(Arrahmah.com) – Serangan mujahidin Majlis Syura Mujahidin Aknaf Baitil Maqdis, yang merupakan nama publik bagi Al-Qaeda Serambi Al-Aqsha, semakin menggetarkan penjajah zionis Yahudi. Skenario jahat untuk memerangi Majlis Syura Mujahidin Aknaf Baitil Maqdis dengan ‘meminjam tangan’ militer Mesir nampaknya menjadi taktik andalan penjajah zionis Yahudi dan anteknya, militer Mesir.
Skenario itu nampak jelas dari serangan misterius terhadap dua posko keamanan Mesir di perbatasan Mesir-Israel pada Ahad (5/8/2012) bertepatan dengan 17 Ramadhan 1433 H. Serangan di semenanjung Sinai itu menewaskan belasan tentara perbatasan Mesir. Tanpa secuil bukti, militer Mesir dan militer Israel langsung menuding mujahidin Al-Qaeda sebagai pelaku serangan.
Lewat momen serangan misterius itu, militer Mesir segera mengumumkan perang terhadap kelompok-kelompok salafi-jihadi Mesir. Sementara itu militer penjajah zionis Israel langsung mengerahkan ribuan tentaranya ke perbatasan Israel Selatan-Mesir dengan dalih antisipasi terhadap serangan teroris Al-Qaeda.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh situs-situs jihad internasional, kelompok mujahidin Majlis Syura Mujahidin Aknaf Baitil Maqdis menolak tudingan keji militer Mesir dan militer Israel itu. Majlis Syura Mujahidin Aknaf Baitil Maqdis menegaskan fokus operasinya menargetkan orang-orang dan kepentingan-kepentingan penjajah zionis Yahudi.
Operasi Ghazwah Nushrah lil-Aqsha wal Asra yang dilakukan oleh dua pelaku serangan syahid mujahid Al-Qaeda Serambi Al-Aqsha, Abu Hudzaifah Al-Hudzali dan Abu Shalah Al-Mishri, membuktikan mujahidin Al-Qaeda bertujuan mengusir penjajah zionis Yahudi. Meski menerobos para tentara perbatasan Mesir di wilayah Mesir-Israel Selatan, kedua mujahid itu sama sekali tidak mengusik apalagi menyerang tentara perbatasan Mesir.
Dalam pernyataan resminya, Majlis Syura Mujahidin Aknaf Baitil Maqdis menegaskan penolakannya terhadap tudingan keji yang menuding serangan itu dilakukan oleh kelompok jihad atau rakyat Palestina.
Tudingan keji tak berdasar tersebut hanya merupakan legitimasi pihak militer Mesir dan militer penjajah zionis Yahudi untuk memerangi mujahidin Islam yang berperang demi mengusir penjajah Yahudi. Selain itu, militer Mesir dan Israel hendak mencari legitimasi untuk menutup penyeberangan Rafah dan mengisolasi rakyat muslim Gaza.
Majlis Syura Mujahidin Aknaf Baitil Makdis menyerukan kepada media massa untuk berhati-hati mengambil sumber berita dan tidak menjadi media massa bayaran. Pihak yang pertama kali menuding mujahidin Al-Qaeda dan rakyat Palestina sebagai pelaku serangan misterius itu adalah juru bicara militer Israel. Media massa merilis begitu saja tudingan keji tersebut tanpa bahwa memberikan seucil pun bukti yang valid.
Sejumlah politikus Mesir dan tokoh gerakan salafi jihadi Mesir juga menegaskan serangan misterius tersebut adalah rekayasa militer Mesir dan militer Israel. Tujuan rekayasa itu adalah melegitimasi tindakan militer Mesir memerangi mujahidin Islam yang berjihad demi mengusir penjajah zionis Yahudi dan mengembargo ekonomi rakyat muslim Gaza lewat penutupan penyeberangan Rafah.
Dalam wawancara dengan sebuah stasiun TV Mesir, Hazim Abu Shalah politikus Mesir yang belum lama ini disingkirkan oleh Mahkamah Konstitusi Mesir dari daftar capres Mesir menegaskan bahwa serangan misterius tersebut adalah rekayasa dinas intelijen Israel, Mossad.
Para aktivis salafi jihadi di Mesir menegaskan serangan misterius itu adalah rekayasi aparat keamanan Mesir guna mendapatkan legitimasi memerangi kelompok salafi jihadi. Para aktivis salafi jihadi di Mesir mengingatkan kembali peristiwa pengeboman terhadap gereja Qadesein pada Januari 2011. Saat itu aparat keamanan segera menuding kelompok salafi jihadi sebagai pelakunya. Aparat keamanan melakukan penggerebekan dan penangkapan besar-besaran terhadap aktivis salafi jihadi.
Setelah terjadi revolusi 25 Januari yang menumbangkan dictator Husni Laa Mubarak, peristiwa pengeboman itu diselediki ulang. Hasil investigasi membuktikan pengeboman itu dilakukan oleh pasukan keamanan khusus yang berada di bawah komando Departemen Dalam Negeri Mesir.
Kelompok salafi jihadi Mesir mengingatkan bahwa selama dua tahun terakhir, mujahidin Mesir sama sekali tidak mengusik seorang warga sipil, polisi maupun tentara Mesir. Padahal mereka telah melakukan 17 kali serangan terhadap jaringan pipa gas Mesir-Israel.
(muhib almajdi/arrahmah.com)