JAKARTA (Arrahmah.com) – Tabligh Akbar dan Penggalangan Dana “Indonesia Peduli Suriah” di Masjid Al- Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang digelar sejumlah ormas dan media Islam yang tergabung dalam Forum Peduli Suriah berhasil mengumpulkan uang senilai Rp 54. 780. 000, 1/2 Dirham, dan sepasang anting emas, Dana tersebut rencananya akan diberikan kepada perwakilan masyarakat Muslim di Suriah.
“Alhamdulillah, dana terkumpul 50 juta lebih plus dirham dan sepasang anting,” kata Hardiansyah selaku ketua panitia Tabligh dan penggalangan dana akbar untuk Suriah.
Hadir pula sebagai pembicara sejumlah tokoh Islam dalam Tabligh Akbar tersebut, yaitu; Ustadz Abdul Wahid Alwi (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia), Ustadz Farid Ahmad Okbah, Ustadz Bachtiar Nasir (MIUMI), Ustadz Abu Jibriel Abdul Rahman (Majelis Mujahidin), Ustadz Ferry Nur (KISPA), Ustadz Angga Dimas (Hilal Ahmar).
Ustadz Abu Jibriel dalam orasinya meminta umat Islam untuk membantu kaum Muslimin suriah, terutama dengan menghidupkan Jihad di sana. Karena menurutnya, hanya dengan Jihad Suriah dapat dikembalikan kepada kaum Muslimin. Selain, Jihad Suriah juga menjadi bukti kejujuran iman seseorang kepada Allah, ia pun berharap Suriah dapat menjadi tempat singgah terakhirnya di Bumi Jihad.
“Jihad Suriah akan membuktikan, apakah kita tertidur ataukah kita bangun melihat penderitaan yang dialami saudara kita disana,” ujar Ustadz Abu Jibriel.
Sekjen Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Bachtiar Nasir dalam orasinya mengungkapkan bahwa peristiwa Suriah sejalan dengan Nubuwwah perang akhir Zaman yang disampaikan Rasulullah SAW. Di Suriah merupakan pertempuran antara tentara Al Haq dengan tentara Al Bathil.
“Perang di Suriah menjadi tanda almalhamah kubro (perang besar akhir zaman), di Suriah menjadi penjelas siapa yang beriman kepada Allah dan bukan,” katanya.
Ia juga sempat menceritakan kekagumannya terhadap seorang Mujahid di Suriah berusia 70 tahun, tapi semangatnya melebihi orang-orang usia di bawahnya.
Ia bak sahabat Nabi bernama Abu Ubaidah Ibnu Jarroh yang merindukan syahid, sehingga menolak posisi jabatan, lantaran lebih suka berada dalam medan tempur di Jalan Allah.
“Apakah siap yang hadir di sini untuk berjihad ke Suriah?!” tanya Direktur Arrahman Quranic Learnig (AQL) Center ini. “Siap!” seru hadirin. “Allahu Akbar!”
Ustadz Farid Ahmad Okbah, menyerukan pula kepada umat Islam agar memulai jihad dengan harta. Karena jihad dengan harta adalah jihad yang paling mudah. Setelah jihad dengan harta, maka kita akan berjihad dengan jiwa. Al Qur’an pun memulai ayatnya dengan mengajak berjihad harta terlebih dahulu sebelum jihad dengan jiwa.
“Kalau jihad dengan harta saja tidak mampu, maka seseorang tidak akan mampu berjihad dengan jiwanya,” tutur Pimpinan Islamic Center, Al Islam, Bekasi ini.
Jika jihad harta telah dilalui, anggota Dewan pakar MIUMI ini, turut menghimbau kepada umat Islam untuk mempertaruhkan nyawanya untuk berangkat ke Suriah membantu kaum Muslimin di sana jika telah mampu.Walaupun, menurutnya kondisi terakhir agak sulit masuk ke dalam Suriah.
“Negara-negara yang berbatasan dengan Suriah masih sulit membuka akses bagi mujahidin,” ucap Ustadz Farid.
Ia juga sempat mengingatkan, agar kaum Muslimin waspada terhadap akar tragedi suriah yaitu ideologi Syiah yang benci terhadap kaum Muslimin. Dimana, Presiden Bashar Assad dan kroninya yang menganut Syiah Nushairiyah, bertambah kejam setelah mendapat suntikan ideologi Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah yang dianut Iran. Seperti diketahui, Iran adalah negara pendukung utama rezim Assad di Suriah. Jangan sampai hal itu juga terjadi di Indonesia.
“Perkembangan Syiah di Indonesia sangat kuat, jangan sampai kita mengalami nasib serupa dengan saudara kita di Suriah,” kata Ustadz Farid mewanti-wanti.
Sementara itu, Ketua KISPA, Ustadz Ferry Nur mengatakan, Suriah atau yang dahulu dikenal dengan negeri Syam, negeri yang selalu dikunjungi para Nabi dan Rasul, termasuk ulama besar seperti Imam Nawawi. Kini telah diporak-porandakan oleh Rezim Basyar Asad,
“Bukan hanya orang tua yang dibantai, banyak anak-anak yang tidak berdosa pun ikut dibunuh dengan keji. Sudah hampir dua tahun, muslim Suriah dibantai oleh rezim tersebut. Kezaliman itu betul-betul nyata,” ujarnya.
“Di satu sisi, apa yang terjadi di Suriah hari ini adalah ujian bagi kaum muslimin yang berada di belahan dunia lain. Apakah kita peduli atau diam seribu bahasa. Umat Islam yang tidak peduli dengan penderitaan Muslim Suriah bukanlah umat Nabi Muhammad Saw!” tegas Ust Ferry.
Tambahnya penderitaan, yang dialami kaum Muslimin atas tragedi Suriah ini, berdampak besar pula bagi orang-orang Palestina yang mengungsi di Suriah, kini mereka harus mengungsi lagi ke negara-negara tetangga, seperti Turki, Lebanon, Jordan, Saudi, Mesir dan sebagainya. Untuk itu KISPA menurutnya turut ambil bagian untuk membantu saudara Muslim Palestina yang kini terpaksa mengungsi ke negara lain. Perlu diketahui, saat ini Suriah tengah memasuki musim dingin yang akan lebih menyulitkan mereka.
“Jadi bohong, kalau dikatakan zionis membantu pejuang Muslim Suriah, termasuk membantu orang-orag Palestina di sana, buktinya pengungsi Palestina yang ada di Suriah pun tak luput dari kekejaman, sehingga harus mengungsi lagi ke negara lain,” tukas Ustadz Ferry.
Dalam catatan KISPA, ada 526 orang Palestina yang gugur di Suriah. Ustadz Ferry Nur mengimbau kepada umat Islam Indonesia untuk mendoakan saudara-saudara Muslim yang tertindas, bukan hanya di Suriah, tapi juga di Palestina, di Irak, Rohingya, dan setiap negeri.
“Doa adalah senjata orang beriman, jadi jangan remehkan peran doa untuk membantu saudara-saudara kita yang tertindas” tegas Ustadz Ferry Nur yang kemudian mengajak hadirin untuk berdoa bagi Palestina dan Suriah. Allahummanshuril Ikhwanana fie kulli makan wa fie kulli zaman. Amien. (bilal/arrahmah.com)