GAZA (Arrahmah.com) – Yayasan Media Ibnu Taimiyah, sayap media Majlis Syura Mujahidin Serambi Baitul Makdis, pada tanggal 15 April 2013 M / Jumadil Ula 1434 H kembali merilis sebuah video yang diberi judul Humat al-Masra 2 (Para pembela negeri Isra’ seri 2). Video berdurasi 28 menit 50 detik itu mendokumentasikan tiga orang mujahid yang syahid dari kelompok yang sering juga disebut sebagai Al-Qaeda cabang Palestina tersebut.
Video ini diselingi oleh kutipan ceramah dua tokoh penting Al-Qaeda yang telah gugur sebagai syahid. Pertama adalah kutipan ceramah Syaikh Mustahafa Abul Yazid, Amir Al-Qaeda wilayah Khurasan (Afghanistan dan Pakistan) tentang keutamaan jihad dengan harta, di samping jihad dengan nyawa. Kedua adalah kutipan ceramah Syaikh Abu Yahya al-Libi, seorang ulama dan komandan penting Al-Qaeda, tentang mobilisiasi jihad dan keutamaan gugur sebagai syahid.
Abu Aziz al-Maqdisi
Abu Aziz al-Maqdisi adalah nama panggilan Mukmin Muhammad Abu Duff. Ia dilahirkan di desa Zaitun, Gaza Timur pada tanggal 6 Oktober 1989 M dari sebuah keluarga mujahid. Keluarganya telah mempersembahkan dua orang anak sebagai syuhda’ dalam jihad melawan penjajah zionis Yahudi. Ia tumbuh dalam pendidikan iman dan jihad dalam lingkungan keluarga dan masjid di kampungnya.
Saat gelombang intifadhah terjadi di tengah masyarakat Gaza, Mukmin Muhammad Abu Duff bergabung dalam gerakan jihad dengan menjadi anggota Brigade Al-Qassam, sayap militer kelompok Hammas. Kepahlawanannya dalam medan jihad melawan pasukan zionis Yahudi telah dikenal luas di tengah masyarakat dan kelompok jihadnya.
Saat kelompok Hammas mulai menerjuni kancah perjuangan pemilu dan parlementer, Mukmin Muhammad Abu Duff pun keluar dari Brigade Al-Qassam. Ia lalu bergabung dengan kelompok salafi jihadi. Ia berperan aktif dalam operasi menembakkan roket-roket ke wilayah penjajah zionis Yahudi, mengawasi pergerakan pasukan zionis Yahudi di perbatasan, menanam ranjau, memberikan pelatihan militer bagi kader-kader mujahidin dan ikut menghalau serangan pasukan khusus penjajah zionis Yahudi.
Berkali-kali ia diburu dan ditangkap oleh aparat keamanan dalam negeri pemerintahan Hammas di Jalur Gaza atas keterlibatannya menembakkan roket-roket ke wilayah penjajah zionis Yahudi, mengadakan pelatihan militer bagi kader-kader mujahidin dan membeli senjata. Meski demikian semua ujian itu tidak menyurutkan langkahnya dari jihad melawan penjajah zionis Yahudi.
Mukmin Muhammad Abu Duff sangat merindukan kesyahidan. Beberapa rekan jihadnya telah terlebih dahulu meraih kesyahidan, seperti Muhammad Namnam, Mahmud Wasyah, Mahmud Ammarain, dan banyak mujahid lainnya. Bahkan ia ikut serta dalam operasi jihad yang menyebabkan gugurnya dua mujahid lainnya, Mahmud Inayah dan Abdullah at-Talbani.
Apa yang ia cita-citakan akhirnya berhasil ia raih. Pada pagi hari itu, Jum’at tanggal 30 Desember 2011 M, ia kembali menembakkan roket-roket mujahidin ke wilayah penjajah zionis Yahudi yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Pergerakannya terpantau oleh drone penjajah zionis Yahudi. Maka drone itu menghujaninya dengan beberapa rudal yang mengantarkannya kepada kesyahidan.
Abu Hammam al-Maqdisi
Abu Hammam al-Maqdisi adalah nama panggilan Awadh Muhammad Abu Nashir. Ia dilahirkan di kota Dier Balah, Gaza Tengah pada 1983 M. Ia dilahirkan dan tumbuh di tengah keluarga yang shalih.
Pada awalnya ia bergabung dengan kelompok Jihad Islam. Di kelompok inilah ia mulai mendapatkan latihan militer dan terlibat dalam operasi-operasi jihad melawan penjajah zionis Yahudi. Namun dalam kelompok Jihad Islam, ia hanya mendapatkan senjata dan latihan militer. Ia tidak mendapatkan manhaj yang benar dan jelas dalam memperjuangkan Islam. Sebab kelompok itu hanyalah alat permainan di tangan musuh Islam yang memotorinya, rezim Syiah Iran.
Saat di Jalur Gaza muncul gerakan salafi jihadi yang memperjuangkan negara Islam Palestina berdasar syariat Islam dan mengusir penjajah zionis Yahudi lewat jalur jihad fi sabilillah, Abu Hammam pun bergabung dengan kelompok jihad yang memiliki manhaj Islam yang lurus dan tegas ini.
Keberanian dan kepahlawanannya di medan jihad melawan penjajah zionis Yahudi tak diragukan lagi. Ia terlibat dalam penanaman ranjau-ranjau, penembakan roket-roket ke wilayah penjajah Yahudi di Sderot, dan baku tembak gencar dengan pasukan zionis Yahudi dalam wilayah penjajah Yahudi di Kosofim. Abu Hammam mengalami luka parah saat menghadang serangan invasi militer Yahudi di kawasan Maghazi, Gaza Tengah.
Setelah sembuh dari cedera berat yang dialaminya, Abu Hammam tetap sabar dan istiqamah di atas jalan jihad. Berkali-kali ia ditangkap, dipenjara dan mengalami penyiksaan berat dalam penjara aparat keamanan dalam negeri pemerintahan Hammas di Jalur Gaza. Tuduhan yang selalu dialamatkan kepadanya adalah menembakkan roket-roket ke wilayah penjajah Yahudi dan kepemilikan senjata. Meski demikian, semua ujian itu tak pernah menyurutkan langkahnya dari jalan jihad mengusir Yahudi dan menegakkan syariat Islam di bumi Palestina.
Jihad di jalan Allah telah menguasai lubuk hatinya, hingga ia rela tidak menyelesaikan belajarnya di bangku perguruan tinggi. Ia telah menikah dan dikaruniai seorang putri. Untuk membiayai penyediaan sarana-sarana operasi jihadnya, ia bahkan rela menjual perabot-perabot dalam rumahnya.
Sore itu, saat matahari tenggelam pada tanggal 10 Januari 2010 M, ia dan beberapa rekannya sedang melakukan survey lapangan untuk operasi penembakan roket-roket ke wilayah penjajah zionis Yahudi. Pesawat drone Yahudi berhasil memantau pergerakan mereka, lalu menembakkan beberapa roket yang tepat menghantam mereka. Abu Hammam al-Maqdisi gugur sebagai syahid bersama beberapa rekannya; Abu Maslamah Hasan al-Qathrawi dan Abu Zakaria Hudzaifah al-Hamash.
Abu Zakaria al-Maqdisi
Abu Zakaria al-Maqdisi adalah nama panggilan Hudzaifah al-Hamash. Ia dilahirkan di desa Qal’ah Janub, kota Rafah, Jalur Gaza pada 1991 M. Ia tumbuh dalam keluarga yang shalih. Ia dikaruniai kecerdasan akal dan mengenyam bangku kuliah di Fakultas Teknik. Namun kecintaannya kepada jihad membuat ia turut serta dalam operasi-operasi jihad bersama kelompok Hammas.
Ketika Hammas mulai menempuh jalur perjuangan pemilu dan parlemen, ia pun keluar dari kalompok itu dan bergabung dengan kelompok salafi jihadi. Ia pun aktif dalam operasi-operasi penembakan roket, penanaman ranjau dan penghadangan pasukan penjajah zionis Yahudi. Ia gugur dalam usia sangat muda, bersama Abu Maslamah Hasan al-Qathrawi dan Abu Hammam al-Maqdisi oleh serangan drone penjajah zionis Yahudi pada tanggal 10 Januari 2010 M.
Semoga Allah menerima amal kebaikan mereka dan menempatkan mereka di surga yang tertinggi, Al-Firdaus. Amiin. (muhibalmajdi/arrahmah.com)