LONDON (Arrahmah.com) – Hari Rabu (1/5/2013) kemarin merupakan tahun kedua gugurnya Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah oleh serangan pasukan khusus marinir salibis AS di Abottabad, Pakistan. Harian Al-Quds al-Arabi London menurunkan editorial khusus terkait hal itu. Berikut ini terjemahannya.
Al-Qaeda lebih kuat
Mengenang gugurnya pemimpin Al-Qaeda
Hari ini bertepatan dengan peringatan dua tahun terbunuhnya Syaikh Usamah bin Ladin di kota Abottabad, dekat ibukota Pakistan, Islamabad, oleh serangan pasukan khusus marinir AS.
Tanzhim Al-Qaeda yang didirikan oleh Syaikh Usamah pada tahun 1996 M di Afghanistan, sama sekali tidak melemah seperti yang diprediksikan oleh Amerika, baik setelah invasi ke Afghanistan pada Oktober 2001 maupun setelah terbunuhnya pemimpinnya. Bahkan Al-Qaeda semakin kuat, berbahaya dan menyebar luas.
Sebelum peristiwa 11 September 2001, Al-Qaeda hanyalah sebuah organisasi kecil dan sentralistik yang menjadikan Afghanistan sebagai markasnya. Dari Afghanistanlah Al-Qaeda berangkat melakukan operasi-operasi serangannya terhadap target-target Amerika dan Barat. Seperti serangan terhadap Kedutaan Besar Amerika di Nairobi dan Darus Salam, serangan terhadap kapal perang USS Cole di pelabuhan Aden, Yaman Selatan. Atau serangan terbesar dan terpenting Al-Qaeda terhadap gedung kembar WTC di New York.
Sekarang, bentuknya sudah berubah total. Tanzhim Al-Qaeda kini telah tersebar luas di sebagian besar penjuru dunia Islam. Hal itu bukan semata karena ideologi jihad yang telah menarik banyak pemuda Islam yang marah (kepada penjajah Barat, edt), namun juga karena politik Amerika dan Barat yang terus berusaha untuk menghegemoni dunia Islam, atau sebagian kawasan dunia Islam dan pembelaan mereka (AS dan Barat) terhadap pembantaian-pembantaian terus- menerus yang dilakukan Israel di Palestina dan negara-negara tetangga, khususnya Lebanon.
Tanzhim Al-Qaeda saat ini memiliki beberapa markas resmi di Yaman, Irak, Afghanistan, Somalia, Afrika Utara, kawasan pesiri di gurun terbesar Sahara (Afrika Barat, edt). Terakhir di Suriah, direpresentasikan oleh Jabhah Nushrah yang membaiat pemimpin Al-Qaeda, Syaikh Aiman azh-Zhawahiri, tiga pekan yang lalu.
Pemerintah Amerika masih menganggap tanzhim Al-Qaeda sebagai ancaman terbesar bagi keamanan dan stabilitas Amerika. Saat ini Amerika telah menggelontorkan dana puluhan milyar dolar untuk mengambil tindakan-tindakan keamanan dan membangun jaringan intelijen. Amerika berharap bisa lolos dari bahaya Al-Qaeda dan mencegah setiap bentuk serangan balasa apapun yang mungkin akan dilakukan oleh Al-Qaeda untuk membalas terbunuhnya pemimpinnya.
Menarik untuk dicermati, sampai saat ini pemerintah Amerika masih ketakutan kepada laki-laki yang telah mati ini. Terbukti, sampai saat ini Amerika tidak berani merilis foto Syaikh Usamah setelah pembunuhan terhadap Syaikh Usamah. Amerika tidak berani mengungkapkan bagaimana proses pembunuhan terhadapnya. Amerika tidak berani mengungkapkan sebab sebenarnya atas jatuhnya helikopter tempur mereka di depan halaman rumah Syaikh Usamah. Amerika mengklaim terjadi kesalahan teknis pada helikopter tempur itu. Sementara para pakar militer menyatakan tidak mustahil helikopter itu ditembak jatuh oleh Syaikh Usamah dan para pengawalnya.
Banyak pertanyaan sampai saat ini terus terlontar seputar kebenran berita penguburan jenazah Syaikh Usamah di laut dan penguburannya secara islami, serta jenazah beliau bersama jenazah seorang anaknya. Kenapa dimakamkan di laut, tidak di daratan? Bahkan seandainya penguburan itu dilakukan di tempat yang tidak diketahui, seperti penguburan mayat Kolonel Moammar Khadafi, anaknya dan mentri pertahanannya, dengan pengakuan kita bahwa ada perbedaan besar di antara kedua tokoh (Syaikh Usamah dan Moammar Khadafi, edt) ini.
Memang benar pemerintah Amerika telah membunuh kepala tanzhim Al-Qaeda. Namun tubuh tanzhim itu semakin kuat dan otot-ototnya semakin menguat serta mampu untuk menjerumuskan pemerintah Amerika dan pemerintah-pemerintah Barat lainnya ke dalam peperangan berdarah-darah yang menguras jiwa dan materinya. Apa yang saat ini terjadi di Mali, Yaman dan Afghanistan adalah contoh yang paling menonjol.
Barangkali perluasan wilayah dan eksistensi tanzhim Al-Qaeda di Irak dan Suriah merupakan tantangan terbesar bagi pemerintah Amerika. Fokus pikiran yang memusingkan Presiden Barack Obama dan sekutunya PM Israel Benyamin Netanyahu adalah kemungkinan jatuhnya senjata kimia Suriah ke tangan tanzhim Al-Qaeda dan kelompok-kelompok jihad yang bernaung di bawah kemah Al-Qaeda, dan penggunaan senjata tersebut untuk melawan penjajah Israel di Palestina.
Tanzhim Al-Qaeda mirip “dongeng Rahwana”, setiap kali salah satu kepalanya dipotong, maka kepala-kepala yang lain muncul untuk menggantikan posisinya. Oleh karenanya ia akan senantiasa menjadi penghalang yang menakutkan bagi pemerintah Amerika saat ini dan pemerintahan Amerika pada masa mendatang selama Amerika masih memegang teguh siasatnya sendiri yang menyebabkan eksistensi dan kenaikan (hegemoni) Amerika.
Al-Quds al-Arabi
Rabu, 1 Mei 2013 M
(muhibalmajdi/arrahmah.com)