Bukan hanya mengancam, Brigade Izzuddin Al Qassam, sayap militer Hamas, telah membuktikan, mereka dalam kondisi baik dan siap mempertahankan harga diri umat Islam dan bumi Palestina di Gaza. Bukti itu, alhamdulillah telah mereka lakukan di fase pertama Israel melakukan serangan infantri ke sejumlah wilayah Gaza. Al Qassam berhasil menyadap pembicaraan alat komunikasi tentara kera Zionis Israel. Sebuah peristiwa yang mengingatkan kita tentang perang Israel Libanon di tahun 2006 lalu.
Sebelum ini, Al Qassam menegaskan pasukannya siap menyambut serangan darat pasukan Israel di Gaza. Dan ini terbukti, di hari pertama serangan darat tentara perampok Israel yang telah mengalami kerugian besar. Dalam keterangan pers yang diterima Markaz Filisthin lil Ilam, Al Qassam menyatakan, “Pasukan kami telah berhasil meledakkan bom di lokasi sangat dekat dengan kerumunan tentara Israel, terutama di dekat perbatasan Erez, Beit Hanun. Ledakan kemudian terjadi lagi saat tentara Israel berusaha melakukan aksi penyelamatan hingga meledakkan sebuah tank Israel.”
Dalam keterangan itu, disebutkan juga aksi ledakan bom lainnya di Zaitun, sisi Timur Gaza yang juga mengenai sekumpulan tentara Israel. Juga ledakan di wlayah Athathira, sisi Barat Laut Beit Lahya. Dijelaskan bahwa aksi serangan itu adalah karena , “Para pejuang kami berhasil masuk menyadap komunikasi tentara Israel. Kami juga mengetahui sejumlah laporan yang disampaikan melalui alat komunikasi tentara Zionis, bahwa mereka menderita sedikitnya 5 orang tentara penjarah yang tewas akibat serangan. Pasukan kami telah menyaksikan dengan mata kepala mereka, sejumlah mayat pasukan Zionis yang terkapar dan mengalami luka berat.”
Al Qassam menegaskan kembali bahwa ini adalah aksi pertama pembalasan yang mereka lakukan atas pembantaian terhadap 460 orang warga sipil Gaza oleh Zionis Israel. “Pasukan kami, telah menunggu pasukan Zionis Israel dengan menggenggam batu bara yang panas untuk memberi mereka pelajaran tentang strategi berperang. Hari-hari ke depan akan menjelaskan betapa keputusan menyerang dan masuk ke dalam Gaza adalah keputusan sangat bodoh.” (Prince Muhammad/WIC)