FAISALABAD (Arrahmah.id) — Warga muslim Jaranwala, Faisalabad, mengamuk setelah ada dua pemuda Kristen Pakistan merobek-robek Al Quran. Sejumlah bangunan termasuk dua Gereja dan rumah warga Kristen dibakar massa.
Dilansir VOI (16/8/2023), video-video yang telah diunggah di media sosial menunjukkan ratusan orang bersenjata pentungan dan tongkat menyerang Salvation Army Church [Gereja Bala Keselamatan] dan Saint Paul Catholic Church [Gereja Katolik Saint Paul]. Selain itu, massa lainnya menyerang sejumlah rumah.
Mohammed Naved, Inspektur Polisi Provinsi Punjab, mengatakan pihak berwenang telah mencoba untuk mengendalikan massa di Jaranwala, 115 km (71 mil) dari Lahore, Ibu Kota Provinsi Punjab.
“Kami melakukan semua tindakan hukum sebagaimana diperlukan dalam situasi ini,” kata Naved kepada Al Jazeera.
Polisi juga memproses laporan terhadap dua warga Kristen setempat di bawah undang-undang penistaan agama di Pakistan.
Pasukan Paramiliter Ranger telah dikerahkan sehubungan dengan konflik agama dan situasi hukum dan ketertiban yang sensitif di Distrik Tehsil Jaranwala Faisalabad.
Ketegangan pecah setelah robekan halaman-halaman Al Quran ditemukan di dekat koloni Kristen dengan dugaan konten yang menista tertulis di atasnya.
Halaman-halaman Al Quran itu dibawa ke seorang pemimpin agama setempat, yang dilaporkan telah mendesak umat Islam untuk memprotes dan menuntut agar pelakunya ditangkap.
Shahid Mehmood, seorang penduduk Jaranwala yang memiliki toko keliling sekitar 50 meter dari Gereja Bala Keselamatan, mengatakan kepada Al Jazeera; “Saya sampai di toko saya sekitar pukul 10.00 pagi, dan sudah ada ratusan orang berkumpul di luar gereja. Mengingat situasinya, saya memutuskan untuk menutup 10 menit setelah pembukaan.”
Mehmood menambahkan bahwa massa juga berkumpul di sekitar koloni Kristen di dekat gereja.
“Itu kemudian diserang, dan beberapa gereja kecil dirusak,” katanya.
Penistaan agama menjadi masalah sensitif di Pakistan karena tuduhan belaka dapat menyebabkan kekerasan yang meluas. Awal bulan ini, seorang guru tewas di Turbat di provinsi selatan Balochistan setelah dituduh melakukan penistaan agama selama kuliah.
Pada bulan Februari tahun ini, massa yang marah menculik seorang tersangka dari sel penjaranya di distrik pedesaan Nankana dan menghukumnya karena diduga menodai halaman-halaman Al Quran.
Perdana Menteri sementara Pakistan Anwaar-ul-Haq Kakar berjanji “menindak tegas” terhadap mereka yang berada di belakang serangan hari Rabu.
“Semua penegak hukum telah diminta untuk menangkap pelaku dan membawa mereka ke pengadilan. Yakinlah bahwa pemerintah Pakistan mendukung warga negara kita atas dasar kesetaraan,” kata Kakar di X. (hanoum/arrahmah.id)