NEW YORK (Arrahmah.com) – Arab Saudi akan mempertimbangkan semua opsi yang mungkin dipilih dalam menanggapi serangan terhadap fasilitas minyak yang dituduhkan kepada Iran, Menteri Negara Luar Negeri Adel Al-Jubeir mengatakan pada Selasa (24/9/2019).
Kerajaan akan menyelesaikan penyelidikan “segera” terhadap rudal jelajah dan serangan pesawat tak berawak di dua lokasi awal bulan ini, Al-Jubeir menambahkan pada sebuah acara di New York, tempat ia menghadiri Majelis Umum PBB.
Menggaungkan ungkapan Amerika Serikat, ia mengatakan Arab Saudi percaya Iran berada di balik serangan itu dan menambahkan bahwa PBB harus membantu mengidentifikasi lokasi peluncuran.
“Kami ingin mengerahkan dukungan internasional, dan kami ingin melihat semua opsi – opsi diplomatik, opsi ekonomi, dan opsi militer – dan kemudian membuat keputusan,” kata Al-Jubeir pada konferensi Dewan Hubungan Luar Negeri.
Serangan terhadap fasilitas pemrosesan Abqaiq dan ladang minyak Khurais sementara waktu memotong produksi minyak Arab Saudi hingga setengahnya dan memicu kecaman yang meluas, bersama dengan kekhawatiran atas dampaknya terhadap pasar energi.
AS dengan cepat mengatakan Iran bertanggung jawab dan para pejabat bahkan mengatakan serangan senjata diluncurkan dari tanah Iran. Iran membantah terlibat, sementara milisi yang didukungnya di Yaman, Houtsi, mengaku bertanggung jawab.
Donald Trump menawarkan tanggapan tegas tetapi juga mengatakan Amerika akan menginginkan hasil yang damai.
Meski demikian, Al-Jubeir sendiri mengatakan ada batas tertentu di mana bahkan kesabaran orang Amerika pun habis dan “Saya pikir Iran harus menyadari hal ini.”
“Tidak ada yang terburu-buru berperang, tetapi pada saat yang sama kita harus memberi sinyal kepada Iran bahwa perilaku anda tidak dapat berlanjut,” katanya.
Sebelumnya, Trump mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa negara-negara harus memperketat jerat ekonomi di sekitar ekonomi Iran dan menuduh Teheran “haus darah”. (Althaf/arrahmah.com)