KAIRO (Arrahmah.com) – Pemimpin rezim Mesir mengatakan bahwa kritik terhadap pemerintahannya berkontribusi terhadap upaya untuk menjatuhkan negara, mengatakan rakyat Mesir tidak boleh mendengarkan siapa pun kecuali dirinya.
Pada Rabu (24/2/2016), Abdel Fattah Al-Sisi yang tidak menyebutkan secara spesifik siapa yang dimaksud dalam pidatonya yang disiarkan secara langsung, mengatakan bahwa ia akan menghapus dari muka bumi siapa pun yang merencanakan untuk “menjatuhkan negara”.
Rezim pimpinan Al-Sisi menghadapi gelombang kritikan dalam beberapa pekan terakhir atas tuduhan kebrutalan polisi dan pelanggaran hak-hak lainnya serta penanganan ekonomi, lansir Al Jazeera.
“Obat”
Al-Sisi mengklaim bahwa ia mengetahui “obat” untuk masalah Mesir.
“Tolong jangan dengarkan orang lain kecuali saya. Saya sangat serius,” ujarnya dengan nada marah.
“Hati-hati, tidak seorang pun bisa menyalahgunakan kesabaran saya untuk menjatuhkan negara,” klaimnya.
“Saya bersumpah demi nama Tuhan bahwa siapa pun yang mendekati itu, saya akan menghapus dia dari muka bumi. Saya mengatakan ini saat seluruh Mesir mendengarkan. Apa yang Anda pikir Anda lakukan? Siapa Anda?”
Al-Sisi pada Juli 2013 memimpin kudeta militer yang menggulingkan presiden terpilih Muhammad Mursi dari kekuasaan. Kemudian ia terpilih sebagai presiden setahun kemudian, memenangkan suara dengan telak.
Namun kritikus mengatakan ia telah membuat banyak perbedaan dari pemerintahan sebelumnya, khususnya mengenai kebebasan berekspresi.
Kebrutalan polisi
Kelompok-kelompok HAM telah membandingkan pemerintahannya dengan pemerintahan Hosni “Mubarak” yang digulingkan dalam pemberontakan rakyat pada 2011.
Rezim Mesir saat ini telah memenjarakan ribuan orang yang dituduh mendukung Ikhwanul Muslimin, kelompok Islam yang saat ini dilarang di Mesir.
Aktivis HAM telah mendokumentasikan kembalinya penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan dan pembunuhan.
Sisi mengklaim bahwa masih sangat awal untuk “praktek demokrasi yang terbuka seperti mengkritik dan mendorong (pejabar) keluar dari kantor”.
Pidato Sisi tersebut berdurasi 120 menit, sejauh ini merupakan yang terpanjang sejak ia duduk di kursi kekuasaan pada bulan Juni 2014 yang mengungkapkan ancaman yang dihadapi Mesir. (haninmazaya/arrahmah.com)