(Arrahmah.com) – Media resmi Al-Qaeda, Yayasan Media As-Sahab, telah merilis sebuah video dalam rangka memperingati serangan penuh barokah 11 September 2001 di Gedung WTC, Amerika Serikat.
Pembicara utama dalam video ini adalah seorang ulama senior Al-Qaeda, Syaikh Hussam Abdur Rauf. Permasalahan utama yang dibahas dalam video berdurasi 49 menit 26 detik ini menunjukkan kepada umat tentang keberhasilan Al-Qaeda dalam perang melawan hegemoni Amerika, membongkar kebohongan klaim-klaim Amerika terhadap Al-Qaeda, serta mengkritik berbagai media yang tidak seimbang dalam memberitakan perihal operasi-operasi mujahidin terhadap Amerika.
Selain menyampaikan perkataan Syaikh Hussam, video ini juga menampilkan beberapa pesan dari Syaikh Ayman Azh-Zhawahiri dan Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah.
Berikut isi kandungan video yang dirilis sekitar sebulan lalu ini, yang diterjemahkan oleh Tim Muqawamah Media pada Kamis (16/10/214).
***
DAN SESUNGGUHNYA KITA TELAH MELAKUKAN HAL-HAL YANG MENIMBULKAN AMARAH MEREKA
Oleh: Syaikh Hussam Abdur Rauf – hafizhahullah –
Syaikh Ayman Azh Zhawahiri Hafizhahullah:
“Kepada umat Islam secara umum dan pergerakan jihad secara khusus, terjunlah ke dalam perang media sebagaimana kalian terjun ke dalam perang fisik. Kebutuhan umat ini akan perang media lebih besar daripada kebutuhan umat lain terhadapnya, karena ia lebih cermat terhadap kemungkinan-kemungkinan berbahaya, ia adalah perang yang setiap hari umat hadapi dan terpampang di hadapannya. Perang ini lebih mampu mengabarkan akan karakter musuh yang ganas dan keji, ia lebih mampu menghadapi upaya pencemaran nama baik dan pendustaan, perang ini lebih mengetahui bahwa serangan terhadap umat itu tidaklah dimaksudkan kecuali upaya untuk menyerang Islam dan memberantas syariat, perang ini juga mampu membicarakan kebenaran dan menampakkannya secara lebih lantang, umat telah membayar harga untuk kebebasannya, keterbukaannya dan keberaniannya dengan diusir dan ditawan, dengan ribath dan perang, dengan perpisahan dengan keluarga, tanah air dan harta, dengan kesabaran dalam berperang dan pada saat tertangkap.”
Bacaan Al-Quran oleh Syaikh Umar Abdurrahman – semoga Allah segera membebaskan beliau –:
وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنۡ أَسۡرِ بِعِبَادِيٓ إِنَّكُم مُّتَّبَعُونَ ٥٢ فَأَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ فِي ٱلۡمَدَآئِنِ حَٰشِرِينَ ٥٣ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ لَشِرۡذِمَةٞ قَلِيلُونَ ٥٤ وَإِنَّهُمۡ لَنَا لَغَآئِظُونَ ٥٥ وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَٰذِرُونَ ٥٦
“Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: “Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena Sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli”. Kemudian Fir’aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Fir’aun berkata): “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil, dan Sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, dan Sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga”. [Qs. Asy Syuara’:52-56].
Syaikh Hussam Abdur Rauf:
Segala puji bagi Allah dan cukuplah pujian itu bagi-Nya, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi-Nya yang terpilih, kepada keluarga, para sahabat dan siapa saja yang diberikan petunjuk, amma ba’du:
Pada ulang tahun ketiga dari kesyahidan Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah ini, serangan media massa terhadap Jamaah Qaidatul Jihad terus mengalir deras, Media massa ingin membuktikan bahwa Jamaah Qaidatul Jihad sedang menuju kehancurannya dan kepemimpinan pusatnya telah kehilangan kekuasaan atas cabang-cabangnya, serta pemberitaan-pemberitaan lainnya yang dimuntahkan oleh corong-corong surat kabar dan kantor-kantor berita yang sengaja menciptakan kebohongan dan rekayasa terhadap para mujahidin yang ikhlash. Itu semua adalah upaya dari mereka untuk menyesatkan opini umum dunia Islam dan internasional sehingga mereka tidak mengetahui fakta yang berimbang mengenai jamaah-jamaah tersebut, mengenai situasi terkini dari medan jihad, dan mengenai banyak negara-negara Arab dan Afrika yang mengindikasikan adanya perkembangan pesat dari pergerakan-pergerakan jihad, sehingga seolah-olah masyarakat tidak mendengar dan menyaksikan, mereka seperti terkena penyakit hilang ingatan!!
Ketika Kementrian Luar Negeri Amerika membacakan keputusan internasional tahunannya, ia berkomentar terkait isu terorisme dengan mengatakan bahwa “struktur sentral Al-Qaeda di bawah pimpinan Ayman Azh Zhawahiri menyusut secara drastis” berkat usaha antar negara dan ia telah kehilangan banyak komandan besarnya. Namun di dalam pernyataan itu Kemenlu AS juga melakukan koreksi dengan mengatakan bahwa: “situasi yang tidak stabil dan lemahnya pemerintahan di timur tengah dan Utara Afrika memberikan kesempatan kepada Al-Qaeda dan kelompok-kelompok yang memiliki pemikiran yang sama untuk melebarkan sayapnya dengan memperluas dan memperdalam operasi-operasinya di Yaman, Suriah, Iraq, Utara Afrika dan Somalia”.
Bagaimana bisa perkembangan jamaah menyusut dengan drastis dan mayoritas komandan besarnya menghilang, sedangkan pada waktu yang sama ia berhasil melebarkan kekuasaannya secara horizontal dan membuka front-front pertempuran baru yang dijalankan oleh pihak-pihak yang berafiliasi kepadanya? Padahal cabang-cabang baru ini membutuhkan sejumlah komandan-komandan besar, serta membutuhkan komunikasi dan saling terhubung dengannya secara berkesinambungan untuk melakukan koordinasi, konsultasi, memberi pasokan dan lain sebagainya.
Pada saat yang sama kami mendapati bahwa keputusan-keputusan khusus Amerika masih didasarkan pada keyakinan bahwa Al-Qaeda merupakan ancaman terbesar bagi teritorial Amerika Serikat dan kepertingan-kepentingannya di luar negeri, dengan alasan bahwa Al-Qaeda telah membuktikan kemampuannya dalam beradaptasi dan menyesuaikan diri, melanggengkan hasratnya untuk menyerang wilayah Amerika Serikat dan kepentingan-kepentingannya di luar negeri, dan realita bahwa ideologi Al-Qaeda terus tersebar di berbagai tempat di seluruh dunia termasuk Amerika Serikat sendiri.
Laporan dari Katherine Zimmerman:
Pengamat bidang strategi Amerika, Katherine Zimmerman menegaskan di dalam pendahuluan dari laporannya yang berjudul: “The Al Qaeda Network: A New Framework For Defining The Enemy” (Jaringan Al-Qaeda: Sebuah Kerangka Baru Untuk Mendefinisikan Musuh) yang dirilis pada bulan September 2013, bahwa Al-Qaeda adalah musuh yang paling mematikan dan efektif dalam melawan Amerika Serikat sejak ia mengakhiri Perang Vietnam. Seluruh indikator menunjukkan bahwa kelompok ini bertekad untuk melanjutkan upayanya untuk memerangi Amerika, meskipun pemerintah Amerika melakukan beberapa perubahan sederhana terhadap strategi mereka yang berkaitan dengan kontra terorisme, meskipun Amerika menginvestasikan modalnya dalam bidang politik dan militer, namun itu tetap tidak membawa perubahan signifikan dalam memerangi Al-Qaeda sejak 12 tahun silam, karena Amerika Serikat belum mencapai tujuannya untuk melucuti Al-Qaeda dan memastikan bahwa organisasi ini beserta para pengikutnya tidak berhasil dalam melancarkan serangan yang sukses terhadap orang-orang Amerika pada kesempatan lain.
Di dalam sub judul: “Defining the al Qaeda Network Today” (Mendefinisikan Jaringan Al-Qaeda Pada Hari Ini), si penyusun laporan menegaskan bahwa “Jaringan Al-Qaeda internasional itu jauh lebih luas dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang dinyatakan memiliki keterkaitan dengan organisasi tersebut, dan bahwa jaringan ini telah bertambah kompleks, erat, dan lebih mampu beradaptasi dengan berbagai tekanan agar tatap mampu melanjutkan operasi. Struktur dan kemampuannya untuk menyatu dengan keadaan menjadikan jaringan sangat fleksibel, sehingga membatasi kemampuan pihak lain – seperti Amerika Serikat – untuk mengalahkannya”.
Dalam kesimpulannya, penyusun laporan ini menekankan bahwa “Jaringan Al-Qaeda mampu beradaptasi dan sangat kompleks serta fleksibel” dan ia “pada hari ini menikmati struktur yang terorganisir dan formal yang dipimpin oleh jamaah pusat yang memberikan arahan umum”. Sang penulis juga memberikan sinyalemen mengenai kepemimpinan umum Al-Qaeda dengan menyatakan, “bahkan meskipun jaringan sedang mengarah kepada desentralisasi (lebih bersifat otonomi – red.) secara sedikit demi sedikit, namun kelompok inti masih merupakan pihak yang mengatur jaringan Al-Qaeda. Desentralisasi jaringan Al-Qaeda tidak menyebabkan ia lemah, bahkan sebaliknya, hubungan yang terbangun antara cabang-cabang mungkin dapat meningkatkan fleksibilitas jaringan secara lebih luas. Hubungan ini juga dapat menjamin kelangsungan hidup Al-Qaeda bahkan jika kelompok inti dikalahkan sepenuhnya. Afiliasi Al-Qaeda telah berevolusi dan sekarang mengancam Amerika Serikat sebanyak (jika tidak lebih dari) ancaman dari kelompok inti; karena itu ia tidak bisa lagi diabaikan atau dianggap enteng hanya karena ia adalah kelompok-kelompok lokal yang diberikan wewenang untuk menggunakan nama Al-Qaeda”.
Belum lagi “dukungan dari kelompok-kelompok mitra terhadap usaha kelompok inti dan cabang-cabang yang juga menjadi ancaman di sisi lain terhadap orang-orang Amerika atau kepentingan-kepentingan Amerika”. “Kenyataannya adalah bahwa meskipun Al-Qaeda telah menghadapi perang secara langsung dan tidak langsung lebih dari satu dekade, ia masih terus menjadi ancaman bagi Amerika Serikat dan kepentingan-kepentingannya”.
Ali Yunus, pengamat politik dari Amerika:
“Menurut kacamata Amerika, memang benar bahwa Al-Qaeda terus dikejar-kejar, benar bahwa ia tidak memiliki eksistensi yang besar di Afghanistan atau di wilayah manapun di seluruh dunia. Akan tetapi ia eksis dalam wujud ideologi, dan ideologi ini mampu menginspirasi banyak orang, tak peduli walaupun itu di Amerika atau di negara manapun di seluruh dunia. Orang-orang ini akan terinspirasi untuk melakukan operasi terorisme melawan kepentingan-kepentingan Amerika, kepentingan-kepentingan barat dan juga kepentingan-kepentingan pemerintah Arab. Dari sini saya tidak lagi akan memprediksi bahwa perang ini akan segera berakhir selama ideologi dan politik dari organisasi-organisasi ini masih terus eksis. Dari titik ini tampaknya mulai ada kesepakatan bahwa perang ini akan terus berlanjut dalam waktu yang lama berdasarkan fakta bahwa terorisme itu sendiri adalah alat kekerasan dan alat militer untuk mencapai tujuan politik yang paling utama dan alasan-alasan ideologis serta agama menurut kacamata organisasi-organisasi ini. Selama tujuan-tujuan ini masih terus eksis, maka selama itulah perang ini akan terus ada untuk melawan mereka menurut sudut pandang Amerika.”
Syaikh Hussam Abdur Rauf:
Amerika mencoba untuk menggambarkan bahwa peperangannya terhadap kaum muslimin itu adalah perang terhadap Jamaah Qaidatul Jihad, kemudian perang ini menjadi terbatas kepada perang melawan segelintir darinya yang ia mengklaim apabila ia berhasil membunuh mereka atau menangkap mereka, maka jamaah pasti akan musnah. Sedangkan apabila jamaah telah musnah maka perang terhadap Amerika pasti usai, dengan logika ini, ia telah menipu rakyatnya dua kali, pertama ketika ia mengklaim bahwa dengan terbunuhnya si fulan atau si fulan, atau dengan dihabisinya sebuah kelompok dan maka permusuhan terhadap Amerika akan hilang, keamanan dalam negerinya akan terjaga, dan kepentingan-kepentingan luar negeri Amerika akan aman, ia berpura-pura lupa dan tidak tahu bahwa yang sebenarnya ia hadapi adalah umat Islam. Sedangkan yang kedua adalah ketika ia mengklaim bahwa Qaidatul Jihad hampir tamat dan pada saat yang sama ia mengatakan dengan berulang-ulang bahwa Qaidatul Jihad adalah anncaman paling berbahaya bagi Amerika Serikat.
Di antara hal yang lucu adalah mereka menyimpulkan bahwa cabang-cabang jamaah menjadi lebih leluasa dan bebas dan kendali pimpinan pusat terhadapnya mulai melemah, itu terbukti dengan cabang-cabang yang ada dapat mengambil langkah yang diperlukan untuk menghadapi situasi-situasi di masing-masing wilayah mereka tanpa harus merujuk kepada pimpinan pusat jamaah!! Apakah masuk akal apabila pimpinan cabang harus meminta persetujuan kepada pimpinan pusat dalam segala hal secara detail? Model seperti ini mungkin sesuai apabila diterapkan oleh rezim totaliter dan organisasi birokrasi, sedangkan pada jamaah-jamaah jihad dan kepemimpinan ala rabbaniyah, maka cukup dengan pengambilan keputusan yang baik oleh para atasan dan komandan, serta dengan cara mengikuti pedoman mereka dan komitmen mereka dengan segenap ketundukan dan kepatuhan dalam hal-hal yang bukan kemaksiatan kepada Allah, serta berusaha untuk meraih target-target yang telah dicanangkan, yang jamaah berusaha untuk menyebarkan dan menerapkannya pada kehidupan nyata masyarakat, serta memastikan bahwa mereka memeriksa keadaan bawahan mereka, berkomitmen dengan amalan yang wajib, dan menjalankan kewajiban amar makruf dan nahi mungkar.
Jamaah Qaidatul Jihad dan amirnya yaitu Syaikh Ayman Hafizhahullah tengah menghadapi gempuran informasi yang deras, baik itu dari pihak resmi yaitu media massa, maupun dari jamaah-jamaah dan lembaga-lembaga yang menjelek-jelekkannya dan merusak pangsa pasar Al-Qaeda, yaitu mereka yang menuduh para pengikut Al-Qaeda sebagai antek dari kekuatan yang tidak mengumumkan perang kecuali untuk melawan Al-Qaeda, terkadang ia dituduh sebagai antek Amerika, terkadang sebagai antek pemerintah presiden Yaman yang telah terguling (Ali Abdullah Shaleh – red.), terkadang dituduh sebagai antek Basyar Al Assad, dan terkadang dituduh sebagai antek Kerajaan keluarga Su’ud.
Dr. Akram Hijazi, Kepala Markaz Al Muraqib Li Ad Dirasaat wa Al Abhats Al Ijtimaiyyah
(Pusat Penelitian di bidang Studi Sosial) Serta anggota kesekretariatan Forum Pemikir Islam
“Akan tetapi faktanya jihad global telah membentengi umat secara militer.”
Pembawa Acara:
“Namun beberapa orang berkata sebaliknya, yaitu Al-Qaeda adalah antek musuh, karena ia memberikan justifikasi kepada Amerika dan barat untuk melakukan invasi ke negara-negara kita.”
Dr. Akram Hijazi:
“Ini adalah justifikasi yang lemah, ini adalah justifikasi yang lemah, kekuatan ini (Al-Qaeda) telah berhasil menghinakan Amerika dan menghinakan serta menjatuhkan Rusia – Uni Soviet –. Jadi inilah hakekat sebenarnya, namun ketika engkau datang dan berkata bahwa Al-Qaeda memberikan justifikasi, maka ini adalah justifikasi yang lemah, karena sebenarnya mereka adalah yang paling tidak mampu menerapkan syariat, bagaimana mereka menuduh Al-Qaeda sebagai antek Amerika atau memberikan justifikasi kepada Amerika untuk melakukan invasi? Sekarang ini Amerika tidak sedang melakukan invasi militer, karena ia tidak lagi mampu untuk melakukan invasi militer, karenanya hujjah ini telah terbantahkan, namun Amerika melakukan invasi melalui tangan para penguasa dan pemerintah. Jadi siapa saja yang memiliki hujjah-hujjah lain, maka silahkan berhujjah kepada pemerintah, jika ada yang memiliki hujjah, maka berhujjahlah kepada penguasa, mengapa harus berhujjah dengan mereka (Al-Qaeda)? Maksudnya apabila penguasa tidak mampu menerapkan syariat, tidak mampu keluar dari markas, lalu mengapa pihak kedua yang harus dihukum, bukan penguasa?”
Syaikh Hussam Abdur Rauf:
Satu hal yang membuat hidup mereka susah adalah karena kemampuan jamaah – berkat karunia Allah – untuk terus berlayar di tengah bahtera yang penuh dengan gelombang fitnah dan konspirasi, dan mampu menghadapi koalisi internasional, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi, secara langsung maupun tidak langsung, berkat karunia Allah kemudian berkat kebijaksanaan para pimpinannya; semua musuhnya yaitu orang-orang kafir dan orang-orang yang Islam moderat berusaha untuk mencari-cari apa yang mereka anggap sebagai kesalahan dari amirnya dan pimpinannya, mereka menafsirkan pernyataan dan penjelasan para amir itu demi melayani kepentingan musuh mereka, yang seringnya penafsiran yang mereka buat cenderung tendensius dan hanya membahas hal-hal sepele.
Bahkan jikalau kita mengasumsikan bahwa ada beberapa kesalahan yang telah dilakukan oleh beberapa pimpinan atau personal anggotanya, maka mereka hanyalah manusia yang terkadang benar dan terkadang keliru, mereka menghadapi banyak permasalahan, krisis dan perkembangan yang intensitasnya harian yang apabila dibebankan kepada gunung-gunung yang kokoh, niscaya ia akan kewalahan. Belum lagi absennya para ulama yang terpercaya dan tulus sehingga hanya sedikit yang tersisa, maka merekapun berijtihad untuk menghadapi situasi-situasi kontemporer yang ada di depan mereka, atau memilih operasi-operasi dan target-target yang mereka pandang terdapat kemaslahatan jika dilakukan, sehingga apabila mereka benar, maka mereka mendapat dua pahala, sedangkan apabila mereka keliru, maka mereka mendapatkan sebuah ganjaran ijtihad. Kapanpun ada kesalahan dan kekeliruan sedikit, maka mereka akan membesar-besarkannya, tanpa memandang segunung kebaikan dan kesuksesan dalam pelaksanaan operasi yang dipilih secara teliti dan berhasil mengalahkan musuh dengan telak. Cukuplah seseorang dikatakan mulia apabila kesalahan-kesalahannya dapat dihitung (hanya sedikit).
Yang mengherankan adalah ketika para komandan mujahidin mengakui bahwa terjadi kesalahan yang tidak disengaja pada saat pelaksanaan operasi jihadi, dan melakukan permintaan maaf atasnya karena dalam pelaksanaannya ada kejadian-kejadian yang disebabkan karena beberapa kondisi darurat, yang itu adalah diluar perkiraan pada saat menyusun strategi dan melakukan persiapan operasi tersebut, dan mereka mengungkapkan kesediaan mereka untuk membayar kompensasi kepada keluarga para korban, namun mereka tidak menerima permintaan maaf itu, kemudian mereka melancarkan perang propaganda tanpa henti terhadap jamaah, meskipun pada dasarnya kesalahan dalam perang itu adalah hal yang wajar apalagi dalam sebuah perang yang dahsyat kecamuknya. Dan yang biasanya terjadi pada perang kota adalah musuh selalu berlindung di tengah pemukiman penduduk dan keramaian pasar, sementara mereka mencari alasan untuk membenarkan pasukan salib penjajah atau menutup mata dari pembantaian yang biasanya sengaja dilakukan oleh pasukan salib, lalu komandannya justru berbesar diri dan terang-terangan mengakui kesalahannya. Sebagaimana dalam beberapa kasus khusus yang dilakukan oleh pasukan Amerika, mereka mengklaimnya sebagai human error akibat salah seorang tentara kehilangan anggota badannya, atau akibat timbul perasaan takut di dalam dirinya, atau akibat dari kekacauan mental pada waktu kejadian, kejahatan seperti pada biasanya akan langsung dipetieskan.
Judul: Contoh Pembantaian, Kekejaman dan Skandal Pasukan Salib Serta Penggelapan Fakta Untuk Menutupinya
Judul: Di Afghanistan, Pembunuhan Terhadap Para Wanita Hamil Secara Kejam! Merusak Mayat Untuk Menutupi Bekas Kejahatan! Membuat Tuduhan Palsu Bahwa Mujahidin Adalah Pihak Yang Bertanggung Jawab! Dan Menuduh Tim Pencari Fakta Telah Berdusta!
Pembawa Acara:
“Afghanistan, Kota Gardez: Jeremy, tolong ceritakan kepada kami mengenai salah satu topik penting di dalam film anda yang berjudul Dirty Wars.”
Jeremy Scahill:
Seorang jurnalis dan pembuat film “Dirty Wars: The World Is a Battlefiled.”
“Ya, kami telah membaca tentang serangan yang terjadi di Gardez, yang terletak di Provinsi Paktia, berkat keberanian yang sangat dari seorang reporter yang bernama Jerome Starkey, ia adalah seorang koresponden untuk The Time London yang saat ini tengah meliput perkembangan terkini dari perang di Mali yang tidak begitu terekspos.
Jadi kita telah membaca mengenai serangan malam tersebut dan itu adalah pembantaian yang mengerikan, yang terjadi di Gardez adalah pasukan operasi khusus Amerika mendapatkan informasi intelejen bahwa sel Taliban telah mengadakan semacam perkumpulan untuk menyiapkan serangan bom bunuh diri, maka pasukan Amerika melancarkan operasi penyergapan terhadap sebuah rumah pada tengah malam, lalu mereka membunuh 5 orang yang ada di dalam rumah, termasuk 3 orang wanita yang dua di antaranya sedang hamil. Di antara salah seorang korban yang terbunuh di rumah itu adalah Muhammmad Daud, yang setelah dikroscek maka diketahui bahwa ternyata ia adalah seorang kepala kepolisian Afghan yang pernah dilatih oleh Amerika Serikat, ia juga pernah dilatih oleh pasukan bayaran – maaf – : yaitu sebuah Perusahaan Keamanan Swasta yang bernama: MPRI (Military Professional Resources Incorporated).
Pasukan ini melakukan penyerbuan terhadap rumah tersebut dan membunuh orang-orang itu. Namun bukannya mereka menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar, bahwa informasi intelejen itu salah dan bahwa hal itu mengakibatkan orang-orang ini terbunuh, mereka justru menutupi pembunuhan tersebut. Kami mewawancarai korban yang selamat dari serangan ini, termasuk seorang pria yang menyaksikan – selagi kedua tangannya diborgol – tentara Amerika sedang mengambil peluru yang bersarang di mayat istrinya.”
Suami dari wanita yang dibunuh oleh tentara Amerika:
“Salah satunya adalah istri saya, satunya lagi adalah adik saya, dan satu lagi adalah keponakan saya, putri Tahir. Ini adalah lubang peluru yang telah kami tutupi”
Jeremy Scahill:
“Apakah Tuan Daud tewas seketika atau dia masih hidup untuk sementara waktu setelah dia ditembak?”
Sang Suami:
“Ia masih hidup sampai pukul 07:00 pagi. Saya duduk di sana tepat di sampingnya yang tengah berbaring dalam kondisi terluka. Dia masih hidup, begitu juga keponakan saya – putri Tahir. Mereka tidak memperbolehkan kami untuk membawa para korban ke rumah sakit. Mereka mengatakan bahwa mereka akan memanggil helikopter dan membawa sendiri para korban itu. Orang-orang Amerika itu menggunakan pisau untuk mencongkel peluru dari tubuh para korban tersebut.”
Jeremy Scahill:
“Anda menyaksikan dengan mata kepala sendiri pasukan Amerika itu mengeluarkan peluru dari mayat-mayat tersebut?”
Sang Suami:
“Iya”.
Jeremy Scahill:
“Kemudian setelah itu NATO menggelar jumpa pers dan mengeluarkan pernyataan berdasarkan sumber-sumber tidak jelas, mereka mengatakan bahwa “pasukan Amerika tengah terkena efek dari kejahatan yang dilakukan oleh anggota Taliban”, mereka juga mengisyaratkan bahwa para korban wanita itu telah dibunuh oleh saudara dekatnya sendiri. Jadi dalam proses pembuatan film ini kami melakukan penyelidikan terhadap serangan tersebut, kami juga menemukan fakwa bahwa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut adalah anggota dari Komando Operasi Khusus Gabungan (JSOC), kami mengetahui bahwa JSOC terlibat karena pada saat itu komandannya – yaitu Wakil Laksamana William McRaven – hadir di desa tersebut dengan didampingi oleh puluhan pasukan Afghan dan Amerika.
Lalu Laksamana McRaven masuk ke dalam rumah dan berkata bahwa anak buahnya bertanggung jawab atas terbunuhnya para wanita dan kepala polisi tersebut dan meminta maaf kepada kepala keluarga Haji Shahabuddin. Kita memiliki seorang fotografer yang berani, namanya Jeremy Kelly, jikalau ia tidak ada di sana untuk mengambil foto yang kini kalian saksikan di film kami, yaitu kalian saksikan Laksamana McRaven di Gardez, mungkin kita semua tidak akan pernah tahu siapa pembunuh sebenarnya hingga hari ini.
Tetapi anda bertanya kepada saya mengenai Jerome Starkey, ketika pertama kali Jerome Starkey membuka kedok operasi Gardez, NATO menyerangnya secara terbuka dan menuduhnya berdusta; dan kemudian ketika informasi lebih lanjut mulai tampak mengenai siapa yang melakukannya, NATO pun mengubah cerita mereka, tetapi mereka tidak pernah meminta maaf kepada Jerome Starkey.”
Jeromy Starkey:
Koresponden, Times of London:
“Kami merilis berita ini pada hari Sabtu. Pada Sabtu sorenya, saya mendapatkan informasi dari teman-teman wartawan di Kabul bahwa NATO mulai menyerang saya dalam siaran persnya. NATO berusaha untuk mendiskreditkan saya, mencoba untuk mengatakan bahwa laporan itu tidak akurat dan berusaha untuk mementahkan laporan tersebut. Setahu saya, ini satu-satunya kejadian di mana NATO menunjuk langsung nama seorang wartawan dan menyerang dirinya dengan cara seperti ini demi membantah suatu berita.”
Suara Jeremy Scahill:
“NATO menuduh Starkey telah berbohong. Tuduhan seperti ini sudah cukup untuk mengakhiri karier seorang wartawan. Tetapi tidak ada yang akan berbicara secara terbuka mengenai Gardez hingga saya bertemu dengan Jenderal Hugh Shelton, Kepala Staff Gabungan pada saat Peristiwa 11 September 2001.”
Jeremy Scahill:
“Salah satu insiden yang saya selidiki di Afghanistan adalah di mana seorang komandan polisi Afghanistan dan dua wanita hamil tewas. Namun pertanyaan yang ingin saya ajukan adalah: dalam jenis kasus seperti itu, katakanlah itu benar terjadi, bagaimana sesuatu seperti itu ditangani atau diselidiki?”
Jenderal Hugh Shelton, Mantan Kepala Staff Gabungan di Kemiliteran Amerika Serikat:
“Jika mereka tiba di tempat kejadian, dan mendapatkan perlawanan meskipun hanya sedikit, maksud saya jika ada tembakan yang dilepaskan ke arah mereka, maka saya minta maaf jika mereka terbunuh. Akan tetapi mereka berada di tempat yang salah dan pada waktu yang salah, dan saya tidak berpikir bahwa itu patut untuk diselidiki, dan saya pikir itu harus ditanggapi biasa saja seperti halnya perang yang biasa terjadi.”
Jeremy Scahill:
“Namun salah seorang korbannya adalah kepala polisi senior Afghan yang pernah dilatih oleh Amerika Serikat, dan dua lagi di antaranya adalah wanita hamil!”
Jenderal Hugh Shelton menolak dengan sombong untuk mengakui kesalahan:
“Hanya karena ia seorang kepala polisi, itu tidak menutup kemungkinan bahwa ia juga bisa menjadi teroris, dia bisa saja bekerja untuk kedua belah pihak. Ini sebuah kenyataan meskipun kedengarannya buruk, tapi dua wanita hamil? Fakta bahwa mereka hamil adalah sangat, sangat disayangkan, tetapi juga disayangkan mereka adalah perempuan. Namun di sisi lain, saya juga pernah ditembak oleh perempuan, jadi yang ingin saya katakan adalah kewanitaan mereka bukanlah alasan bagi mereka, bahkan mereka bisa saja meninggal layaknya para lelaki apabila mereka melepaskan tembakan kepada kita.”
Suara Jeremy Scahill:
“Akan tetapi informasi tentang Gardez terus bocor ke publik. Penyelidikan rahasia PBB menegaskan banyak rincian yang itu sudah diceritakan oleh keluarga korban kepada kami; sedangkan penyelidikan polisi Afghanistan masih terus berlangsung.”
Jeromey Starkey:
“NATO menelepon saya dan mereka berkata, ‘Jerome, kami hanya menelepon untuk memberi tahukan kepadamu bahwa kami akan mengeluarkan siaran pers. Kami akan mengubah versi kami tentang peristiwa tersebut.’ Mereka mengakui bahwa mereka bertanggung jawab atas pembunuhan tiga perempuan, dan lelaki yang sebelumnya mereka klaim berasal dari Taliban namun sebenarnya bukanlah dari Taliban. Mereka mengakui bahwa mereka keliru. Dan seperti yang pernah saya katakan, mereka berharap bahwa berita ini akan memudar dan dilupakan, namun itu adalah sebuah hal yang mustahil.”
Jeremy Scahill:
“Jerome Starkey dan saya sendiri telah mengajukan permohonan Freedom of Information Act. Kami telah mencoba untuk mendapatkan informasi dari militer AS. Namun permohonan saya ini dipersulit oleh birokrasi militer, terakhir kali mereka memberikan jawaban adalah beberapa bulan yang lalu. Di mana mereka mengatakan bahwa permohonan saya sedang berada di salah satu kantor dan tengah menunggu untuk ditinjau dan dipelajari. Jadi kami tidak tahu apakah sudah ada orang yang dihukum atas kejadian ini, dan kami tidak tahu apakah sudah ada orang yang bertanggung jawab atas peristiwa Gardez ini. Yang jelas yang kami tahu adalah bahwa Laksamana McRaven dan sekelompok tentara muncul dengan seekor domba dan berkata, ‘Kami telah melakukan ini dan kami menyesal.’ .”
Judul: Di Yaman, Bom-bom Amerika Berjatuhan, Wanita dan Anak-anak Tewas, Para Pengkhianat Lokal Mengklaim Bertanggung jawab, Dan Jurnalis Yang Melakukan Investigas Ditangkap!
Jeremy Scahill:
“Bagaimana Anda pertama kali mendengar tentang serangan yang terjadi pada 17 Desember?”
Syaikh Saleh Al Awlaqi, Tetua Suku Al Awaliq:
“Kami menerima panggilan telepon dari penduduk di wilayah yang diserang, dan tentu saja berita ini disiarkan melalui channel Al Jazeera.”
Jeremy Scahill:
“Apa yang mereka katakan dalam pemberitaan”
Syaikh Saleh Al Awlaqi:
“Mereka mengatakan bahwa pemerintah kita menyerang basis Al-Qaeda di Al Ma’jalah, di mana Al-Qaeda memiliki kamp pelatihanan di sana, mereka juga memiliki toko-toko besar yang penuh dengan segala jenis persenjataan, amunisi dan roket, namun mereka tidak menyebutkan mengenai Amerika sama sekali.
Ketika kami pergi ke sana, kita melihat apa yang terjadi. Maksud saya jika seseorang mempunyai hati yang lemah, saya pikir dia akan terpukul. Anda melihat kambing dan domba di seluruh tempat, dan melihat kepala orang-orang yang tewas di sana-sini. Anda melihat anak-anak. Anda tidak bisa membedakan apakah ini daging hewan atau manusia?
Mengapa mereka melakukan ini? Mengapa? Di sana tidak ada toko, tidak ada kamp pelatihan dan tidak ada seorang pun, yang ada hanyalah suku yang sangat miskin, yaitu salah satu suku yang paling miskin di wilayah selatan.”
Jeremy Scahill:
“Jadi apa yang kita lihat tadi adalah adegan pertama dari pembahasan Yaman dan apa yang terjadi di sana, kita mempelajari tentang rangkaian serangan rudal jelajah yang terjadi pada bulan Desember tahun 2009, ini adalah serangan pertama Amerika Serikat terhadap Yaman dalam kurun waktu 7 tahun.
Pemboman pertama yang terjadi pada 17 Desember 2009 ini, yang mana Presiden Obama langsung memberhentikan serangan ini secara resmi terjadi di desa Al Ma’jalah di Yaman Selatan, 46 orang tewas dalam serangan ini, termasuk di antaranya 2 lusin wanita dan anak-anak. Kemudian saya dan direktur Rick pergi ke jantung di mana serangan tersebut terjadi, kami bertemu dengan orang-orang yang ada di sana dan kami mewawancarai mereka yang selamat dari serangan rudal tersebut, kami juga mengumpulkan bukti dan menfilmkan pecahan-pecahan rudal jelajah.
Amerika Serikat tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, pada kenyataannya pemerintah Yaman lah yang mengaku bertanggung jawab atas serangan. Kami mendapat informasi dari Wikileaks bahwa Jenderal David Petraeus bersekongkol dengan para pejabat senior Yaman, termasuk mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, untuk menutupi peran Amerika Serikat dalam operasi pegeboman yang berkembang pesat di Yaman. Dan operasi pengeboman di Yaman ini sampai sekarang pun masih terus berlanjut.”
Seorang saksi mata penduduk:
“Saya langsung pergi ke tempat kejadian dengan mobil saya, saya menemukan mayat-mayat berserakan di sana serta para wanita dan anak-anak yang terluka, jumlah mereka yang tewas mencapai 46 orang, 5 di antaranya adalah wanita hamil.”
Suara Jeremy Scahill:
Kondisi di sini mencerminkan apa yang terjadi di Gardez, banyak rincian kejadian yang terulang, akan tetapi ada satu perbedaan penting; di Gardez, tentara Amerika melakukan cara yang bejat untuk menutupi pembunuhan, di sini di Al Ma’jalah, meskipun mereka mengeluarkan sangkalan resmi, namun mereka meninggalkan serakan sidik jari mereka di padang pasir. Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa mereka menyangkal sesuatu yang begitu jelas ini? Padahal siapapun yang mengunjungi tempat kejadian pengeboman ini pasti ia akan melihat fakta yang sebenarnya, tetapi mungkin itu intinya; tidak ada perang yang dideklarasikan di Yaman, di sini di tengah-tengah padang pasir, tidak ada yang akan melihat, dan satu-satunya wartawan lokal yang menyelidiki pengeboman ini telah menghilang.
Abdul Ilah Haidar Sya’ii, Penulis Yaman dan Jurnalis:
“Keputusan untuk menangkapku dibuat pada tanggal 27 Desember 2009, yaitu pada hari di mana saya mengungkap pembunuhan terhadap anak-anak dan para wanita di Abyan yang itu mereka sembunyikan, pada hari di mana saya mengungkap keberadaan rudal jelajah di area perkemahan suku badui.”
Jeremy Scahill:
“Wartawan yang mengungkap fakta serangan rudal di Al Ma’jalah, Yaman, Abdul Ilah Haidar Sha’ii, telah mengambil foto-foto dari pecahan-pecahan rudal Amerika Serikat, dari situlah kami mengetahui bahwa itu sebenarnya adalah rudal jelajah Amerika Serikat, karena Yaman tidak memiliki rudal jelajah. Maka setelah Abdul Ilah membuat laporan dan terus melaporkan tentang serangan udara Amerika yang terus meluas di Yaman, ia diculik dari rumahnya oleh unit kontra terorisme Yaman yang didukung AS dan kemudian diadili karena diduga menjadi fasilitator atau propagandis Al-Qaeda, kemudian ia dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
Setelah itu muncullah protes besar-besaran, organisasi-organisasi hak asasi manusia dan media-media internasional mengutuk pengadilan Yaman dan mengatakan bahwa pengadilan tersebut hanya sekedar pengadilan boneka, maka ia pun diberikan ampunan oleh presiden Yaman dikarenakan tekanan yang besar dari berbagai pihak di negeri tersebut; namun kemudian Presiden Obama menghubungi Presiden Ali Abdullah Saleh dan menyatakan keprihatinannya atas kebebasan Abdul Ilah Haidar Sha’ii, maka pemberian ampunan itupun dibatalkan. Pengacaranya mengatakan dengan jelas bahwa dia di penjara karena intervensi dari Obama.”
Suara Jeremy Scahill:
“Saya bertemu dengan pengacara pribadi Abdul Ilah di sebuah kedai teh karena kantornya diserang.”
Abdurrahman Barman, Pengacara Abdul Ilah:
“Mereka menembakkan sekitar 120 peluru meriam hingga kantor tersebut hancur secara total, kini kami tidak bisa datang ke kantor karena ada pasukan Garda Republik yang berjaga-jaga di sekitarnya.”
Jeremy Scahill:
“Setahu saya Presiden Ali Abdullah Saleh telah memberikan ampunan kepada Abdul Ilah Haidar.”
Abdurrahman Barman:
“Kami berharap bahwa itu adalah perintah pembebasan, namun pada hari yang sama Presiden Obama melakukan panggilan telepon ke Ali Abdullah Saleh dan menyatakan akan keprihatinan Amerika Serikat atas dibebaskannya Abdul Ilah.”
Jeremy Scahill:
“Saya telah mendengar cerita ini berkali-kali di Yaman; bahwa Presiden Obama melakukan campur tangan secara pribadi untuk memastikan agar wartawan Yaman ini diperlakukan dengan baik di dalam penjara. Bagi saya ini kedengarannya terlalu mengada-ada. Tapi kemudian saya menemukan ini di website Gedung Putih sendiri, yaitu teks panggilan telepon antara Obama dengan presiden Yaman dan mereka salah dalam mengeja nama Abdul Ilah, namun yang jelas adalah bahwa Obama ingin agar dia tetap di dalam penjara.”
Judul: Dimanakah para media pelacur yang selalu mencari-cari kesalahan para mujahidin? Mengapa mereka tidak memberitakan kejahatan yang telah terbukti ini dan kejahatan-kejahatan semisalnya?!Kejahatan yang melibatkan para salibis dan antek-anteknya. Kejahatan yang menjadikan para wanita, anak-anak dan janin yang masih berada di dalam kandungan sebagai korbannya!
Syaikh Hussam Abdur Rauf:
Kesalahan para anggota Al-Qaeda atau salah seorang mujahidin seakan-akan tidak bisa diampuni, keburukan tersebut mereka besar-besarkan, serta dicatat dan diberitakan berulang-ulang ketika kondisinya membutuhkan untuk itu.
Juga terdapat usaha tak kenal menyerah untuk memecah belah antara para mantan anggota yang setia dan para pengidola Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah dengan Syaikh Ayman Azh Zhawahiri Hafizhahullah, atau menyatakan bahwa terdapat perbedaan-perbedaan pemikiran antara dua Syaikh, Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah dengan Syaikh Abdullah Azzam Rahimahullah, serta mempermasalahkan siapakah di antara dua sosok tersebut yang lebih berhak dalam memimpin para mujahidin Arab di dalam jihad Afghan melawan Uni Soviet. Lalu apa gunanya terus-terusan membahas hal semacam ini sekarang? Demi kepentingan siapakah tindakan semacam ini dilakukan?!
Sedangkan para ulama su’, para pemburu dolar dan orang-orang yang ahli dalam urusan menjual agama, kepribadian dan kemanusiaan yang memancing di air keruh, maka mereka layak disifati dengan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berikut ini:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَخْرُجَ قَوْمٌ يَأْكُلُونَ بِأَلْسِنَتِهِمْ كَمَا يَأْكُلُ الْبَقَرُ بِأَلْسِنَتِهَا
“Tidak akan terjadi Hari Kiamat sehingga muncul suatu kaum yang makan dengan lidah-lidah mereka sebagaimana sapi makan dengan lidahnya.”
Seorang penyair mengomentari mereka:
Orang yang memendam kebencian kepada agama bersembunyi dibaliknya,
Ia menyimpan makanan dan rakus terhadap kenikmatan
Katakan kepada mereka bahwa ini adalah ladang kehormatan
Yang berisi sekelompok orang yang mulia dan berdarah-darah
Dahulu ada pepatah: apabila orang alim sudah tiada, maka musnahlah dunia, karena tabiat dunia adalah mengikuti apa yang dilihatnya, seorang penyair berkata:
Apabila seorang yang berilmu telah sesat lalu ia ditaati oleh sebuah kaum
Maka mereka sesat bersamanya, lalu hilang dan jatuh ke dalam kubangan kotor
Layaknya bahtera apabila ia jatuh ke dalam jurang
maka ia akan tenggelam dan menenggelamkan semua yang ada di dalamnya
Atau orang-orang yang memperlakukan kami dengan cara: keburukan bukan milik kami sedangkan kebaikan adalah milik kami, mereka menabuh gendang dan membunyikan bel apabila ada berita kemenangan para mujahidin, mereka merayakannya seolah-olah mereka lah yang berhasil melaksanakannya, lalu mereka memberikan pujian dan penghargaan kepada kelompok yang telah melaksanakan operasi tersebut. Sedangkan apabila sebuah jamaah jihad melakukan kesalahan menurut kacamata mereka, atau para komandan atau bahkan salah seorang anggotanya melakukan ijtihad yang keliru walaupun itu bukanlah disengaja, maka spontan mereka membangunkan seluruh dunia, lalu mereka melemparkan tuduhan yang buruk kepada seluruh mujahidin, mereka menuduh para mujahidin sebagai sumber fitnah berdasarkan bukti dan penjelasan yang berasal dari perkatan yang simpang siur, dari cerita-cerita surat kabar, media kafir dan lembaga yang oerientasinya adalah memerangi Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, serta berdasarkan kesaksian-kesaksian yang tidak memiliki arti menurut pandangan syariat.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ جُرْمًا إِنْسَانٌ شَاعِرٌ يَهْجُو الْقَبِيلَةَ مِنْ أَسْرِهَا
“Sesungguhnya manusia yang paling berat dosanya adalah seseorang penyair yang mengejek sebuah kabilah secara keseluruhan dengan syairnya tersebut.”
Karena di dalam sebuah suku, pasti ada orang saleh, dermawan dan orang yang terhormat. Lalu apalagi jika ada orang yang mencela para mujahidin secara keseluruhan, padahal mayoritas dari mereka adalah orang-orang yang menjual jiwa dan raganya kepada Allah, dan berangkat berperang untuk membela Islam, melindungi kehidupan, kehormatan dan wilayah kaum muslimin. Dan di antara mereka terdapat hamba-hamba Allah yang apabila mereka meminta, niscaya Dia akan memenuhinya. Lalu apa bedanya orang yang membenci dan mengolok-olok mereka dengan orang yang menanduk sebuah batu besar? Ingin melemahkannya namun ia tidak mampu.
Sesungguhnya kudeta militer terhadap gerakan revolusi rakyat dan dukungan internasional kepada pemimpin kudeta tersebut, serta kegagalan kalangan Islam yang berhasil memimpin massa untuk menyingkirkan kepala rezim pengkhianat, namun gagal untuk menyelesaikan revolusi dan meraih tujuan yang menjadi alasan bagi rakyat untuk melakukan revolusi; membantah kebohongan yang mengklaim bahwa Revolusi Musim Semi Arab (Arab Spring) telah menarik karpet dari bawah kaki para mujahidin, membantah pernyataan bahwa kemenangan berhasil dicapai dalam beberapa hari melalui aksi damai yang itu tidak bisa dicapai oleh kelompok Jihad dalam beberapa dekade. Hal ini juga menegaskan akan kebenaran sebuah pepatah, “Besi hanya akan bengkok oleh besi” dan membuktikan bahwa kekuatan kufur tidak akan meninggalkan kezhaliman dan arogansi mereka, lalu memberikan kembali hak-hak kepada pemiliknya, kecuali dengan cara paksaan. Dan membuktikan bahwa upaya alternatif selain Jihad bersenjata adalah upaya untuk mendirikan sebuah negara demokrasi sipil yang dampaknya adalah bencana.
Hasil-hasil perjuangan terbuang bersamanya di sejumlah negara yang terlibat di dalamnya, setelah mereka berada di ambang tujuan; tiba-tiba revolusi dibajak dan dialihkan, kemudian kekuasaan serta kontrol kembali lagi ke tangan para bawahan penguasa yang telah digulingkan.
Kutipan dari Fie Zhilalil Quran karangan Sayyid Quthb:
Al Ustadz Asy Syahid kama nahsabuhu Sayyid Quthb Rahimahullah berkata di dalam Azh Zhilal, ketika beliau menafsirkan surat Ibrahim:
“Orang-orang yang lemah itu banyak, sedang thaghut itu sedikit. Maka siapakah dan apakah yang menundukkan yang banyak kepada yang sedikit? Yang menundukkannya hanyalah lemahnya ruh, runtuhnya tekad, sedikitnya kehormatan diri, dan melorotnya aspek psikis dari derajat kemuliaan yang telah dianugerahkan Allah kepada anak manusia.
Para thaghut tidak mampu menghinakan orang banyak, kecuali lantaran keinginan orang banyak itu sendiri. Orang banyak, jika berkeinginan, bisa tunduk kepada mereka selamanya. Oleh karena itu, kemauanlah yang bisa mengurangi pembegalan dan perampokan (kemerdekaan individu) ini.
Kehinaan itu tidaklah tumbuh kecuali lantaran diterimanya kehinaan itu dalam jiwa orang-orang yang hina. Adanya penerimaan inilah yang dijadikan pegangan para thaghut (untuk menginakan mereka)!!”
Sayyid Quthb Rahimahullah juga berkata di dalam tafsir Surat An Nazi’at:
“Thaghut itu tidak lain hanyalah seorang manusia yang pada hakekatnya tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan apa-apa. Kekuatannya hanyalah pembesar-pembesarnya yang lalai dan penurut itu, mereka membentangkan punggung untuk dinaikinya, mengulurkan lehernya kepadanya untuk ditarik, menundukkan kepala kepadanya lantas dia naik ke atasnya, dan melucuti hak kemuliaan dan kehormatannya sehingga ia bersikap sewenang-wenang.
Para pembesar berbuat demikian karena pada satu sisi mereka tertipu dan pada sisi lain karena takut. Sedangkan rasa takut ini tidak akan timbul kecuali karena kekeliruan persepsi. Seorang thaghut – seorang diri – tidak mungkin lebih kuat dari beribu-ribu dan berjuta-juta manusia, seandainya mereka menyadari kemanusiaan, kemuliaan, kehormatan, dan kemerdekaannya. Setiap orang dari mereka sepadan dengan si thaghut itu dilihat dari segi kekuatannya, tetapi si thaghut itu menipu dan memperdayakan mereka seakan-akan ia memiliki kekuatan dan kekuasaan terhadap mereka.
Tidak mungkin seorang individu mampu bertindak melampaui batas terhadap umat yang terhormat. Tidak mungkin seorang individu mampu bersikap diktator terhadap umat yang lurus dan benar. Juga tidak mungkin seorang individu mampu bertindak sewenang-wenang terhadap umat yang mengenal Rabbnya, beriman kepada-Nya dan tidak mau menyembah seorang pun dari makhluk-Nya yang tidak memiliki kekuasaan untuk memberikan mudharat dan manfaat kepada mereka!”
Syaikh Hussam Abdur Rauf:
Kami tidak mengklaim bahwa diri kami sempurna dan bebas dari dosa, kami juga tidak memaksa kaum muslimin di belahan bumi timur dan barat untuk mengikuti manhaj yang kami pegang, namun kami menyerukan agar mereka tidak tunduk dan patuh terhadap dunia, serta ridha dengan kehinaan dan kerendahan yang mereka alami.
Penghinaan akan terus menyelimuti jika engkau condong (kepadanya)
Kau kan merasakan segala macam kepahitan
Apabila kaum lelaki rela tidur di bawah penindasan dan ketidakadilan
Maka perut bumi lebih layak bagi mereka
Kami juga menyerukan agar mereka mengikuti jalan yang paling utama yang itu mereka yakini sebagai pendekatan yang terbaik untuk menjadikan syariat berkuasa, orang yang terzhalimi ditolong, orang yang menzhalimi dibalas, dan hak-hak dikembalikan kepada pemiliknya. Dan kami yakin bahwa pada akhirnya, setelah mereka merasakan bentrokan dengan sisa-sisa rezim kemurtadan dan pengkhianatan, kemudian mereka menemukan bahwa mereka telah membuang-buang tenaga dan waktu, karena kemenangan tidak mungkin dicapai melalui cara-cara damai dan harmonis, maka ketika itulah mereka akan percaya dengan keyakinan kami dan bergabung dengan kesatuan mujahidin yang terdekat dari wilayah mereka.
Dr. Akram Hijazi:
“Al-Qaeda memberontak terhadap ‘pusat’, maka mereka pun memobilisasi seluruh dunia (untuk melawan Al-Qaeda). Selama hidup ini apakah anda pernah mendengar hal seperti itu? Pasukan yang melancarkan Perang Dingin, yaitu ‘pusat’ dengan kedua blok Timur dan Baratnya dan seluruh dunia, para ulama pemerintahan mengajak seluruh dunia dan mengeluarkan fatwa hanya untuk melawan sekelompok orang. Sekelompok orang wahai saudara-saudara, yaitu sebuah jamaah! Al-Qaeda bukanlah seperti imperium Soviet dan imperium Amerika, ia hanya sebuah jamaah yang ingin menerapkan syariat dan melepaskan diri dari dominasi. Seluruh dunia mengerahkan pasukan untuk melawannya, namun sekarang mereka mengerahkan pasukan untuk melawan siapa saja yang menuntut penerapan syariat, walaupun ia dari kalangan moderat, mereka tidak menerima penerapan syariat apapun itu bentuknya, baik dengan cara damai maupun dengan cara perang, merkea tidak menerimanya, mereka memerangi semuanya.”
Syaikh Hussam Abdur Rauf:
Sesungguhnya musuh-musuh kaum muslimin di timur dan barat, di negeri arab maupun non-arab, sedang bertaruh dengan koalisi mereka untuk menjalankan perang yang dideklarasikan untuk melawan kaum muslimin secara umum dan para mujahidin dari berbagai jamaah dan kelompok jihad secara khusus, mereka menyatukan tujuan dan diberikan bantuan materiil dari berbagai negara – utamanya negara-negara teluk –, koalisi ini bagaikan sarang laba-laba dan tak lebih dari sekedar buih yang akan segera tersingkir seiring dengan krisis pertama yang menghantam mereka. Seperti yang terjadi pada mereka di Ukraina misalnya, atau dalam kasus terulangnya krisis ekonomi global dan kebangkrutan banyak negara-negara besar yang tidak bisa dihindari. Meskipun mereka menyiapkan tentara lokal untuk memerangi mujahidin di seluruh wilayah operasi mereka, maka konsekuensi yang harus ditanggung oleh tentara tersebut beserta mereka yang membantu mereka tidak lain kecuali kerugian.
Dr. Akram Hijazi:
“Akan tetapi hakekat jihad global adalah membentengi umat secara militer, membentenginya, tanpa ada sedikitpun keraguan. Sekarang Amerika dan barat tidak berani untuk menyerang negara-negara Arab dan Islam. Barangsiapa yang mengatakan bahwa Israel mungkin akan menyerang Sinai jika Mesir melakukan ini dan itu maka ia bohong, Israel tidak mampu, ia tidak mampu menyerang Mesir.”
Pembawa Acara:
“Anda akan mendapati jutaan mujahidin.”
Dr. Akram Hijazi:
“Gaya bertempur saat ini bukanlah gaya bertempur tradisional. Mereka telah menguji cobanya di Afghanistan, menguji cobanya di Chechnya, menguji cobanya di Bosnia, menguji cobanya di Irak, menguji cobanya di Somalia dan menguji cobanya di Yaman.”
Pembawa Acara:
“Setiap Muslim memiliki program untuk mati syahid.”
Dr. Akram Hijazi:
“Itulah mengapa mereka mengubah strateginya menjadi predator (pesawat tanpa awak) dan menggunakan tentara-tentara lokal dan pasukan keamanan lokal. Atau dengan kata lain mereka tetap berada pada jarak yang aman dari medan perang.”
Judul: Pertempuran Dayniile di Somalia, Contoh Nasib Tentara Lokal – Yang Merupakan Antek Dari Pasukan Adidaya Salibis – Di Tangan Singa-singa Allah Para Mujahidin
Suara Komentator Yayasan Media Al Kataib:
“Meskipun dilengkapi dengan peralatan militer yang mengesankan dan didukung secara terus menerus oleh negara-negara Barat, namun ternyata perkembangan pasukan Uni Afrika di Somalia (AMISOM) hanya mengalami stagnasi selama bertahun-tahun, dan pasukan ini tidak berhasil untuk menggagalkan serangan agresif para mujahidin. Tujuan dari pertempuran (Dayniile) adalah agar dapat menjadi sarana yang mampu menghidupkan kembali asa pasukan salibis setelah mengalami kemunduran, namun ternyata mereka telah gagal total.”
Judul: Pembantaian Dayniile, 101 Tentara Burundi Tewas, 200 Tentara Terluka, dan Sisanya Tertawan.
Abu Ukasyah, Seorang Mujahid Somalia:
“Karenanya kami ingin mengingatkan kepada warga Burundi bahwa pasukan Ethiopia yang merupakan pasukan paling kuat dan paling banyak jumlahnya di antara kalian telah gagal untuk menjadikan tempat ini sebagai basis kekufuran, dan demi Allah, tidak ada yang akan menguasai bumi ini kecuali islam.”
Syaikh Hussam Abdur Rauf:
Maka dari itu kami katakan kepada mereka yang membangun hubungan dengan kekuatan kapitalisme dan tirani, bahwa semua bukti, indikasi dan pertanda baik menunjukkan bahwa Amerika, antek-anteknya dan aliansinya sedang dalam perjalanan mereka menuju ke jurang dalam waktu dekat, dengan izin Allah. Dan bahwa kekuatan materi, militer dan ekonomi mereka akan segera jatuh; maka termasuk kerugian yang jelas apabila ada orang yang membangun hubungan dengan pecundang yang jelas.
Segala puji bagi Allah rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad, Wassalamualaikum Warahmatullahi wa Barakatuh.
Syaikh Asy Syahid kama nahsabuhu, Usamah bin Muhammad bin Laden Rahimahullah:
“Wahai rakyat Amerika: pembicaraan saya bersama kalian ini adalah untuk membahas cara terbaik untuk mencegah peristiwa Manhattan yang lain […]
Maka saya katakan kepada kalian; Allah mengetahui bahwa kami tidak pernah terpikir untuk menyerang menara (WTC). Tetapi setelah beban ini terlalu berat untuk ditanggung dan kami menyaksikan penindasan dan tirani yang dilakukan oleh koalisi Amerika-Israel terhadap keluarga kami di Palestina dan Lebanon, maka ide tersebut muncul di dalam pikiran saya.
Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap diriku bermula pada tahun 1982, ketika Amerika mengizinkan Israel untuk menyerang Lebanon dan Armada Keenam Amerika membantu mereka dalam hal itu. Pengeboman pun dimulai, banyak yang tewas dan terluka sementara yang lainnya diteror dan diusir. Saya masih tidak bisa melupakan adegan-adegan dalam pemandangan tersebut: ceceran darah, potongan-potongan anggota badan, anak-anak dan para wanita tergeletak meregang nyawa di mana-mana, rumah-rumah dihancurkan beserta seluruh isinya, gedung-gedung bertingkat diruntuhkan tepat di atas kepala para penghuninya […] Dan seluruh dunia hanya menyaksikan dan mendengar namun tidak menanggapi.
Pada saat-saat yang berat itulah banyak konsep yang sulit untuk digambarkan bermunculan di dalam diri saya, konsep tersebut menimbulkan perasaan marah, ingin menolak ketidakadilan dan tumbuh tekad yang kuat untuk menghukum orang-orang yang zhalim.
Sementara saya menyaksikan gedung-gedung dihancurkan di Lebanon, ada hal yang merasuki pikiran saya bahwa kita harus menghukum orang yang zhalim itu sesuai dengan kezhalimannya, kita harus menghancurkan gedung-gedung di Amerika sehingga ia dapat merasakan sebagian apa yang kita rasakan dan ia tidak berani lagi membunuh anak-anak dan para wanita kami. Pada hari itu, saya menjadi yakin bahwa penindasan dan pembunuhan secara sengaja terhadap anak-anak dan para wanita tak berdosa adalah suatu hal yang legal menurut undang-undang Amerika […]
Dengan dilatar belakangi oleh gambar-gambar itu dan gambar-gambar yang semisalnya, peristiwa 11 September datang sebagai balasan atas kezhaliman besar mereka. Apakah seseorang patut disalahkan karena ia membela tanah sucinya? Dan apakah membela diri dan menghukum orang yang zhalim dengan hukuman yang setimpal adalah dianggap sebagai tindakan terorisme yang tercela? Jika memang halnya demikian, maka kami harus menjadi seperti itu […]
Jadi ini menyangkut perang dan penyebabnya. Adapun hasilnya, maka berkat karunia Allah, hasilnya adalah positif dan sangat besar, ia melampaui semua harapan dan semua target, karena berbagai alasan […]
Kami cukup mengirimkan dua orang mujahidin ke wilayah terjauh di timur untuk mengibarkan secarik kain yang bertuliskan Al-Qaeda, maka para jenderal (Amerika) akan buru-buru pergi ke sana sehingga membuat Amerika menderita kerugian jiwa, ekonomi dan politik serta tidak berhasil mendapatkan sesuatu yang berarti, kecuali beberapa keuntungan yang diraih oleh perusahaan swasta mereka.
Selain itu kami memiliki pengalaman dalam menjalankan perang gerilya dan perang untuk menguras darah negara adidaya yang menindas, seperti ketika kami bersama para mujahidin menguras darah Rusia selama 10 tahun hingga mereka bangkrut – berkat karunia Allah – dan terpaksa mundur karena kalah. Milik Allah lah pujian dan anugerah. Kami akan melanjutkan kebijakan ini, yaitu menguras darah Amerika hingga ia bangkrut dengan izin Allah, dan itu bukanlah perkara yang besar bagi Allah […]
Ketidakadilan itu akan melawan pelakunya
Dan kezhaliman menjadi sarangnya dan tempat tidurnya
Pepatah mengatakan: Satu ons pencegahan adalah lebih baik daripada satu kwintal pengobatan (mencegah lebih baik dari pada mengobati).
Ketahuilah bahwa kembali kepada kebenaran adalah lebih baik dari pada bertahan di dalam kebathilan, dan sesungguhnya orang yang berakal itu tidak akan merelakan keamanannya, hartanya dan anaknya hilang demi kedustaan gedung putih […]
Allah kekasih kami, dan kalian tidak mempunyai kekasih. Keselamatan kepada siapa saja yang mengikuti petunjuk.”
Syaikh Ayman Azh Zhawahiri:
“Saudara-saudaraku kaum muslimin, dan para mujahidin yang saya cintai: sesungguhnya beberapa dekade terakhir ini pergerakan Islam secara umum dan pergerakan jihad secara khusus telah diuji dengan cobaan yang besar dan mengalami penderitaan yang berat, namun di sisi lain mereka telah mengakibatkan kerusakan yang besar dan signifikan terhadap aliansi anti-Islam. Amerika yang merupakan pemimpin koalisi barat salibis yang anti Islam berhasil dipukul di tanahnya sendiri – yang sebelumnya ia berpikir bahwa wilayahnya sulit ditembus dan menempati seluruh kawasan benua serta dilindungi oleh dua samudera besar – kemudian lambang kedigdayaan ekonomi dan pusat kendali militernya diserang, ia telah dikalahkan di Irak dan melakukan penarikan diri, dan pada hari ini ia dikalahkan di Afghanistan dan akan segera melakukan penarikan diri. Semua ini berhasil dilakukan – berkat taufiq Allah – oleh tangan-tangan para mujahidin yang meskipun mereka lemah dalam segi materi, namun mereka kuat dari segi keimananan dan mereka bangga dengan agama mereka. Maka jatuhlah harga diri Amerika, sedangkan koalisi Tentara Salib akan segera menyusul di belakangnya. Ini adalah salah satu keuntungan yang paling penting dari serangan 11 September yang diberkahi. Hasilnya besar dan signifikan, pengorbanannya pun juga besar dan signifikan, maka dengan cara inilah islam akan menang.”
Bacaan Al-Quran oleh Syaikh Umar Abdurrahman – semoga Allah segera membebaskan beliau –:
ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدۡ جَمَعُواْ لَكُمۡ فَٱخۡشَوۡهُمۡ فَزَادَهُمۡ إِيمَٰنٗا وَقَالُواْ حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ ١٧٣ فَٱنقَلَبُواْ بِنِعۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضۡلٖ لَّمۡ يَمۡسَسۡهُمۡ سُوٓءٞ وَٱتَّبَعُواْ رِضۡوَٰنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ ذُو فَضۡلٍ عَظِيمٍ ١٧٤
“(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar“. [Qs. Ali Imran: 173-174]
Judul:
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ
(banan/arrahmah.com)