(Arrahmah.com) – Laporan Editor The Long War Journal : Berikut ini adalah kesaksian Thomas Joscelyn kepada House Committee of Foreign Affairs, Subcommittee on Terrorism mengenai ancaman jaringan Al-Qaeda di Afghanistan dan Pakistan terhadap negara AS
Terima kasih untuk mengundang saya di sini pada hari ini untuk membahas ancaman abadi yang ditimbulkan oleh Al Qaeda di Afghanistan dan Pakistan. Hal ini secara luas diasumsikan bahwa kehadiran Al Qaeda di Asia Selatan, pada kenyataannya, menimbulkan ancaman abadi bagi kepentingan Amerika.
Pembunuhan pemimpin tertinggi Al Qaeda, termasuk Usamah bin Laden, dan lebih dari satu dekade perang dan operasi kontraterorisme seharusnya melemahkan organisasi tersebut. Saya meyakini bahwa Al Qaeda telah menderita kerugian besar, namun saya tidak berpikir bahwa pengganti Usamah bin Laden kehilangan kekuatannya. Sebaliknya, Al Qaeda tetap bertahan.
Dalam sidang hari ini saya akan membahas berdasarkan kesaksian saya sebelumnya pada akhir Juli lalu. Selama sidang (Jihad global Al Qaeda: Afiliasi, Tujuan, dan Tantangan Masa Depan), kita membahas struktur Al Qaeda dan tantangan yang kita hadapi di masa depan. Hari ini, saya ingin menekankan lima poin utama:
PERTAMA
Al Qaeda adalah jaringan internasional yang terdiri dari pemimpin umum (amir ‘aam), cabang-cabang regional, serta berbagai organisasi lainnya.
Ini mungkin tampak aneh, tapi bertahun-tahun setelah peristiwa 11 September 2001, ada definisi yang diterima secara umum mengenai Al Qaeda. Istilah “otak” Al Qaeda sering digunakan, tetapi konsep ini adalah penemuan Barat dan didefinisikan dengan tepat. Akan tetapi definisi itu tidak akurat menyampaikan struktur Al Qaeda.
Ketika para analis dan pejabat berbicara tentang “otak” dari Al Qaeda, mereka umumnya mengacu pada Ayman Azh-Zhawahiri dan tangan kanannya yang berada bersamanya di Asia Selatan. Bahkan beberapa orang berpikir lebih jauh, bahwa Ayman Azh-Zhawahiri adalah satu-satunya pemimpin Al Qaeda yang tersisa. Argumen tersebut tidak didasarkan pada bukti.
Al Qaeda beroperasi berdasarkan struktur pemimpin umum, petinggi senior organisasi dan tangan kanan mereka, beberapa anggota komisi, dewan syura yang merupakan penasehat paling ditaati dalam kelompok itu, serta staf pendukung, seperti kurir dll. Kami secara teratur melihat pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh pemimpin umum (amir ‘aam) Al-Qaeda.
Pemimpin umumlah yang memberlakukan berbagai fungsi administrasi, selain mengawasi operasi organisasi Internasional. Misalnya, amniyat Al Qaeda adalah bagian dari kelompok keamanan dan kontra intelijen. Amniyat di Pakistan utara terkenal dalam memburu orang yang diduga mata-mata musuh.
Organisasi ini tidak terbatas pada Asia Selatan. Banyak jihadis, yang merupakan anggota inti Al Qaeda yang tersebar di seluruh dunia. Sebagai contoh, Nashir Al Wuhayshi, yang memimpin Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), adalah sosok penting di Al-Qaeda, setelah menjabat sebagai anak didik dan pembantu Usamah bin Laden. Selain menjadi amir AQAP, Al Wuhayshi juga adalah general manager Al Qaeda, yang merupakan posisi kunci dalam struktur Al Qaeda. Selain pemimpin umum, general manager Al Qaeda juga diberikan kekuasaan yang luas untuk mengawasi operasi organisasi itu.
Pemimpin umum Al Qaeda telah menetapkan beberapa daerah untuk melancarkan jihad, dan ada amir yang ditunjuk untuk mengawasi upaya organisasi di masing-masing daerah. Amir masing-masing daerah memiliki kewenangan dalam mengatur kelompoknya, tapi ia terikat bai’at dengan pemimpin umum Al Qaeda Syaikh Ayman Az Zawahiri. Para amir masing-masing daerah melaporkan kepada pemimpin senior Al-Qaeda, termasuk general manager.
Apa yang disebut sebagai cabang resmi Al-Qaeda adalah organisasi yang ditugaskan untuk berperang di wilayah masing-masing. Cabang-cabang resmi dari Al Qaeda adalah : AQIM, AQAP, Jabhab Nushrah di Suriah, dan As Shabaab. Semua dari mereka telah berbai’at (sumpah setia) kepada Syaikh Ayman Azh-Zhawahiri. Selain daerah ini, Al Qaeda juga memiliki jaringan di beberapa negara.
Dengan demikian, sketsa singkat Al Qaeda yang saya paparkan di sini menunjukkan bahwa Al Qaeda adalah salah satu organisasi internasional yang jauh lebih kohesif (padu) daripada yang sering diasumsikan. Seperti organisasi lainnya, bagaimanapun, Al Qaeda menghadapi hambatan dalam berusaha untuk menjaga jaringannya. Misalnya, ISIS adalah cabang Al Qaeda di Irak, namun amir kelompok ini telah berulang kali mengabaikan perintah dari pemimpin umum. Hal ini menyebabkan ISIS tidak diakui oleh organisasi Al Qaeda. Saat ini ISIS terus memerangi Jabhah Nushrah dan sekutunya di Suriah.
Selain cabang-cabang resmi dari Al Qaeda, ada organisasi lain yang merupakan bagian dari jaringan internasional Al Qaeda meskipun mereka belum dilantik secara terbuka berbai’at kepada pimpinan. Memang, Al Qaeda sering menyembunyikan hubungan organisasi dengan kelompok-kelompok yang sedang dipersiapkan untuk menjadi aliansi. Baik Jabhah Nushrah dan As Shabaab, yang sekarang merupakan cabang resmi dari Al Qaeda, pada awalnya diketahui tidak mempunyai koneksi jaringan dengan kepemimpinan senior Al Qaeda.
Al Qaeda juga membuat beberapa cabang lain sehingga dapat mengaburkan pengaruhnya. Di Yaman misalnya, AQAP mengadopsi nama Ansarus Syariah. Nama ini dimaksudkan untuk menyampaikan gagasan bahwa kelompok tersebut adalah pelindung dan penegak hukum syariah. Kelompok-kelompok lain yang menyebut diri mereka Ansarus Syariah telah didirikan di Mesir, Libya dan Tunisia. Masih ada kelompok lain yang mengadopsi ideologi Al Qaeda, tetapi mungkin secara operasional tidak terhubung dengan pemimpin umum atau cabang Al-Qaeda.
Saya mulai dengan gambaran ini karena ancaman abadi organisasi Al Qaeda di Afghanistan dan Pakistan mulai meluas jauh ke luar negara.
KEDUA
Al Qaeda, pada intinya, adalah sebuah organisasi rahasia. Sejak berdirinya pada tahun 1988, organisasi tersebut berusaha untuk menyembunyikan operasinya. Hal ini membuat kita sulit untuk menilai beberapa aspek yang sangat mendasar dari Al Qaeda. Misalnya, kelompok ini tidak menerbitkan sebuah bagan organisasi dan tidak mempublikasikannya. Jika Anda memperhatikan Al Qaeda dengan seksama, anda dapat melihat bahwa kelompok ini secara konsisten mengganti para petinggi yang gugur atau tertangkap dalam peristiwa 9/11. Dalam beberapa kasus penggantian ini tidak kompeten, sementara dalam kasus lain mereka bahkan melampaui petinggi sebelum mereka.
Nashir Al Wuhayshi, general manager Al Qaeda, adalah seorang veteran berpengalaman yang menggantikan petinggi sebelumnya dalam peran tersebut setelah mereka dibunuh atau ditangkap. Al Wuhayshi, jika ditilik dari kontribusinya sebagai general manager, dia adalah pemimpin yang sangat kompeten. Namun, upaya “kontraterorisme” yang dipimpin oleh Amerika pasti telah mengganggu jaringan internasional Al Qaeda, dan memberikan kemunduran yang signifikan di beberapa cabang.
Ditambah masalah Al Qaeda dengan ISIS yang semakin meruncing, sebabnya adalah AS dan sekutunya berhasil membunuh petinggi ISI (ed: Syaikh Abu Umar Al-Baghdadi dan Syaikh Abu Hamzah Al-Muhajir) pada tahun 2010. Para pemimpin (ISI) sebelumnya telah berbai’at kepada pemimpin umum Al Qaeda, tapi setelah kematian mereka digantikan dengan para pemimpin yang belum diperiksa oleh para pemimpin senior Al Qaeda.
Salah satu hal menarik tentang pertikaian antara ISIS dan Jabhah Nushrah adalah bahwa hal itu telah menyebabkan Al Qaeda memperkenalkan beberapa pemimpin yang sebelumnya tidak diketahui oleh publik. Para pemimpin tersebut terkenal karena mereka dipanggil sebagai saksi untuk melawan ISIS, mengandalkan pengalaman jihad mereka untuk menunjukkan kredibilitas mereka. Beberapa pemimpin ini turut membantu membangun Al Qaeda, tapi tidak ada yang berbicara tentang mereka sampai mereka muncul di publik. Fenomena yang sama terjadi sepanjang waktu. Pemimpin Al Qaeda yang sebelumnya tidak diketahui, saat ini mulai diperkenalkan, baik oleh pemimpin umum maupun cabang-cabang regional.
Para pejabat AS, di bawah pemerintahan Bush dan Obama, berulang kali mengklaim telah menghancurkan Al Qaeda setelah sejumlah pemimpin organisasi tersebut dibunuh atau ditangkap. Bagian dari alasan bahwa penilaian ini salah adalah bahwa sesungguhnya Al Qaeda memiliki tingkat kedalaman untuk terus mengambil alih, baik dari dalam organisasi maupun sekutu-sekutunya. Al Qaeda terus-menerus berada dalam proses merekrut kader baru.
Hari ini di Pakistan dan Afghanistan, Al Qaeda mungkin memiliki kader pemimpin yang signifikan yang saat ini belum teridentifikasi oleh publik. Peran yang dimainkan olehnya misalnya, tinjauan sepintas Vanguards Khorasan, yang merupakan media Al Qaeda telah mengungkapkan bahwa banyak pemimpin yang tidak dibahas secara teratur.
KETIGA
Al Qaeda selalu menjadi yang pertama dan terpenting, memimpin sebuah organisasi pemberontakan yang difokuskan untuk menjungkirbalikkan tatanan politik yang ada di negara mayoritas muslim. Jihadis Al-Qaeda adalah “teroris”, tetapi mereka lebih dari itu. Mereka adalah revolusioner politik yang mencari kekuasaan untuk diri mereka sendiri dan ideologi mereka.
Dengan demikian, sebagian besar upaya Al Qaeda sejak didirikannya adalah memfokuskan pada pertempuran ke arah itu, yaitu bertarung untuk merebut kekuasaan di beberapa negara. Upaya awal mereka dalam hal ini berakhir dengan kegagalan. Tapi hari ini, cabang resmi dari Al Qaeda berjuang di sebagian besar daerah Afrika dan Timur Tengah konsisten dengan visi awal Al-Qaeda. Kelompok-kelompok ini semuanya mencari cara untuk mendapatkan wilayah untuk mendirikan negara Islam dan memerintah hukum syariah. Mereka menimbulkan ancaman bagi kepentingan AS di luar negeri, dan bagian dari masing-masing organisasi-organisasi ini telah dikhususkan untuk merencakanan serangan kepada Barat atau setidaknya punya niat melakukan hal itu.
Untungnya, sebagian besar upaya mereka untuk menyerang Barat sejauh ini gagal. Tapi selalu diingat bahwa menyerang Barat belum menjadi tujuan strategis Al-Qaeda. Menyerang AS pada 9/11, dan berbagai plot setelah itu, dipandang sebagai langkah taktis. Al Qaeda percaya bahwa dengan menyerang AS dan Barat, dapat mengurangi pengaruh Barat di dunia Muslim, sehingga menggoyahkan tatanan politik yang ada dan memberikan kesempatan untuk mengobarkan pemberontakan melawan pemerintah yang tidak Islami. Hanya sebagian kecil sumber daya Al Qaeda yang dikerahkan untuk memerangi Barat. Jumlah sumber daya yang jauh lebih besar telah didedikasikan untuk berjuang membangun Negara Islam.
Beberapa menyatakan bahwa Al Qaeda telah gagal dalam meluncurkan serangan yang serupa dengan 9/11 di AS, yang artinya bahwa kelompok tersebut secara strategis telah dikalahkan. Kontraterorisme dan intelijen AS pantas mendapatkan penghargaan karena berhasil menghentikan serangan berikutnya. Kita sudah beruntung pada beberapa kesempatan. Tapi, yang paling penting, Al Qaeda menghabiskan jauh lebih banyak sumber daya untuk memperjuangkan Negara Islam daripada melaksanakan operasi 9/11 gaya baru.
Dengan demikian, sebagai peringatan: Al Qaeda telah memperluas jejak geografis mereka, ia juga telah meningkatkan perekrutan calon potensial untuk melakukan serangan di Barat. Para jihadis yang berperang di luar negeri akan terus bertambah, seperti yang terjadi sebelum 9/11, calon petinggi Al-Qaeda akan terus ada, dan ini membuka kemungkinan baru untuk serangan Al Qaeda di Barat. Hari ini di Suriah, sebagian besar sumber daya Al Qaeda dihabiskan untuk memerangi pasukan Bashar Al Assad, serta memerangi faksi ISIS (yang juga bisa memerangi Barat). Namun para pejabat kontraterorisme Barat sangat benar ketika khawatir bahwa beberapa jihadis yang direkrut untuk berperang di Suriah akan melakukan serangan ketika kembali ke tanah air mereka.
KEEMPAT
Al Qaeda beroperasi sebagai bagian dari “sindikat” di Asia Tengah dan Selatan. Pada tahun 2010, mantan Menteri Pertahanan Robert Gates menggambarkan Al Qaeda sebagai bagian dari “sindikat” di Afghanistan, Pakistan, dan di tempat lain di wilayah Asia Tengah Selatan. Ini merupakan penjelasan yang sangat baik tentang bagaimana Al Qaeda beroperasi. “Satu kemenangan bagi salah satu [anggota sindikat] adalah kemenangan bagi semua”, Gates memperingatkan.
Dia benar. Gates menyebutkan kelompok-kelompok seperti Taliban Afghanistan dan Taliban Pakistan (Tehrik-e Taliban Pakistan, atau TTP), serta Lashkar-e-Taiba (LeT), adalah termasuk dari “sindikat” ini. Kita juga dapat menambahkan: Jaringan Haqqani (HQN), Gerakan Islam Uzbekistan (IMU) dan cabangnya Persatuan Jihad Islam (IJU), Harkatul Jihad al-Islami (HUJI), Harakatul Mujahideen (HUM), Jaish-e-Mohammed (JEM), dan Lashkar-e-Jhangvi (LeJ), diantaranya.
Saya tidak akan menceritakan di sini bagaimana masing-masing kelompok tersebut memiliki keterkaitan dengan Al Qaeda. Arsip-arsip The Long War Journal dipenuhi dengan contoh-contoh itu, termasuk yang menunjukkan bagaimana Al Qaeda telah diisi ulang jajaran petingginya diambil dari organisasi-organisasi tersebut. Namun, Jaringan Haqqani (HQN) layak diperhatikan lebih lanjut. Secara singkat saya menyebutkan bahwa jaringan HQN merupakan bagian dari aliansi Taliban dan juga terkait erat dengan Al Qaeda. Hubungan antara HQN dan Al Qaeda di tingkat paling senior dari masing-masing organisasi berdasarkan sejarah pada beberapa tahun lalu. HQN telah memberikan tempat perlindungan untuk al-Qaeda di Pakistan utara dan Afghanistan, bahkan sangat mungkin bagi Al Qaeda untuk merencanakan serangan terhadap Barat dari wilayah yang dikendalikan oleh HQN. Al Qaeda telah mengembangkan kedalaman strategis di Asia Selatan melalui kemitraan dengan kelompok-kelompok seperti HQN.
KELIMA
Al Qaeda masih beroperasi di Afghanistan sampai hari ini. Pemimpin Al-Qaeda di provinsi Kunar dan Nuristan adalah Farouq Al Qahtani. Hal ini juga diketahui bahwa Al Qahtani memimpin pasukan Al Qaeda dan bekerja dengan sekutu kelompok itu di daerah-daerah terpencil. Namun, Al Qaeda juga beroperasi di luar Kunar dan Nuristan. Buktinya, salah satu dokumen yang berhasil disita di rumah Usamah bin Laden dan dirilis ke publik menunjukkan bahwa pemimpin Al Qaeda memerintahkan beberapa anak buahnya untuk pindah dari Pakistan utara ke Ghazni dan Zabul, serta Kunar dan Nuristan.
Salah satu cara Al Qaeda beroperasi di Afghanistan saat ini adalah melalui Lashkar al Zil, atau Tentara Bayangan, yang merupakan pasukan paramiliter utama Al-Qaeda di wilayah tersebut. Seperti namanya, Al-Qaeda sedang mencoba untuk menyembunyikan sejauh mana pengaruhnya atas kelompok ini serta sekutu kelompok lainnya.
Sangat sulit untuk menilai lingkup penuh operasi Al Qaeda di Afghanistan hari ini. Namun, laporan yang konsisten menunjukkan bahwa para komandan dan pejuang Al-Qaeda yang berada di Afghnistan menyatukan sumber daya mereka dengan organisasi-organisasi lain.
Al Qaeda juga mengoperasikan sebuah ruang kerja elektronik, yang berkantor pusat di Pakistan, yang mengembangkan alat peledak (IED) dan senjata lainnya untuk digunakan di Afghanistan.
Diterjemahkan oleh:
Muqawamah Media
(aliakram/arrahmah.com)