MOGADISHU (Arrahmah.com) – Sebuah hotel yang disinyalir menjadi lokasi pertemuan pemerintah dan para politisi Somalia di Mogadishu meledak. Korban tewas hingga saat ini telah mencapai 60 orang, Al Jazeera melaporkan pada Selasa (24/8/2010).
Insiden ini muncul setelah Harakah al-Shabaab Mujahidin mendeklarasikan perang besar melawan penjajah dan menyerang barak tentara di beberapa kabupaten di Mogadishu pada hari Senin (23/8).
Setidaknya 29 orang tewas dalam pertempuran antara pasukan pemerintah yang didukung Uni Afrika dan mujahidin al-Shabab.Pertempuran ini sempat mereda semalam sebelum kembali terjadi pada Selasa pagi.
Sheikh Ali Mohamoud Rage, juru bicara al-Shabaab, telah mengatakan pada hari Senin (23/8) bahwa mujahidin tengah memulai pertempuran baru melawan 6.000 pasukan penjajah Uni Afrika yang mendukung pasukan boneka pemerintah.
Pertempuran terjadi beberapa hari setelah ratusan pasukan Uganda mulai tiba di Mogadishu untuk memperkuat pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika yang sudah ada di Somalia saat ini. Pemerintah Uganda mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya bersedia untuk mengirim 1.200 pasukan ke Somalia.
“Pasukan tambahan mulai berdatangan Jumat lalu, mereka diterbangkan ke daerah yang berbeda dan tentu saja mereka akan terus berdatangan,” Wafula Wamunyinyi, wakil wakil khusus AU untuk Somalia, mengatakan pada hari Senin (23/8).
Al-Shabaab, yang selama ini telah memerangi pemerintah Somalia yang didukung PBB sejak awal tahun 2007, baru-baru ini mengaku bertanggung jawab atas serangan bom kembar di Uganda, yang menewaskan lebih dari 70 orang yang sedang menonton Piala Dunia.
Kelompok itu mengatakan bahwa ia akan terus melakukan serangan di Uganda dan Burundi jika negara-negara tersebut menyediakan bantuan militer untuk pasukan AMISOM di Somalia.
Amerika Serikat dan sekutunya mengklaim bahwa al-Shabaab memiliki keterkaitan dengan al-Qaeda dan memasukkannya ke dalam daftar kelompok ‘teroris’. (althaf/arrahmah.com)