakan bahwa buku ini sangat melukai perasaan umat Islam sebagai mayoritas penduduk di Indonesia. (bilal/arrahmah.com)