File di bawah “Fact is Stranger than Fistion”, seorang warga Amerika yang bekerja untuk Al Qaeda menyerukan rakyat Amerika untuk mengambil keuntungan dari undang-undang negara mereka mengenai kepemilikan senjata.
“Apa yang Anda tunggu?” Tanyanya dalam sebuah video yang diduga telah diproduksi di suatu tempat di Pakistan.
Pertanyaan itu berasal dari Adam Yahiyeh Gadahn, yang lahir di Oregon, tumbuh di California, kemudian masuk Islam dan kini menjadi salah satu juru bicara Al Qaeda.
Pesannya memiliki potensi untuk menghidupkan kembali perdebatan lama tentang undang-undang senjata Amerika. Mereka memiliki celah membingungkan dan sering disalahgunakan untuk penembakkan massal yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan Amerika Serikat, negara yang nyaman memimpin dunia dalam kepemilikan senjata pribadi (Yaman menjadi negara kedua, menurut survei yang dikeluarkan oleh Graduate Institute of International Studies di Jenewa).
“Amerika benar-benar dibanjiri dengan senjata api yang mudah didapat. Anda dapat pergi ke pertunjukan senjata di sebuah pusat konvensi lokal dan datang dan pergi dengan membawa senapan serbu otomatis tanpa pemeriksaan dan kemungkinan besar tanpa harus menunjukkan kartu identitas,” ujar Gadahn dalam video tersebut. Inti pesannya dalah senjata sangat mudah di dapat.
Video ini diminta oleh Mark Glaze, Direktur Walikota melawan Senjata Ilegal, mendesak sebuah kelompok pendukung untuk menyeru Kongres dan Presiden Obama untuk mengatasi apa yang ia sebut sebagai ancaman mencolok untuk keamanan nasional AS.
“Sepuluh tahun yang lalu,” tulisnya dalam situs kelompok itu, “kami belajar mengenai biaya mengabaikan ancaman Al Qaeda. Kami tidak akan membuat kesalahan itu lagi.”
Walikota melawan Senjata Ilegal merupakan koalisi yang didirikan oleh Walikota New York, Michael Bloomberg di tahun 2006 bersama dengan 15 walikota lainnya. Angka tersebut telah berkembang menjadi 550 dan kelompok pendukung “undang-undang akal sehat untuk pemeriksaan latar belakang” pembeli senjata. Mereka telah dikalahkan oleh Asosiasi Senapan Nasional (NRA) yang melihat semua upaya untuk memperketat peraturan sebagai serangan terhadap hak konstitusional, tercantum dalam amandemen kedua untuk memiliki dan memanggul senjata.
Itulah mengapa Government Accountability Office (GAO), lengan peneliti Kongres, menemukan setelah melihat ke dalam pemeriksaan latar belakang calon pembeli senjata, mewajibkan untuk mengajukan diri ke FBI. Menurut laporan GAO yang dibacakan saat sidang Kongres tahun lalu, penjualan senjata dan bahan peledak untuk orang-orang dalam daftar “teroris” mencapai 1.119 dalam periode enam tahun.
Sebuah editorial di Washington Post, mengatakan bahwa seruan Gadahn seharusnya berfungsi sebagai “katalis untuk Gedung Putih dan Kongres untuk bergerak pada undang-undang dan menutup celah dan ancaman teror”.
Pemerintah Obama mengatakan ia mengambil ancaman yang tersirat dalam seruan Gadahn, namun masih harus dilihat apakah akan ada tindakan atau tidak.
Presiden Meksiko, Felipe Calderon, dia telah berulangkali mendesak kontrol yang lebih ketat atas penjualan senjata di sekitar 8.500 toko di sepanjang perbatasan Meksiko, di mana lebih dari 36.000 orang tewas sejak 2006 dalam perang penjualan obat-obatan dan melawan pemerintah.
Meksiko prihatin sebagian besar telah jatuh kepada ketulian. Mungkin mereka akan lebih reseptif sekarang dan bahwa skenario potensial masa depan Amerika menurut mereka adalah bahwa pengikut Al Qaeda akan menggunakan senjata Amerika untuk membunuh sesama Amerika. (haninmazaya/arrahmah.com)