TIRANA (Arrahmah.id) – Albania telah mengalami serangan siber baru, kementerian dalam negeri negara itu mengatakan pada Sabtu (10/9/2022), menyalahkan Iran yang juga dituduh Tirana atas serangan sebelumnya terhadap sistem digitalnya.
“Sistem komputer kepolisian nasional diserang pada Jumat oleh serangan siber yang, menurut informasi awal, dilakukan oleh aktor yang sama yang pada Juli, menyerang sistem layanan publik dan pemerintah negara itu,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP.
Albania menyalahkan Iran atas serangan Juli dan pada Rabu memutuskan hubungan diplomatik atas insiden itu.
Kedua negara telah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun, sejak negara Balkan mulai menampung anggota oposisi Mujahidin Iran, atau Mujahidin-e-Khalq (MEK), di tanahnya.
Perdana Menteri Edi Rama pada Rabu menuduh Iran mengarahkan serangan siber terhadap lembaga-lembaga Albania pada 15 Juli dalam upaya untuk “melumpuhkan layanan publik dan meretas data dan komunikasi elektronik dari sistem pemerintah.”
Ini adalah pertama kalinya Tirana berbicara tentang dugaan serangan itu.
“Dewan Menteri telah memutuskan pemutusan hubungan diplomatik dengan Republik Islam Iran dengan segera,” kata Rama.
“Serangan tersebut gagal mencapai tujuannya. Kerusakan dapat dianggap minimal dibandingkan dengan tujuan penyerang. Semua sistem kembali beroperasi penuh dan tidak ada penghapusan data yang tidak dapat diubah.”
Perdana menteri melanjutkan dengan mengatakan bahwa diplomat Iran dan staf kedutaan memiliki waktu 24 jam untuk meninggalkan negara itu.
Iran menolak tuduhan berada di balik serangan siber dan menyebut keputusan Albania untuk memutuskan hubungan diplomatik sebagai “tindakan yang tidak dipertimbangkan dengan baik dan picik.” (haninmazaya/arrahmah.id)