MALAKAND (Arrahmah.com) – Pemimpin al-Qaeda telah mengalokasikan 2 miliar rupee atau setara 23,25 juta USD dan membuka program pelatihan baru bagi 400 “militan” di wilayah Khyber untuk memulai perlawanan penuh di wilayah Swat, lapor Asia Times Online.
Di satu waktu, Presiden Barack Obama secara mendadak melakukan kunjungan ke Afghanistan dan mengatakan kepada tentara AS di basis Bagram, di luar Kabul bahwa mereka harus mempersiapkan diri untuk masa-masa sulit, seorang “militan” yang berbicara kepada ATol mengatakan bahwa AlQaeda tengah merencanakan sesuatu di Swat.
Rencana Al-Qaeda
Aku berada di Malakand untuk memberikan alamat ke sebuah universitas dan menerima pesan di ponsel untuk menemui seseorang di sebuah hotel terdekat. Dan ternyata saya bertemu dengan Shamim Hussain (bukan nama sebenarnya) dan dia meminta saya untuk bermalam di sebuah desa untuk mendengarkan pandangan para pejuang dari Swat, dimana pada tahun lalu militer Pakistan melancarkan serangan besar di lembah tersebut dan mengklaim kemenangan.
Operasi di Swat dimulai pada pertengahan 2009 dan mengubah arah negara Pakistan setelah tentara menerapkan kekuatan optimal. Bangsa ini menyaksikan pengungsian internal terbesar dalam sejarah, dimana lebih dari 2 juta orang meninggalkan rumah mereka. Lembah Swat seperti lembah hantu selama lebih dari tiga bulan karena militer memaksa penduduk untuk pergi.
“Setiap pagi kita akan melihat sedikitnya tiga mayat yang diklaim sebagai Taliban namun militer tidak mau menguburnya dan membiarkan jenazah tersebut dimakan oleh gagak, elang dan burung pemakan bangkai lainnya,” ujar seorang mahasiswa, Abdul Rahman kepada ATol.
Laporan mengenai pelanggaran berat hak asasi manusia muncul setelah operasi militer dihentikan, dan AS mengancam akan menghentikan bantuan kepada Pakistan jika pemimpin militer tidak membentuk sebuah komite untuk menyelidiki isi video itu.
Hussain mengentikan mobilnya di depan sebuah rumah di dekat lapangan tebu dan dia membawaku ke sebuah ruangan.
“Apa yang kamu ketahui sekarang?” “Militer mengklaim bahwa Taliban adalah sejarah,” jawabku.
“Tidak diragukan lagi kami telah turun, tapi tidak keluar. Kami telah merombak total strategi kami. Kami akan kembali pada musim panas yang sangat kuat berikutnya,” ujar Hussain.
Ia melanjutkan, “Apakah Anda mendengar tentang pembunuhan walikota lokal (walikota terpilih), pengacara dan anggota Partai Awami Nasional? Ini adalah kampanye yang sangat terorganisasi dan masih dalam taraf rendah. Di bulan selanjutnya, kampanye seperti ini akan didongkrak dan para militan akan berada di lembah untuk menargetkan tentara.”
Pir Noorul Haq Qadri, seorang anggota parlemen dari Khyber mengatakan kepada ATol bahwa beberapa bulan lalu Taliban telah membuat daftar 3.000 orang yang menjadi target. Taliban telah memobilisasi kadernya dari berbagai wilayah berbeda dan kini Khyber menjadi benteng mereka.
Al-Qaeda juga telah menetapkan mata pada celah Khyber, karena hampir 75 persen pasokan NATO menuju Afghanistan melewatinya. Tahun ini menjadi saksi meningkatnya serangan terhadap konvoy suplai NATO.
Hussain menegaskan bahwa Al-Qaeda memiliki mata di Swat.
“AlQaeda telah langsung mengambil alih masalah Swat. Mullah Fazlullah, pemimpin TTP (Taliban Pakistan) sayap Swat, telah dipanggil ke Waziristan Utara sehingga AlQaeda akan mengarahkan seluruh keputusan melalui dia. Komandan operasi, Ibn-e-Amin (Bin Yamin), telah ditempatkan di Mohmand (dekat Malakand), jadi dia dapat langsung beroperasi di Lembah Swat dan para pejuangnya telah ditempatkan di Khyber untuk pelatihan.
“Al-Qaeda mengalokasikan 2 miliar rupee untuk rencana Swat dan mengangkat sebagian besar pelatih yang mahir berbahasa Arab, Pakistan dan turki untuk melatih militan di Swat dan membawa kecanggihan pada operasi mereka,” lanjut Hussain.
Hal ini hampir mirip dengan strategi yang diperkenalkan di Afghanistan oleh Ilyas Kashmir. Ia menghentikan pertempuran gerilya dan militan dilatih untuk operasi khusus yang lebih canggih.
“Ini (rencana AlQaeda) adalah respon sederhana terhadap lonjakan desakan yang dilakukan oleh AS terhadap Pakistan untuk segera masuk ke wilayah Waziristan Utara dan menggangu Komando Taliban dan kontrol hubungan. Para militan akan mengalihkan operasi militer dengan melibatkan mereka di Swat,” ujar hussain.
Pada titik ini, dengan sedikit kemungkinan gencatan senjata dengan militan di Afghanistan atau Pakistan, tahun mendatang akan menjadi sangat berdarah, dengan Swat yang sekali lagi akan menjadi point besar utama. (haninmazaya/arrahmah.com)
*ditulis oleh Syed Shaleem Shahzad dari Asia Times Online