AZAWAD (Arrahmah.com) – Markas Besar Tentara Nasional Aljazair menyiapkan langkah khusus untuk menyikapi perkembangan yang akan terjadi apabila terjadi eskalasi pertempuran di wilayah Azawad, Mali Utara antara pasukan salibis Perancisdan mujahidin Islam, serta penarikan sebagian besar tentara Perancis dari Azawad.
Harian Aljazair, Al-Khabar, edisi Sabtu (/4/2013) mengutip dari sumber-sumber yang dekat dengan militer Aljazair mengatakan, “Kerugian Perancis sejak melakukan invasi militer di Mali adalah lebih dari 100 tentaranya tewas sejak tiga bulan pertama peperangan di wilayah Azawad, Mali Utara pada bulan Januari lalu. Adapun kerugian pasukan Afrika dan Mali lebih dari 500 tentaranya tewas pada periode waktu yang sama.”
Sumber-sumber itu memprediksikan besarnya kerugian personal dan peralatan perang yang dialami oleh pasukan Perancis akan memaksa Paris untuk menarik mundur sebagian besar pasukannya dari Mali. Sebab pasukan Perancis tidak siap menghadapi perang gerilya di gurun Sahara. Pasukan Afrika sendiri juga tidak memiliki kesiapan perang gerilya di gurun Sahara. Hanya pasukan Chad yang memiliki pengalaman operasi militer di gurun Sahara.
Perancis melakukan invasi militer ke Mali Utara pada Januari 2013 untuk meruntuhkan pemerintahan mujahidin Anshar ad-Dien yang menerapkan syariat Islam di dua pertiga wilayah Mali.
Sebanyak 6000 tentara salibis Perancis, dibantu oleh tentara Mali dan sekitar 2000 tentara Chad terlibat pertempuran sengit selama tiga bulan terakhir melawan mujahidin Islam. Mujahidin Anshar ad-Dien, Al-Qaeda Negeri Maghriib Islam (AQIM) dan Jama’ah Tauhid wal Jihad telah melakukan peperangan gerilya di gurun terbesar Afrika, Sahara, untuk menghadapi invasi militer salibis tersebut. (muhibalmajdi/arrahmah.com)