BANDUNG (Arrahmah.com) – Pakar wacana “terorisme”, Al Chaidar mengungkapkan bahwa sekelompok “teroris” ada yang memanfaatkan media massa sebagai penerangan kelompoknya terhadap publik.
Saat menjadi pembicara dalam acara diskusi nasional di Universitas Islam Bandung (Unisba), Kamis (30/6/2011), Al Chaidar juga mengatakan bahwa kelompok teroris, seperti Jamaah Islamiah atau Negara Islam Indonesia (NII) memiliki beberapa karakter dalam pergerakannya.
Menurut dia, beberapa kelompok lebih memilih menghindar dari media dan tidak memerlukan penjelasan apapun atas tindakan pengeboman terhadap publik, karena jamaah tersebut menganggap apa yang dilakukannya tidak perlu komentar atau kritikan publik.
“Mereka fokus terhadap tindakannya, karena mereka meyakini hal tersebut sudah benar menurut Al Quran, dan tidak perlu ada lagi campur tangan dari orang lain mengenai tindakannya tersebut.” jelas Chaidar.
Adapun jamaah tahmid, kata Chaidar, lebih cenderung dan memilih untuk memanfaatkan dan “berteman” dengan media massa, salah satu buktinya dulu mereka pernah membuat majalah Al Ikhwan.
Chaidar mengungkapkan ketika melakukan pembicaraan langsung dengan jamaah tersebut, ia menyarankan pada mereka untuk membuat sebuah stasiun televisi, agar apa yang menjadi pemikirannya bisa dengan mudah dikenal banyak publik.
“Untuk melakukan itu mereka terbentur masalah dana, karena mereka mengakui pembuatan televisi memerlukan dana operasional yang besar, sehingga itu jauh dari perencanaan mereka.” paparnya.
Chaidar menngungkapkan dengan adanya kode etik jurnalistik terkait hak tolak atau hak ingkar yang melindungi nara sumber pemberitaan, maka mereka bisa memberikan keterangan dalam media tanpa ada risiko diketahui akan identitasnya.
Salah satu kasus penangkapan reporter dari salah satu stasiun televisi swasta Indonesia beberapa waktu lalu, Chaidar berpendapat hal tersebut merupakan salah satu bukti kalau mereka berusaha untuk melakukan pendekatan melalui media massa televisi.
Lebih lanjut Chaidar mengatakan bahwa kelompok-kelompok tersebut meyakini dan mengetahui besarnya peran media dalam mempengaruhi public, selain itu dengan media mereka bisa menyebarkan syiar dakwah. (ans/arrahmah.com)