GAZA (Arrahmah.id) – Sayap bersenjata Hamas, Brigade Izzudidne Al-Qassam, merilis sebuah video pada Sabtu (4/1/2025) tentang seorang sandera “Israel” yang ditahan di Gaza sejak serangan Oktober 2023.
Dalam rekaman video berdurasi tiga setengah menit tanpa tanggal, seorang tentara berusia 19 tahun, Liri Albag, meminta dalam bahasa Ibrani agar pemerintah “Israel” membebaskannya.
Forum Sandera dan Keluarga yang Hilang, sebuah kelompok kampanye untuk keluarga korban penculikan, mengatakan bahwa keluarga Albag belum mengizinkan publikasi video tersebut.
“Kami memohon kepada perdana menteri, para pemimpin dunia dan semua pengambil keputusan: inilah saatnya untuk mengambil keputusan seolah-olah itu adalah anak-anak Anda sendiri di sana,” kata keluarga dalam sebuah pernyataan, lansir AFP.
Albag berusia 18 tahun ketika ia ditangkap oleh pejuang Palestina di pangkalan Nahal Oz di perbatasan Gaza bersama dengan enam wajib militer perempuan lainnya, lima di antaranya masih ditahan.
Hamas dan sekutunya, Jihad Islam, telah merilis sejumlah video sandera “Israel” yang berada dalam tahanan mereka selama hampir 15 bulan pertempuran di Gaza.
Para pejuang perlawanan menyandera 251 sandera selama serangan tahun 2023, di mana 96 di antaranya masih berada di Gaza.
Militer “Israel” mengatakan bahwa 34 di antaranya telah tewas.
Hamas mengatakan pada Jumat bahwa negosiasi tidak langsung dengan “Israel” untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera akan dilanjutkan di Qatar pada malam yang sama. Sejak saat itu tidak ada kabar terbaru.
Mediator Qatar, Mesir dan AS telah terlibat dalam upaya berbulan-bulan yang gagal untuk mengakhiri perang.
Demonstrasi mingguan yang diselenggarakan oleh forum sandera, yang terakhir dijadwalkan di Tel Aviv pada Sabtu, terus menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membuat kesepakatan untuk membebaskan para sandera.
Para pengkritik perdana menteri di “Israel” menuduhnya mengulur-ulur waktu untuk mencapai kesepakatan.
Forum tersebut mengatakan bahwa video terbaru tersebut merupakan “bukti kuat dan tak terbantahkan mengenai urgensi untuk membawa pulang para sandera.”
Pada Kamis, kantor Netanyahu mengatakan bahwa ia telah memberikan wewenang kepada para negosiator “Israel” untuk bergabung dalam putaran terbaru gencatan senjata dan pembicaraan pembebasan sandera di Qatar. (haninmazaya/arrahmah.id)