Al-Qiyadah al Islamiyah, aliran sesat yang mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir akhirrya berganti dengan “baju baru”.
Al-Qiyadah al Islamiyah, aliran yang divonis sesat oleh MUI berganti nama menjadi Wahdatul Ummah. Wahdatul Ummah sebuah organisasi dakwah dan sosial keagamaan yang bernaung di bawah ormas Front Persatuan Nasional (FPN). Demikian dikatakan Ketua Umum FPN, K.H Agus Miftah kepada koresponden Hidayatullah lewat sambungan telepon, Senin (3/12).
Peresmian dan pelantikan pengurus Wahdatul Ummah rencananya akan dilangsungkan pada 10 Desember 2007, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Ahmad Mushaddeq, mantan pimpinan Al-Qiyadah rencananya akan dilantik sebagai ketua umum WU.
“Tapi karena Ahmad Mushaddeq masih ditahan di Mabes Polri, pelantikan akan dilakukan secara in absentia. Dia akan diwakilkan oleh wakilnya, Ahmad Mudzakkir, “ ujar Agus yang turut mendampingi acara “pertaubatan” Mushaddeq di Mabes Polri awal bulan lalu.
Agus menambahkan, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono juga dijadwalkan hadir pada acara ini.
Saat ditanya alasannya menampung para eks Al-Qiyadah, Agus mengaku menyayangkan potensi mereka. Sejak ditahannya Mushaddeq, para pengikut Al-Qiyadah dibina di Pengajian Tauhid Wahdatul Ummah, yang dipimpin oleh Agus Miftah sendiri. Menurut Agus, di pengajian ini para eks Al-Qiyadah diberikan materi untuk kembali ke pemahaman Islam yang main stream. Soal apakah mereka benar-benar taubat dari pemahaman yang lama, Agus mengaku tidak berhak menjawabnya. Namun demikian, seorang pengikut Al-Qiyadah bernama Sopyan mengaku tidak bergeser sedikitpun dari keyakinannya yang meyakini Mushaddeq sebagai nabi baru.
Pengajian Wahdatul Ummah berlangsung tiap Jumat malam di kediaman Agus Miftah, di Komplek Permata Hijau, Jakarta Selatan, dan diikuti oleh para tokoh dan berbagai pemeluk agama. Laporan pengajian ini bisa diakses di www.persatuan.web.id.
Selain mengadakan pengajian, FPN juga mengadakan acara Dialog Kebangsaan yang rutin dilangsungkan sejak Februari tahun ini di Gedung Manggala Wanabakti. Sebuah acara dialog yang menghadirkan para tokoh nasional, tema yang dibahas seputar demokrasi, kebangsaan, dan sebagainya.
Sumber: Hidayatullah