DAMASKUS (Arrahmah.com) – Konvoi bantuan yang diselenggarakan oleh organisasi lokal dan internasional telah mencapai tiga kota yang terkepung di Suriah, di mana ribuan orang terjebak dan beberapa orang telah meninggal karena kelaparan.
Sebagaimana dilansir oleh Al Jazeera, Selasa (12/1/2016), konvoi bantuan tersebut adalah bagian dari kesepakatan antara pemerintah dan kelompok oposisi untuk membiarkan pasokan bantuan masuk ke daerah-daerah yang terkepung.
Truk pertama tiba di kota Madaya yang dikuasai kelompok oposisi, yang terletak di sebelah barat Damaskus dan dekat perbatasan Lebanon. Kota itu sudah dikepung oleh pasukan pemerintah dan milisi Hizbullah sejak Juli.
Konvoi bantuan kemudian mencapai Fua dan Kefraya, di provinsi Idlib.
Program Pangan Dunia mengatakan bahwa bantuan yang disediakan untuk kota Madaya akan memenuhi kebutuhan 40.000 orang selama satu bulan.
Abou Ammar, seorang aktivis media di kota Madaya, mengatakan bahwa organisasi bantuan lokal telah menunggu sejak pagi untuk menyambut kedatangan konvoi bantuan tersebut.
“Kami semua sudah tidak sabar menunggu sejak pukul 5 pagi. Situasi di sini semakin buruk dan sudah saatnya operasi ini berhasil,” katanya kepada Al Jazeera melalui telepon.
Satu orang meninggal karena kelaparan beberapa jam sebelum konvoi itu tiba, katanya.
Badan pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan bahwa konvoi yang pertama kali tiba di Madaya berjumlah 49 truk.
“Empat truk pertama, yang membawa kebutuhan penting termasuk selimut dan paket makanan berupa beras, minyak dan kacang merah diizinkan memasuki kota itu, di mana relawan mulai membongkarnya dalam kegelapan, ditonton oleh sekelompok orang yang kelaparan, termasuk anak-anak,” kata lembaga itu.
Operasi untuk mendistribusikan bantuan tersebut diperkirakan berlangsung beberapa hari, ungkap juru bicara delegasi Palang Merah di Suriah, Marianne Gasser.
“Ini adalah perkembangan yang sangat positif. Tapi ini seharusnya tidak hanya berupa distribusi yang berlangsung satu kali kemudian berhenti. Untuk meringankan penderitaan puluhan ribuan orang ini, harus ada akses rutin ke daerah-daerah itu,” katanya.
(ameera/arrahmah.com)