GAZA (Arrahmah.id) – Layanan internet dan telepon telah kembali ke Gaza setelah pemadaman komunikasi yang telah diperingatkan oleh kelompok-kelompok kemanusiaan dapat digunakan sebagai kedok untuk melakukan kejahatan perang.
Paltel Group, yang menyediakan layanan komunikasi di Gaza, mengatakan pada Ahad (29/10/2023) bahwa layanan telepon rumah, seluler dan internet secara bertahap dipulihkan setelah terganggu oleh “agresi yang sedang berlangsung.”
“Tim teknis kami dengan tekun menangani kerusakan pada infrastruktur jaringan internal dalam kondisi yang menantang,” kata perusahaan telekomunikasi itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Jazeera.
“Semoga Tuhan melindungi Anda semua dan Negara kita.”
Majed Abusalama, seorang kolumnis opini untuk Al Jazeera, mengatakan bahwa ia dapat menghubungi ibunya di Gaza “dan mendengar suaranya”.
“Semua orang bisa menghubungi keluarga mereka sekarang. Tidak ada yang tahu sampai kapan,” tulisnya di media sosial.
Gaza telah mengalami pemadaman komunikasi hampir total selama hampir 36 jam setelah serangan udara “Israel” pada Jumat yang menurut penyedia layanan telekomunikasi Palestina telah melumpuhkan jalur dan menara komunikasi.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia termasuk Amnesti Internasional dan Human Rights Watch telah memperingatkan bahwa kurangnya komunikasi di daerah kantong tersebut menghambat upaya untuk mendokumentasikan kejahatan perang dan pelanggaran lainnya.
Pada Sabtu, Elon Musk mengatakan bahwa ia akan menawarkan layanan internet satelit Starlink kepada “organisasi bantuan yang diakui secara internasional” di Gaza, yang memicu protes dari “Israel”.
“HAMAS akan menggunakannya untuk kegiatan-kegiatan teroris,” klaim Menteri Komunikasi “Israel”, Shlomo Karhi, di X.
“Mungkin Musk akan bersedia mengondisikannya dengan pembebasan bayi-bayi kami yang diculik, putra-putra kami, anak-anak kami, orang tua kami. Semuanya! Pada saat itu, kantor saya akan memutuskan hubungan apa pun dengan starlink.” (haninmazaya/arrahmah.id)