GAZA (Arrahmah.com) – Pembangkit listrik satu-satunya di Jalur Gaza mulai beroperasi lagi pada Senin (17/3/2014) setelah “Israel” mengizinkan jumlah bahan bakar yang dibayar oleh Qatar masuk ke Gaza untuk meringankan krisis listrik Gaza, kata para pejabat Palestina, sebagaimana dilansir oleh WorldBuleltin.
Gaza tidak memiliki banyak infrastruktur dasar dan hidup di bawah blokade Mesir-“Israel”. Penerapan blokade kepada Gaza dengan dalih untuk memotong arus senjata, akan tetapi juga berdampak pada pengekangan impor bahan bakar dan bahan bangunan ke Gaza.
Pada hari Sabtu (15/3), pembangkit listrik Gaza yang merupakan sumber utama listrik untuk 1,8 juta warga berhenti beroperasi akibat kekurangan bahan bakar, setelah sebelumnya memberlakukan perpanjangan waktu pemadaman dari delapan jam menjadi 12 jam setiap hari.
Raed Fattouh, koordinator Otoritas Palestina untuk urusan perlengkapan ke Jalur Gaza, mengatakan kepada Reuters bahwa “Israel” mengizinkan masuk sebanyak 110.000 liter bahan bakar pada hari Ahad (16/3) untuk instalasi pembangkit listrik Gaza dan menambahkan sebanyak 500.000 liter pada hari Senin (17/3).
“Pembangkit listrik ini sudah bisa kembali beroperasi,” kata Otoritas Energi Gaza Ahmed Abu Al-Amrain.
Beberapa bulan lalu pembangkit listrik satu-satunya di Gaza berhenti beroperasi selama 43 hari karena kekurangan bahan bakar ketika otoritas Mesir menutup terowongan yang biasa dibuat untuk menyuplai barang-barang ke Gaza. Dengan bantuan Qatar akhirnya “Israel” akhirnya mengizinkan bahan bakar yang dibayar oleh Qatar memasuki Gaza ketika badai melanda wilayah tersebut.
Qatar kini telah memperpanjang bantuan keuangan untuk membantu pembangkit listrik Gaza untuk tiga bulan. (ameera/arrahmah.com)