GAZA (Arrahmah.id) – Stasiun televisi yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, mengatakan bahwa pasukan pendudukan “Israel” telah memukuli dan menangkap korespondennya, Ismail Alghoul, dalam sebuah penyerbuan pada Senin (18/3/2024) di rumah sakit terbesar di Gaza, dan mendesak agar ia dibebaskan.
Tentara “Israel” mengatakan bahwa mereka sedang bertempur melawan militan Hamas di rumah sakit Al-Shifa. Para saksi mata melaporkan adanya serangan udara dan tank-tank di dekat fasilitas tersebut yang penuh sesak dengan pasien dan pengungsi.
“Al Jazeera Media Network menuntut pembebasan korespondennya dan wartawan lain yang ditahan bersamanya, dan meminta pasukan pendudukan bertanggung jawab penuh atas keselamatan mereka,” kata saluran tersebut dalam sebuah pernyataan kepada AFP.
“Ismail Alghoul ditangkap pagi ini di dalam Rumah Sakit Al-Shifa bersama sejumlah wartawan saat meliput serangan pasukan pendudukan ‘Israel’ ke rumah sakit tersebut. Menurut saksi mata, Ismail dipukuli dengan keras dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui,” tambah pernyataan tersebut.
Jaringan tersebut mengatakan sebuah kendaraan siaran dengan kamera dan peralatan lainnya dihancurkan menyusul penangkapan tersebut.
Seorang sumber Al Jazeera, yang tidak berwenang untuk memberikan keterangan kepada media dan berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada AFP bahwa lima orang lainnya ditangkap termasuk kru kamera dan insinyur Alghoul.
Amerika Serikat, sekutu dekat “Israel”, mengatakan bahwa pihaknya telah mengetahui insiden tersebut dan telah meminta informasi lebih lanjut kepada “Israel”.
“Secara umum, kami sudah sangat jelas bahwa jurnalis memainkan peran penting dan tidak boleh ada jurnalis yang menjadi target untuk membungkam suara mereka dalam konflik ini atau konflik lainnya,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel kepada para wartawan.
Bulan lalu, jaringan tersebut menuduh “Israel” secara sistematis menargetkan karyawan Al Jazeera yang bekerja di Gaza.
Hingga Senin, setidaknya 95 jurnalis dan pekerja media telah dikonfirmasi tewas dalam perang Israel-Hamas, menurut Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ), dengan mengutip “penyelidikan awal.”
Dari jumlah tersebut, 90 di antaranya adalah warga Palestina, kata CPJ.
Dua wartawan Al Jazeera telah terbunuh dalam perang Israel melawan Hamas di Gaza, sementara kepala biro Wael Al-Dahdouh terluka.
“Jaringan ini menekankan bahwa penargetan ini merupakan taktik intimidasi terhadap para jurnalis untuk mencegah mereka melaporkan kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh tentara penjajah terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza,” ujar saluran tersebut.
“Penargetan Ismail Alghoul merupakan bagian dari serangkaian serangan sistematis terhadap Al Jazeera oleh otoritas penjajah,” tambahnya. (haninmazaya/arrahmah.id)