GAZA (Arrahmah.com) – Dua nelayan dibunuh dan seorang lainnya terluka pasca ditembaki oleh angkatan laut Mesir karena diduga melintasi perairan territorial, Ahad (27/9/2020).
Angkatan Laut Mesir mengklaim pihaknya melepaskan tembakan ke kapal setelah nelayan tidak menanggapi peringatan. Mahmoud Al-Zaazou dan Hassan Al-Zaazou terbunuh sementara Yasser Al-Zaazou yang terluka ditahan dan belum dikembalikan ke keluarganya.
Mahmoud, Hasan, dan Yasser membawa kapal baru mereka pada fajar hari Jum’at (25/9) melaut mencari nafkah bagi diri mereka sendiri dan orang tua mereka. Namun di tengah perjalanan terjadi penembakan oleh angkatan laut Mesir.
Pasca kejadian tersebut, rumah mereka di sebelah barat Deir Al-Balah, dipenuhi dengan pelayat, sementara seorang ibu yang berduka diliputi keterkejutan dan kekhawatiran akan nasib Yasser.
“Apa yang dilakukan anak-anak saya hingga terbunuh? Anak-anak saya telah menjadi nelayan sejak lama … dan hari ini, dalam perjalanan pertama mereka di atas kapal ini, tentara Mesir membunuh mereka dan ini impian mereka”, Ummu Nidal, ibu tiga nelayan tersebut mengatakan, dikutip dari Middle East Eye (27/9).
“Mereka tidak hanya membunuh anak-anak saya, mereka membunuh kami semua sebagai satu keluarga, mereka membunuh kamp dan membunuh semua nelayan.”
Umm Nidal mendesak pihak berwenang untuk membawa kembali putranya Yasser, yang masih ditahan di Mesir.
Ahmed Baraka, seorang nelayan dan seorang teman dari tiga nelayan, mengatakan bahwa tahun lalu saudara-saudara tersebut mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan enam nelayan Mesir yang terlempar oleh cuaca buruk menuju pantai Deir Al-Balah.
“Apakah ini hadiah atas apa yang telah dilakukan Hassan untuk menyelamatkan nyawa para nelayan Mesir, dibunuh dengan darah dingin?” Tanya Baraka.
Di sekitar kamp, teman dan anggota keluarga lainnya mengungkapkan kemarahan dan ketidakpercayaan pada apa yang mereka katakan sebagai serangan tanpa alasan dari negara yang seharusnya menjadi sekutu bagi warga Palestina.
“Pemerintah Mesir harus menawarkan permintaan maaf dan kompensasi kepada keluarga kami, membuka penyelidikan cepat … dan memastikan bahwa Yasser kembali kepada kami dalam keadaan sehat,” kata Abdullah Al-Ustaz, seorang kerabat.
Ini bukan pertama kalinya pasukan Mesir menargetkan nelayan Gaza. Sejak 2015, setidaknya empat warga Palestina lainnya telah terbunuh karena dianggap melanggar perairan teritorial.
Sindikat Nelayan Palestina mengumumkan penutupan laut Gaza hampir sepanjang hari Ahad (27/9/2020) sebagai protes terhadap serangan itu dan mengutuk pembunuhan berulang-ulang terhadap nelayan tanpa sebab.
Kairo belum mengeluarkan komentar apapun atas insiden tersebut. (Hanoum/Arrahmah.com)