WASHINGTON – Enam tahun setelah serangan 11 September 2001, Al Qaeda semakin kuat, bahkan mampu menggerus pengaruh Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.
Meskipun dinas intelijen AS dan analis menilai peningkatan pengamanan dan upaya komunitas internasional melawan Al Qaeda mampu mencegah serangan besar ke AS, sebenarnya Al-Qaeda telah menggalang kekuatan dan semakin kuat.
“Walaupun Al Qaeda sempat melemah pada 9/11, saat ini kekuatan mereka tumbuh kembali,” kata Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Michael Chertoff.
“AS masih menghadapi ancaman berkelanjutan,” imbuhnya.
Usamah bin Laden, yang mendalangi serangan 11 September, baru-baru ini menampakkan diri dalam sebuah rekaman video terbaru. Di situ, selain menunjukkan diri bahwa dia masih hidup, Usamah bahkan mencibir AS kian “melemah”.
Di rekaman tersebut, Usamah tidak secara langsung menyatakan ancamannya, tetapi analis menganggap itu merupakan pesan berisi seruan untuk melancarkan serangan baru. Namun, penasihat keamanan Gedung Putih Fran Townsend menolak pandangan ini dan mengira Usamah sebenarnya kian melemah.
Presiden AS George W Bush yang pascaserangan 11 September menginginkan Usamah hidup atau mati mengubah perhatiannya kepada Irak dan membuatnya menjadi pusat “perang melawan teror”.
“Irak merupakan berkah bagi Al Qaeda karena kita menangkap umpan mereka,” kata analis keamanan PJ Crowley dari Pusat Kemajuan Amerika.
Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh Mike German, mantan agen antiterorisme FBI. Dia mengungkapkan, perang Irak memberi kemudahan bagi Al-Qaeda untuk membunuh warga AS melalui afiliasinya di Irak.
“Tidak ada konflik yang butuh paling banyak waktu, perhatian, korban jiwa, dana, dan dukungan selain perang di Irak. Ini menjadi alat rekrutmen dan pelatihan yang kuat bagi Al Qaeda,” tulis Thomas Kean dan LeeHamilton di WashingtonPost.
Menurut penilaian analis dan beberapa sumber, jaringan Al-Qaeda yang dipimpin Usamah dalam enam tahun sejak serangan 11 September telah membangun markas besar baru di wilayah terpencil di Pakistan. Kawasan pegunungan yang dihuni oleh kelompok suku Pashtun merupakan tujuan pertama ketika pejuang Al-Qaeda menyelamatkan diri dari serbuan AS yang menggulingkan Taliban di Afghanistan pada 2001 lalu.
“Wilayah suku sudah menjadi markas global pergerakan Al Qaeda. Di sana menjadi tempat latihan, perencanaan, dan persiapan serangan terhadap sasaran yang berbau Barat,” kata Rohan Gunaratna, pakar terorisme penulis Inside Al-Qaeda. Beberapa sumber mengatakan, meskipun keberadaan Usamah hingga sekarang belum diketahui, mereka menyaksikan anak dan calon penerus Osama, Hamza, baru-baru ini datang ke wilayah suku Pashtun tersebut.
“Tidak ada seorang pun yang tahu di mana Usamah bin Laden. Dua setengah tahun lalu, dia berada di Provinsi Kunar, Afghanistan. Namun sekarang kami tidak tahu di mana dia,” kata seorang milisi.
Menangkap Usamah merupakan prioritas AS, bahkan mereka menghargai kepala Osama sebesar USD50 juta. Namun, sampai saat tidak mereka tidak mampu mengungkap keberadaannya.