(Arrahmah.com) – As-Sahab Media pada bulan Syawal 1432 H / September 2011 M kemarin merilis video terbaru orang nomor satu dalam tanzhim Al-Qaeda, Syaikh DR. Aiman azh-Zhawahiri. Video berdurasi 13 menit 13 detik tersebut diberi tajuk ‘tatawaala hazaaim al-amrikan’ yang bermakna ‘Rentetan kekalahan demi kekalahan Amerika’.
Hal pertama yang diulas oleh Dr. Aiman azh-Zhawahiri adalah besarnya nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kaum muslimin, sehingga mereka menjadi saksi atas berbagai peristiwa besar terakhir. Satu per satu rezim diktator antek Amerika berjatuhan dari kursi kekuasaannya, bersamaan dengan kekalahan demi kekalahan pahit yang dialami Amerika.
Kekalahan Amerika diawali dari serangan mujahidin pada 11 September 2011, sebuah serangan terbesar setelah serangan atas Pearl Harbour di awal perang Dunia I. Amerika mengalami kekalahan di Tunis dengan jatuhnya rezim diktator antek Amerika. Amerika mengalami kekalahan di Mesir dengan jatuhnya rezim represif paling setia kepada Amerika di kawasan itu. Amerika mengalami kekalahan di Afghanistan dan Irak sehingga mulai memikirkan penarikan mundur pasukannya secara bertahap. Amerika mengalami kekalahan telak di Libia, dengan tergulingnya rezim represif antek Amerika dalam memerangi Islam. DR. Aiman mengucapkan selamat kepada kaum muslimin atas tergulingnya para taghut sekuler antek Amerika tersebut.
Secara khusus, Dr. Aiman menyoroti kemenangan revolusi kaum muslimin di Libia. Selama 40 tahun berkuasa, taghut represif Qadzafi telah bersekongkol dengan Amerika untuk memerangi Islam dan kaum muslimin. Taghut Qadzafi telah menyerahkan seluruh persenjataan kimia dan nuklirnya kepada Amerika, dengan imbalan dukungan politik, ekonomi, dan militer. Selama 40 tahun lebih, taghut Qadzafi telah menimpakan seluruh bentuk penindasan, pemberangusan, pembunuhan, penculikan, penyiksaan, dan pencurian terhadap kaum muslimin Libia dengan dalih Irak perang melawan kaum radikalis, fundamentalis, dan teroris Islam.
Kemenangan jihad kaum muslimin atas rezim Qadzafi harus dibayar mahal dengan tumpahan darah dan remuknya tulang belulang puluhan ribu mujahidin. DR. Aiman mengingatkan kaum revolusioner Libia untuk waspada terhadap musuh-musuh yang mencari-cari celah dan menunggu-nunggu kesempatan untuk menelikung revolusi demi kepentingan mereka sendiri.
Musuh terbesar adalah Amerika dan NATO, yang telah melakukan penjajahan, pembantaian, penyiksaan, dan perampasan kekayaan alam atas negeri-negeri muslim. Amerika dan NATO-lah yang telah mendukung Yahudi zionis untuk menjajah Palestina, dan mendukung para rezim represif bonekanya untuk mengangkangi negeri-negeri kaum muslimin. Kaum revolusioner Libia harus waspada jangan tertipu masuk dalam perangkap Amerika dan NATO yang berambisi memetik kemenangan dan manfaat terbesar dari revolusi Islam Libia.
Amerika dan NATO telah menekan kaum revolusioner untuk mengikuti aturan main mereka. Pemerintahan sekuler yang dipegang oleh orang-orang pro Barat, penyingkiran syariat Islam dari praktik berbangsa dan bernegara, dan kepatuhan terhadap kebijakan yang didiktekan oleh Barat dalam semua bidang kehidupan merupakan inti makar Amerika dan NATO untuk merampas kemenangan revolusi di Libia. Para pemimpin Amerika dan NATO secara vulgar telah menuntut pembersihan kaum revolusi Libia dari unsur radikalis, fundamentalis, dan teroris. Sudah jelas, yang mereka maksudkan adalah kaum muslimin Libia yang berjihad untuk menegakkan syariat Islam dan mempertahankan negeri mereka dari penjajahan Amerika dan NATO.
AS dan NATO menginginkan negeri-negeri Islam dikuasai oleh orang-orang sekuler, atheis, dan antek-antek Barat; yang tidak menerapkan syariat Islam, tidak menghasung jihad untuk membebaskan negeri-negeri kaum muslimin, tunduk kepada ‘arahan’ tuan Amerika dan NATO, dan mempersilahkan Barat untuk merampas kekayaan alam kaum muslimin dengan imbalan kursi kekuasaan.
DR. Aiman menyerukan beberapa imbauan kepada kaum revolusioner Libia yang telah mencurahkan segenap pengorbanan mereka dalam ribath dan jihad melawan penindasn taghut Qadzafi.
Pertama, inti reformasi dan langkah paling pertama yang harus ditempuh oleh pemerintahan yang baru adalah menegaskan secara formal bahwa syariat Islam adalah UUD dan satu-satunya sumber hukum dalam semua bidang kehidupan. Semua UU dan peraturan yang lain harus berdasar atau tidak menyelisihi syariat Islam. Syariat Islam harus dijalankan secara murni dan komitmen dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika hal itu tidak dilakukan, niscaya arah perjalanan pemerintahan yang baru akan menyimpang dari cita-cita semua rakyat Libia. Hal itu berkonskuensi perlunya jihad dan pergorbanan revolusi kembali untuk mengembalikan pemerintahan kepada arah yang benar.
Kedua, pemerintahan harus dipegang oleh orang-orang mukmin yang shalih, bertakwa, jujur, amanah, berjihad, tidak loyal kepada kepada orang-orang kafir dan perusak. Jika kedua langkah ini telah ditempuh, maka proses pembangunan pemerintahan dan bangsa yang kokoh akan mendapat pertolongan Allah SWT.
Kemenangan atas rezim Qadzafi lewat perang panjang adalah sebuah nikmat yang sangat agung. Ia adalah ujian dari Allah SWT untuk melihat bagaimana cara hamba-Nya mensyukuri nikmat tersebut. Sebagaimana difirmankan Allah SWT melalui lisan nabi Musa AS: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuh kalian dan menjadikan kalian khafilah di bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatan kalian.” (QS. Al-a’raf (7): 129)
Dr. Aiman juga mengucapkan selamat kepada mujahidin Mesir yang berhasil melakukan serangan terhadap dua markas militer Israel di Iliat dan Ummu Rasras. Serangan itu telah membuka kedok Dewan Militer Mesir sebagai antek AS dan Israel. Ketika rezim Qadzafi membantai kaum muslimin di Libia dan Yahudi zionis melancarkan invasi militer ke Gaza, Dewan Militer Mesir berpangku tangan saja. Namun ketika kedua markas militer Israel di gurun Sinai perbatasan Mesir-Isreal diserang oleh mujahidin Mesir, buru-buru Dewan Militer Mesir mengerahkan seluruh kekuatannya untuk memburu, menangkap, mengadili, dan membantai mujahidin demi mendapat restu AS dan Israel.
Dr. Aiman mengingatkan rakyat Mesir bahwa Dewan Militer Mesir masih mengirim gas kepada Israel, mencegah sembako sampai ke tangan umat Islam Gaza, dan menghancurkan terowongan-terowongan yang menjadi jalur suplai sembako penduduk muslim Gaza. Dewan Militer Mesir adalah antek AS dan NATO yang bekerja sesuai kebijakan dua pendahulunya, Anwar Sadat dan Husni Laa Mubarak. Dewan Militer tunduk kepada ‘arahan’ AS dan Israel, dan bertugas menjaga perbatasan Mesir-Israel dari terobosan mujahidin Mesir yang akan membantu kaum muslimin Gaza.
Dr. Aiman menyerukan kepada kaum muslimin yang telah berhasil menduduki Kedubes Israel di Kairo dan menurunkan bendera Israel, untuk melanjutkan intifadhah mereka sampai mereka berhasil mengusir dubes Israel, memutus hubungan diplomatik dengan Israel, dan mencampakkan perjanjian Camp David dan seluruh perjanjian damai lainnya yang berisi pengakuan atas eksistensi negara Yahudi Israel dan penjajahan mereka atas bumi muslim Palestina. Intifadhah di Mesir harus terus berlanjut, meskipun Dewan Militer Mesir pasti akan melakukan semua upaya represif terhadap mereka demi tetap diakui oleh AS, Israel, dan NATO sebagai ‘antek’ Barat dan ‘anjing penjaga’ Israel.
Di akhir video, Dr. Aiman menyerukan kepada kaum muslimin Aljazair yang perwira dan tegar untuk berjuang menggulingkan rezim represif Aljazair yang pro Barat. Sungguh aneh, bangsa Aljazair yang telah terkenal dengan keberanian, keuletan, kesabaran, dan pengorbanannya di medan jihad kini berpangku tangan. Padahal saudara-saudara mereka di Libia dan Tunisia telah berhasil mengirim dua taghut represif ke tong sampah sejarah. Rakyat muslim Aljazair harus melakukan intifadhah untuk menegakkan syariat Islam, membela nyawa, keluarga, dan kehormatan, serta melindungi kekayaan alam mereka dari perampasan oleh AS, Perancis, dan antek-anteknya.
Download video :
(Muhib al-Majdi/arrahmah.com)