BAGHDAD (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Irak yang baru saja ditunjuk, Mustafa al-Kadhimi, mengatakan bahwa susunan kabinetnya sudah siap, dan menambahkan ia akan membahasnya dengan berbagai blok politik untuk menyerahkannya ke parlemen untuk memperoleh persetujuan.
Dalam pertemuan hari Selasa (14/4/2020) dengan sejumlah jurnalis dan penulis Irak, al-Kadhimi meminta partai-partai politik negara itu untuk bekerja sama dengan pemerintahnya, yang katanya akan fokus pada persiapan untuk pemilihan awal dan menghadapi tantangan tak terduga yang disebabkan oleh pecahnya coronavirus baru dan penurunan tajam harga minyak.
“Masalah dan krisis yang kita hadapi sekarang adalah hasil dari kesalahan pengaturan proses politik pasca 2003,” katanya.
Dia menambahkan bahwa “pendudukan AS di negara itu berhasil menghancurkan struktur negara Irak tanpa menyiapkan proses pembangunan kembali yang seharusnya.”
Saat ditanya tentang posisi Baghdad terhadap Amerika Serikat dan Iran, perdana menteri yang ditunjuk itu menekankan bahwa dialog serius akan diadakan dengan Washington mengenai sifat kehadirannya di Irak.
Dia menekankan bahwa “Irak bukan arena untuk menyelesaikan masalah,” dengan mengatakan dia akan bekerja untuk menjauhkan negaranya dari konflik regional.
Dia juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama dengan dunia Arab dan Islam, berdasarkan pada prinsip kepentingan bersama, yang “membutuhkan kerja serius pada ekonomi dan investasi.”
“Kami tidak dapat terus bergantung pada minyak sebagai satu-satunya sumber pendapatan nasional,” kata al-Khadimi.
Menggarisbawahi perlunya “dialog yang nyata, internal dan nasional,” al-Kadhimi mengatakan partai-partai negara harus bekerja sama untuk “membangun visi nasional agar dapat membangun institusi negara”. (Althaf/arrahmah.com)