MOGADISHU (Arrahmah.com) – Al-Shabab Somalia mengatakan pihaknya akan menyerang ibukota Burundi dan Uganda dalam rangka membalas serangan roket oleh pasukan penjaga perdamaian dari kedua negara.
Ancaman tersebut mengikuti pembunuhan sedikitnya 30 orang di Mogadishu oleh AMISOM (pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika) yang saat itu terdiri Uganda dan Burundi pada hari Kamis (22/10).
Berbicara pada hari Kamis petang, Syekh Ali Mohamed Hussein, komandan senior al-Shabab, berkata: “Kami akan membuat mereka menangis. Kami akan menyerang Bujumbura dan Kampala … Kami akan memindahkan pertempuran ke kedua kota ini dan kami akan menghancurkan mereka.”
Burundi dan Uganda masing-masing telah menyumbangkan 2.500 pasukan penjaga perdamaian untuk AMISOM.
Saksi mata mengatakan AMISOM menembakkan sedikitnya 35 roket ke daerah pasar Bakara di ibukota pada Kamis setelah para pejuang al-Shabab meluncurkan rudal ke arah pesawat Sharif Sheikh Ahmed, presiden Somalia, saat dia meninggalkan bandara untuk sebuah pertemuan di Uganda.
AMISOM Menyangkal
Pada Jumat (23/10) Mayor Barigye Ba-hoku, juru bicara AMISOM di Mogadishu, membantah bahwa tentaranya telah menembakkan artileri dan menyalahkan Al Shabab atas kematian warga sipil yang terjadi sehari sebelumnya.
“Kami tidak melemparkan amunisi dimana pun … Kami sedang menyelidiki dan pemerintah Somalia pun sedang menyelidikinya juga,” katanya.
“Al-Shabab ingin menarik kami ke dalam peperangan mereka … mereka melempari kami dan kemudian mereka juga menembakkan mortar ke Bakara, dan memberitahu orang-orang di sana itu bahwa AMISOM lah yang membunuh warga sipil. Kami tahu taktik mereka.”
AS menuduh al-Shabab, yang ingin menggulingkan pemerintahan rapuh Sharif Ahmed yang didukung PBB dan menuduh penerapan undang-undang Islam yang diterapkan oleh Al Shabab sebagai pemaksaan dan salah satu bentuk keotoriteran.
Sekitar 19.000 warga sipil telah tewas dalam pertempuran sejak awal tahun 2007, sementara 1,5 juta lainnya telah dipaksa keluar dari rumah mereka.
Bentrokan Kamis kemarin menjadi masalah terberat untuk Mogadishu selama minggu-minggu belakangan ini, dan mereka menggarisbawahi kesulitan yang melemahkan kekuatan 5.000 pasukan penjaga misi Uni Afrika.
Beberapa negara Afrika lainnya telah berkomitmen untuk mengirim pasukan untuk memperkuat AMISOM. (althaf/rtrs/ansr/arrahmah.com)