EL BUUR (Arrahmah.com) – Pasukan kafir Ethiopia bersama dengan mitra musyrik mereka, kelompok militan bayaran yang menyebut diri mereka “Ahlu Sunnah wal Jamaah(ASWJ)”, melarikan diri dalam kegelapan malam dari kota strategis El Buur di provinsi Galgaduud, seperti yang dilaporkan dalam forum Ansar pada Minggu (10/6/2012).
Hari ini, Mujahidin sekali lagi memasuki kota dan Alhamdulillah bendera tauhid kembali dikibarkan di atas rumah-rumah penduduk di kota setelah bentrokan sengit terjadi antara Mujahidin Al Shabaab dan pasukan kafir Ethiopia bersama kelompok “ASWJ”.
Penting untuk dicatat bahwa Mujahidin sekitar dua bulan lalu sebagai bagian dari strategi militer, mundur dari kota tersebut dan para kafirin telah menyombongkan diri dihadapan media-media mereka dengan mengatakan bahwa mereka berhasil memberi “pukulan kuat” kepada Mujahidin. Benar-benar lucu, ketika orang-orang yang mengaku terdidik dalam strategi militer, mempertimbangkan mundur sebagai sebuah kekalahan.
Tetapi alhamdulillah tidak butuh waktu lama sebelum pasukan Ethiopia kahirnya menemukan diri mereka telah terkepung, dan mereka bahkan tidak dapat melakukan perjalanan lebih dari satu kilometer keluar dari kota karena mereka akan menemui serangan demi serangan. Mereka telah dipermalukan oleh tentara Allah sampai mereka tidak mampu mengangkut jenazah rekan mereka yang tewas dan terluka dan mereka melarikan diri dalam kegelapan dengan terhina dan semangat terendah.
Mujahidin disambut oleh keluarga mereka di El Buur dan hari itu menjadi hari besar bagi kaum Muslimin di el Buur, segala puji bagi Allah.
Saat ini juga terdapat laporan gerakan yang mengindikasikan kemunduran tentara kafir Ethiopia di Beledweyne. Alhamdulillah, taktik Mujahidin telah terbukti sukses dan musuh melarikan diri sekali lagi dengan terhina.
Ini akan menjadi pelajaran bagi pasukan AMISOM (Uni Afrika) di Afgoye dan Mogadishu dan Kenya di Afmadow, bahwa mereka dapat menduduki sebuah kota, namun berapa lama dapat mempertahankannya?
Para tentara musuh kosong dari tekad dan tujuan, bagaimana mungkin mampu melawan orang-orang yang sangat mengenal kehidupan perang dan untuk apa mereka berperang. (haninmazaya/arrahmah.com)