ALGIER (Arrahmah.com) – Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) dalam surat pernyataannya yang dirilis pada Sabtu (11/5/2013) mengungkap bahwa Perancis menguras kekayaan benua Afrika, melakukan hegemoni politik di benua itu dan menjajahnya secara militer. Benua Afrika menjadi mangsa yang diolah oleh Perancis sesuai kehendaknya sendiri.
AQIM menyatakan bahwa benua Muslim Afrika “secara militer dijajah, secara ekonomi mengekor dan secara politik dilucuti kehendaknya,” laporan situs berita Sahara Media.
AQIM menambahkan, “Hampir tiada satu negara pun di Afrika Utara dan Afrika Barat yang lepas dari tiga hegemoni Perancis. Kedutaan Besar Perancis adalah penguasa politik yang sesungguhnya di negara-negara tersebut, pangkalan militer untuk melindungi kepentingan-kepentingan Perancis, para karyawan pencuri dan penghisap darah berseragam resmi.”
AQIM menjelaskan bahwa keberadaan Perancis di benua Afrika dilandasi oleh kepentingan strategis bagi eksistensi negara Perancis sendiri. Sebab Perancis adalah negara debitor kapitalis asing terbesar di mana lebih dari 66 persen hutang negara-negara Afrika Barat dan Afrika Utara berasal dari Perancis. Tumpukan gunung hutang itu telah membuat negara-negara Afrika Barat dan Afrika Utara sebagai “negara yang digadaikan” kepada pihak asing. Hal itu menjadi alasan tambahan bagi pihak asing untuk memonopoli kekayaan alam negara-negara Afrika Barat dan Afrika Utara.
AQIM menegaskan bahwa invasi militer Perancis di membuktikan sampai saat ini kekuasaan tertinggi di benua Afrika masih berada di tangan Perancis. Para rezim di kawasan itu hanyalah barisan boneka yang diangkat oleh Paris untuk menjaga kekayaan besar bernama Afrika. Rakyat Afrika dijual oleh penguasa yang zalim tanpa proses musyawarah. AQIM menyebut para penguasa negara-negara Afrika sebagai para budak dan Barbar yang harus diberi hukuman sebagaimana mestinya. (muhibalmajdi/arrahmah.com)