TRIPOLI (Arrahmah.com) – Al-Qaeda terlibat dalam pemberontakan di Libya, juru bicara pemerintah mengatakan, pada Minggu (17/4/2011), mengisyaratkan pada peran seorang “pemimpin organisasi yang sangat dikenal” dalam konflik tersebut.
“Keterlibatan Al-Qaeda dalam konflik di Libya terbukti setiap hari,” kata Musa Ibrahim saat konferensi pers. “Kami percaya sangat berbahaya jika orang-orang semacam ini memiliki kendali atas masa depan negeri ini.”
Ibrahim mengatakan, pemerintahnya telah menerima informasi bahwa “Abdelhakim Al-Hasadi, pemimpin Al-Qaeda yang sangat terkenal, yang memiliki sejarah jihad dan berjuang di banyak negara termasuk Irak dan Afghanistan, telah meninggalkan kota timur Benghazi untuk Misrata.
Hasadi, yang menurut Ibrahim “sangat dikenal badan intelijen di seluruh dunia”, sedang bepergian dalam sebuah kapal Mesir tua, Abdelwahab Al-Shahid, disertai dengan 25 “pejuang yang sangat terlatih”.
“Mereka memperbaiki kapal dan mereka penuh dengan senjata dan gadget komunikasi canggih,” tambahnya.
“Dan sayangnya koalisi (Barat) tahu tentang hal ini, karena mereka mengamati air kita, dan sayangnya mereka siap untuk memungkinkan dikenal Qaeda anggota untuk lulus dari Benghazi ke Misrata,” kata Ibrahim.
Aktivis lain, Ismail Sallabi, anggota Kelompok Jihad Islam di Libya (GICL) dan Al-Qaeda, melatih 200 “fundamentalis” di Benghazi dengan dukungan dari sekitar 20 ahli yang dikirim dari Qatar, klaim Ibrahim.
Abdelmonem Al-Madhuni, yang katanya pernah menjadi anggota Al-Qaeda sejak 1980-an, baru-baru ini dibunuh karena ia berjuang bersama pemberontak di dekat terminal minyak di Brega.
Madhuni sangat diinginkan oleh Interpol dan Amerika Serikat, katanya.
Seorang juru bicara pemberontak mengatakan bahwa rezim Gaddafi memeranginya bulan lalu untuk mengecilkan tuduhan yang diberikan oleh seorang komandan NATO bahwa kemungkinan besar ada pejuang Al-Qaeda dalam barisan mereka.
Top komandan NATO dan AS, Laksamana James Stavridis, telah mengatakan sebelumnya bahwa aliansi itu mencoba untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari para pemberontak yang telah maju dengan bantuan serangan udara yang dipimpin koalisi Barat.
“Kami telah melihat potensi kecerdasan potensi Al-Qaeda, Hizbullah Kami telah melihat hal yang berbeda,” katanya, merujuk ke jaringan global jihad Osama Bin Laden dan milisi Syiah Lebanon Muslim. (althaf/arrahmah.com)