KAIRO (Arrahmah.com) – Abdel Fattah Al-sisi pada Kamis (20/11/2014) mendesak Amerika Serikat dan negara-negara Eropa untuk membantu tentara Libya dalam memerangi pejuang Islam dengan dalih untuk “menyelamatkan” Libya.
Sisi mengatakan ada bahaya Libya akan jatuh ke dalam konflik di mana kedua pemerintah bersaing untuk legitimasi, satu di Tripoli terkait dengan “militan” Islam dan pemerintah yang diakui secara internasional di wilayah timur Libya, kota
Tobruk, seperti dilaporkan Reuters.
Pemimpin Mesir yang dipilih setelah melancarkan kudeta militer ini mengatakan “militan” dari Libya melintasi perbatasan untuk membantu kelompok di Semenanjung Sinai dalam melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan Mesir.
“Ketika kita berurusan dengan ‘terorisme’ hanya di Irak dan Suriah, Libya akan mulai menjadi daerah yang menarik yang mempengaruhi Libya dan tetanga-tetangganya. Kita akan membutuhkan langkah-langkah yang sama seperti di Irak dan Suriah yang akan diambil di Libya,” klaim Sisi dalam sebuah wawancara dengan France 24.
“Masyarakat internasional (AS dan Eropa) harus membantu tentara Libya untuk meraih kembali posisi mereka dan memerangi ‘terorisme’ di Libya untuk memulihkan keamanan dan stabilitas,” lanjutnya.
Sisi menegaskan bahwa Mesir mendukung tentara Libya namun mengatakan telah menahan diri dari intervensi langsung.
“Jika kami melakukan intervensi langsung, saya tidak akan ragu untuk mengumumkannya. Tapi semua yang telah kami lakukan selama ini adalah untuk membantu tentara Libya, parlemen Libya dan pemerintah Libya,” ungkapnya mengklaim.
Mesir melatih pasukan anti-Islam Libya di wilayahnya dan berbagi informasi intelijen dalam upaya untuk membasi pejuang-pejuang Islam di perbatasan. (haninmazaya/arrahmah.com)