RAMALLAH (Arrahmah.com) – Presiden Austria Alexander Van der Bellen pada Selasa (5/2/2019) mengatakan bahwa negaranya tidak akan mengikuti jejak Washington dengan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Sebagaimana dilansir Anadolu Agency, dalam sebuah konferensi pers yang digelar di Ramallah bersama Mahmoud Abbas, Van der Bellen menegaskan, “Kami tidak akan mengambil langkah serupa dalam hal ini, karena negara kita terikat pada kebijakan UE vis-à-vis Palestina.”
Van der Bellen juga mengkritik keputusan administrasi AS tahun lalu yang berisi pengurangan dana untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
“Kami mendukung negosiasi dua negara untuk menemukan solusi dalam permasalahan Palestina,” katanya, dia menggambarkan bahwa hubungan Austria dengan Palestina cukup “dekat”.
Tahun lalu, Presiden AS Donald Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota “Israel” dan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pemerintahan Palestina merespons dengan menolak peran mediasi apa pun yang dilakukan AS dalam proses perdamaian Timur Tengah.
Yerusalem tetap menjadi pusat dari konflik Timur Tengah yang telah berlangsung puluhan tahun. Penduduk Palestina tetap berharap bahwa suatu hari nanti Yerusalem menjadi ibu kota negara Palestina merdeka. (Rafa/arrahmah.com)