ALEPPO (Arrahmah.com) – Warga sipil yang terperangkap di Aleppo yang dikepung oleh rezim Asad membuat permohonan bantuan mendesak, saat pesawat tempur rezim Asad dan Rusia menyerang lingkungan mereka, membunuh perempuan dan anak-anak mereka, menargetkan tim penyelamat mereka, menghancurkan bangunan mereka dan menyebabkan mereka tanpa akses ke air minum yang aman.
Pengeboman sengit yang dlancarkan oleh pesawat tempur rezim Asad dan Rusia pada rabu (28/9/2016) menyebabkan 14 warga sipil tewas dan lebih dari 40 orang terluka; 7 orang tewas di sebuah antrian roti di lingkungan al-Ma’adi, 1 oang tewas di al-ballat, 1 orang tewas di al-Aryan, 2 orang tewas di al-Mansora dan yang lainnya di pedesaan Aleppo, menurut koresponden Orient News.
“Kami berusaha untuk membantu yang terluka, mereka yang selamat, tapi situasinya begitu dahsyat. kehancuran dan kematian, di mana-mana di sekitar kita. Tampaknya bahwa Rusia dan rezim telah diberi lampu hijau untuk membantai kita semua. Seakan kelaparan yang diderita oleh orang-orang di sini tidak cukup bagi mereka, dan sekarang mereka melakukan pembunuhan massal,” kata salah satu warga sipil.
“Kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkan penderitaan kami,” kata warga sipil yang lain sambil berdiri di dekat salah satu bangunan yang runtuh.
“Pesawat-pesawat tempur Rusia mulai menggunakan bom jenis baru, bom penghancur bunker, yang mampu menembus benteng. Bom ini digunakan dalam perang konvensional antara sesama tentara, bukan di lingkungan sipil,” kata seorang pakar militer kepada Orient Net.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan bahwa dia tercengang dengan eskalasi militer yang mengerikan ini dan memperingatkan bahwa penggunaan bom penghancur bunker dan amunisi canggih lainnya terhadap warga sipil merupakan kejahatan perang.
“Merampas hak anak-anak untuk mendapatkan air yang aman menempatkan mereka pada risiko wabah bencana penyakit yang ditularkan melalui air kotor,” kata Hanaa Singer, perwakilan UNICEF di Suriah, dalam sebuah pernyataan yang dirilis baru-baru ini.
“Kami mendesak semua orang-orang di seluruh dunia, tolong, kami mohon kepada Anda, datanglah untuk membantu kami, selamatkan kami,” kata salah satu warga.
Pasca serangan udara rezim Asad di dua rumah sakit di Aleppo pada hari Rabu, koresponden Al Jazeera Inggris James Bays bertanya kepada Bashar Ja’afari, duta rezim Asad untuk PBB, “Apakah Anda mengebom rumah sakit di Aleppo?” Al-Jaafari tertawa mengejek mendengar pertanyaan itu tanpa memberikan jawaban apapun.
Pengamat menafsirkan bahwa respon tersebut sebagai lampu hijau yang diberikan kepada rezim Asad oleh masyarakat internasional untuk mengebom dan menghancurkan Aleppo tanpa takut harus dimintai pertanggungjawaban.
(ameera/arrahmah/com)