KAIRO (Arrahmah.com) – Presiden junta militer Mesir dan Sudan telah sepakat untuk mendukung militer Libya dalam memerangi “militan” Islam di negara itu setelah pembicaraan selama dua hari di Kairo.
Abdel Fattah al-Sisi dan Omar al-Bashir setuju untuk mengkoordinasikan berbagai upaya untuk “stabilitas” Libya dengan mendukung lembaga-lembaga negara khususnya angkatan bersenjata, lansir Al Jazeera pada Ahad (19/10/2014).
Konflik di Libya menjadi salah satu perhatian kebijakan luar negeri Mesir menyusul serangan lintas perbatasan oleh para pejuang yang mengontrol bagian timur negara termasuk kota yang kaya akan minyak, Benghazi.
Sementara itu, pemerintah baru Libya menuduh Sudan mempersenjatai “kelompok teroris” yang beroperasi di Libya, tuduhan yang dibantah oleh Sudan.
Ini adalah pertama kalinya Bashir ke Mesir sejak al-Sisi menjabat sebagai presiden Mesir setelah menggulingkan kekuasaan Mursi melalui kudeta militer pada Juli 2013 silam. Bashir disebut-sebut sebagai sekutu dekat Mursi dan partainya, Ikhwanul Muslimin.
Meskipun menyatakan pertemuan kedua pemimpin tersebut sebagai hal positif, Hamad Omar Hawi, profesor ilmu politik di Universitas Khartoum Utara mengesampingkan kemungkinan aliansi strategis antara pemerintah Sudan dengan Mesir karena adanya “perbedaan ideologis”. (haninmazaya/arrahmah.com)