TEL AVIV (Arrahmah.com) – Brigade Givati Elit dalam militer “Israel” telah berusaha untuk mengetahui alasan mengapa tiga tentara yang terlibat dalam agresi “Israel” di Gaza baru-baru ini melakukan bunuh diri. Pihak militer “Israel” telah mencoba untuk menyelidiki dampak agresi “Israel” di Gaza terhadap tentara “Israel” dan di seluruh personel militer, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Kamis (2/9/2014).
Situs Mako, yang merupakan bagian dari Channel 2 “Israel”, telah mengutip dari keluarga salah satu tentara yang bunuh diri yang mengatakan bahwa putra mereka merasa menderita sebagai akibat dari adegan pembunuhan dan penghancuran di Jalur Gaza dan ia tidak tahan dengan pemandangan mayat anak-anak yang dia lihat di jalan-jalan “. Ia menambahkan bahwa ia menderita tekanan batin yang sulit, sehingga ia memutuskan untuk melakukan bunuh diri.
Keluarga itu memuntut militer “Israel” bertanggung jawab atas insiden bunuh diri di kalangan tentara. Keluarga itu mengatakan: “Militer bisa mencegah insiden ini. Militer yang bertanggung jawab..”
Seorang tentara dari Brigade Givati berkata: “Saya melihat banyak mayat di bagian depan dan banyak terjadi kekejaman. Para pemuda ini yang datang ke tempat-tempat ini melewati pengalaman yang sangat buruk.”
Dia meminta kepada pihak militer “Israel” untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terulangnya insiden tersebut di masa depan.
Pihak militer “Israel” sedang mencoba untuk mencegah terjadinya aksi bunuh diri di kalangan anggota tentaranya dengan melakukan program kesehatan jiwa. Pihak militer telah mengirimkan pesan telepon kepada tentara reguler dan cadangan yang ikut dalam perang di Gaza dan mengajurkan kepada mereka untuk menerima perawatan psikiatris.
Website Mako mengatakan bahwa pihak militer “Israel” telah menjadikan upaya pencegahan bunuh diri di kalangan tentara sebagai prioritas utama.
Di sisi lain, media Palestina mengatakan bahwa penyebab yang mendorong tiga tentara “Israel” melakukan aksi bunuh diri tidak hanya karena mereka melihat adegan pembunuhan dan kerusakan akibat agresi “Israel” akan tetapi karena para tentara itu digunakan untuk membunuh warga sipil tak bersenjata dan melihat bagian tubuh korban anak yang tidak berdosa.
Beberapa warga Palestina mengatakan bahwa kengerian yang dialami oleh para prajurit elit dalam tentara “Israel” setelah menyerang Gaza dan dampak dari terowongan yang digunakan oleh para pejuang terhadap mereka merupakan hal yang mendorong mereka untuk melakukan bunuh diri.
Pada Selasa (30/9), Yedioth Ahronoth mengungkapkan bahwa tiga tentara “Israel” yang mengambil bagian dalam “Operasi Pelindung Ujung” terhadap Jalur Gaza melakukan bunuh diri. Laporan ini menjelaskan bahwa kepemimpinan militer pendudukan sedang memeriksa kemungkinan bahwa para prajurit melakukan bunuh diri karena pengalaman mereka selama perang dan karena mereka telah memiliki pengalaman yang sulit. Lebih lanjut laporan itu menjelaskan bahwa para tentara itu ditemukan dengan senjata pribadi mereka di samping mayat mereka.
Situs Hebrew Walla mengatakan: “Meskipun perang telah berakhir, pertempuran lain telah dimulai, dan itu adalah pertempuran untuk merehabilitasi para tentara dan pemulihan luka yang mungkin menyertai mereka selama sisa hidup mereka.”
(ameera/arrahmah.com)