Oleh: Abu Fatiah Al-Adnani | Pakar Kajian Akhir Zaman
(Arrahmah.com) – Al-Malhamatul Kubra merupakan sebuah pertempuran paling dahsyat yang pernah terjadi antara Al-Mahdi dan musuhnya. Disebut Malhamah Kubra karena dahsyatnya pembantaian yang berakhir dengan korban yang sangat besar di kedua belah pihak. Dari setiap 100 keluarga muslim hanya satu orang saja yang selamat, sedangkan pihak kafir Romawi hanya tertinggal satu orang saja dari total 960.000 pasukannya. Rasulullah saw sendiri menggambarkan kekalahan telak pasukan Romawi dengan ungkapan laa yara mitslaha (belum pernah terlihat sebelumnya bentuk kehancuran yang seperti itu)
Sisi lain yang menarik untuk dikaji adalah mengapa pertempuran itu terjadi? Apa yang menjadi sebab meletusnya perang akhir zaman tersebut?
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa sebelum terjadi penaklukkan Persia, kaum muslimin dan Romawi akan berdamai dengan kondisi yang aman. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat berikut:
سَتُصَالِحُونَ الرُّومَ صُلْحًا آمِنًا فَتَغْزُونَ أَنْتُمْ وَهُمْ عَدُوًّا مِنْ وَرَائِكُمْ فَتُنْصَرُونَ وَتَغْنَمُونَ وَتَسْلَمُونَ ثُمَّ تَرْجِعُونَ حَتَّى تَنْزِلُوا بِمَرْجٍ ذِي تُلُولٍ فَيَرْفَعُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ النَّصْرَانِيَّةِ الصَّلِيبَ فَيَقُولُ غَلَبَ الصَّلِيبُ فَيَغْضَبُ رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَيَدُقُّهُ فَعِنْدَ ذَلِكَ تَغْدِرُ الرُّومُ وَتَجْمَعُ لِلْمَلْحَمَةِ
“Kalian akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Romawi secara aman, kemudian kalian dan mereka memerangi musuh bersama kalian, dan akhirnya kalian menang sekaligus memperoleh ghanimah dan selamat, kemudian kalian pulang. Pada saat kalian singgah di Dzi Talul, seorang lelaki Kristen mengangkat salib dan berteriak, “Hidup salib!” Seorang Muslim marah, lalu memukulnya. Ketika itu, bangsa Romawi berkhianat dan berkumpul guna mempersiapkan perang besar.”[1]
Sebagaimana perjanjian damai yang dibuat Nabi saw dengan kaum Yahudi maupun musyrikin Quraisy Mekkah, maka boleh jadi seperti itulah prediksi perjanjian damai yang akan berlangsung antara Imam Mahdi dan Bangsa Romawi. Inilah perjanjian damai yang sesungguhnya, perjanjian yang membuat kaum muslimin diakui eksistensinya oleh seluruh dunia, sehingga ada jaminan keamanan bagi kaum muslimin dimanapun mereka tinggal.
Sebagaimana perjanjian damai yang dilakukan oleh Nabi saw dan musuh-musuh Islam baik yang aktiv maupun pasif, maka ada sejumlah kesepakatan yang pasti akan diterima oleh Bangsa Romawi yang terikat perjanjian damai dengan kaum muslimin. Salah satunya kaum muslimin akan diizinkan untuk berdakwah kepada siapapun dan Bangsa Romawi tidak akan menghalanginya walau itu di negeri negeri mereka
Maka, dalam proses perjanjian damai yang semacam inilah bangsa Romawi baik sipil maupun militernya akan mendapatkan informasi tentang Islam yang proporsional dan jauh dari kampanye islamphobia. Betapa terkejutnya mereka manakala mendapati bahwa moral dan karakter kaum muslimin tidaklah sebagaimana yang dicitrakan oleh bangsa Barat selama ini melalui media mereka. Kebebasan umat Islam untuk berdakwah dan mengenalkan Islam secara kaffah di tengah bangsa Romawi ini telah membuat mata hati mereka terbuka. Karenanya secara berbondong-bondong mereka akan masuk Islam, tak terkecuali pasukan militer mereka.
Pada titik inilah Bangsa Romawi mengalami kegelisahan dan kekhawatiran yang amat sangat atas masa depan mereka. Bukan sekedar itu, bahkan pengalaman pahit mereka dalam kerjasama memerangi Bangsa Persia telah membuat mereka berfikir ulang untuk melanjutkan perjanjian dengan kaum muslimin.
Ada sejumlah kekecewaan bangsa Romawi atas kaum muslimin selama perjanjian damai ini berlangsung:
- Dalam perang menaklukkan imperium Persia, memang Persia berhasil dikalahkan. Namun bangsa Romawi juga mengalami kerugian yang amat sangat besar. Dengan asumsi bahwa pasukan Romawi akan memperebutkan gunung emas yang berada di wilayah kekuasaan Imperium Persia, maka dari 100 tentara mereka hanya tersisa yang masih hidup. Maknanya, boleh jadi militer Romawi akan kehilangan lebih dari 80% militer mereka di perang tersebut.
- Ketika Persia berhasil dikalahkan dan koalisi itu mendapatkan ghanimah, maka Imam Mahdi akan memberlakukan syariat Islam dalam mendistribusikannya. Distribusi yang berdasar pada ketetapan syariat ini tentu saja membuat bangsa Romawi kehilangan mimpi-mimpi mereka untuk menguasai sumber daya alam negeri Persia, sebab Imam Mahdi hanya akan membagikan harta ghanimah itu kepada kaum muslimin sebagaimana yang Allah perintahkan.
- Banyaknya warga Eropa dan Amerika yang berbondong bondong masuk Islam lantaran kebebasan umat Islam berdakwah di negeri mereka. Bukan hanya sipil, namun juga militer mereka banyak yang masuk Islam. Karenanya dalam perang Al-Malhamah Al-Kubra ini, sebelum perang tanding dimulai, bangsa Romawi menuntut kaum muslimin untuk mengembalikan militer mereka yang masuk Islam dan bergabung dalam barisan Imam Mahdi. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat berikut: Apabila mereka telah berbaris (dan berhadap-hadapan untuk berperang), bangsa Romawi akan menggertak: “Biarkan kami membuat perhitungan dengan orang-orang kami yang kalian tawan (maksud mereka adalah bangsa Romawi yang telah masuk Islam)!” Mendengar gertakan itu, kaum muslimin menjawab, “Demi Allah, kami tidak akan membiarkan kalian mengusik saudara-saudara kami!”[2]
Demikianlah, banyaknya militer Romawi yang bertaubat dan sadar untuk masuk Islam telah menimbulkan kekhawatiran yang amat sangat bagi petinggi Romawi. Melanjutkan perdamaian dengan umat Islam menjadi tidak menguntungkan bagi bangsa Romawi dilihat dari sudut manapun. Karenanya, mereka mencari moment yang tepat untuk membatalkan perjanjian dengan Umat Islam, dan mereka menemukannya saat kembali dari perang Persia dengan cara mengklaim bahwa kemenangan ini adalah kemenangan Romawi atas Persia, bukan kemenangan Islam dan kaum muslimin.
Tentu saja kelicikan mereka membuat kaum muslimin geram, sehingga mereka membunuh seorang prajurit Romawi. Peristiwa inilah yang menjadi pemicu bangsa Romawi untuk mengkhianati perjanjian damai dengan kaum muslimin, lalu mereka mengumpulkan seluruh militer Eropa untuk menyerang Imam Mahdi dan kaum muslimin. Lalu terkumpullah 80 negara barat yang siap untuk mengirimkan 12.000 tentara terbaiknya dalam perang di Ghautah ini, sehingga total jumlah mereka yang ikut ambil bagian dalam perang ini ada 960.000 tentara. Wallahu a’lam bish shawab.
[1]. HR. Abu Dawud: Kitabul malahim no. 4292, Ahmad, dan Ibnu Majjah. Syaikh Syuab Al-Arnauth berkata: Sanadnya shahih.
[2] Sudah ditakhrij sebelumnya
(samirmusa/arrahmah.com)