GAZA (Arrahmah.id) – Sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam, merilis sebuah rekaman video pada Sabtu (5/4) yang menampilkan dua tawanan “Israel” yang berada dalam pengawasan mereka. Video bertajuk Waktu Hampir Habis itu menyoroti kondisi para tawanan dan seruan mereka kepada pemerintah “Israel”.
Dalam video tersebut, kedua tawanan mengungkapkan bahwa mereka sempat terkena serangan udara saat keluar dari terowongan untuk sekadar menghirup udara segar. Mereka menyebut bahwa serangan itu berasal dari militer “Israel” sendiri. “Kami terluka, tapi selamat berkat pertolongan Allah dan para pejuang Al-Qassam yang membawa kami kembali ke dalam terowongan,” ujar salah satu dari mereka.
Keduanya menggambarkan kondisi tempat mereka ditahan sebagai tempat yang tidak aman, tanpa makanan, air, atau selimut. Mereka menyampaikan bahwa para pejuang Hamas bahkan mempertaruhkan nyawa mereka agar para tawanan bisa menghirup udara luar, “sementara tentara kami sendiri justru mengebom kami.”
Melalui rekaman itu, para tawanan memohon agar rakyat “Israel” menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memulangkan mereka dalam keadaan hidup. Mereka juga meminta agar para mantan tawanan yang telah kembali diberikan ruang untuk menceritakan pengalaman dan penderitaan mereka selama ditahan.
Kembalikan kami kepada kehidupan, karena kami di sini seperti orang mati, kata mereka. Jangan percaya narasi pemerintah tentang tekanan terhadap Hamas — karena hasilnya justru kami yang menjadi korban serangan.
Di sisi lain, keluarga para tawanan “Israel” di Gaza menggelar aksi protes di depan markas militer “Israel” di Tel Aviv. Mereka menyatakan kekhawatiran atas nasib para tawanan sejak agresi militer kembali dilancarkan bulan lalu, dan mendesak tercapainya kesepakatan pertukaran tawanan antara pihak “Israel” dan Hamas.
Beberapa kerabat tawanan turut menyampaikan orasi, menyerukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menggunakan pengaruhnya demi menghentikan perang. Mereka juga menuduh Netanyahu telah merusak negara, memecah belah masyarakat, dan mempertaruhkan nyawa para tawanan dan tentara.
(Samirmusa/arrahmah.id)