WASHINGTON (Arrahmah.com) – Tentara AS telah membunuh “target bernilai tinggi” yang diyakini sebagai pemimpin Negara Islam (Daesh), Abu Bakar Al-Baghdadi, Newsweek dan Fox News melaporkan pada Minggu (27/10/2019), mengutip seorang pejabat tinggi AS.
Menurut Newsweek, operasi itu terjadi di provinsi Idlib barat laut Suriah dan dilakukan oleh pasukan operasi khusus setelah menerima intelijen yang bisa ditindaklanjuti. Ia menambahkan ada baku tembak singkat ketika pasukan AS memasuki kompleks di desa Barisha di Idlib dan bahwa Al-Baghdadi kemudian melakukan bunuh diri dengan meledakkan rompi bom yang dikenakannya.
Sementara itu, Turki pada Minggu (27/10) mengatakan ada ‘koordinasi’ antara Ankara dan Washington sebelum operasi yang menurut laporan media AS menargetkan dan membunuh Al-Baghdadi.
“Sebelum Operasi AS di Provinsi Idlib Suriah tadi malam (26/10), pertukaran informasi dan koordinasi antara otoritas militer kedua negara berlangsung,” kata kementerian pertahanan Turki dalam sebuah tweet.
Ali Bakr, seorang ahli gerakan Islam, mengatakan kepada Al-Arabiya bahwa menariknya adalah Al-Baghdadi bersembunyi di dekat perbatasan Turki, terutama dengan sejarah antara Turki dan Daesh.
“Saya tidak tahu mengapa Trump memilih untuk membunuhnya sekarang, mungkin dia berusaha menunjukkan bahwa penarikan AS tidak berarti mereka akan berhenti memerangi organisasi teroris, atau mungkin karena pemilihan AS akan segera tiba,” paparnya.
“Tapi kabar itu akan dikaitkan dengan Trump dan pemerintahannya, bahwa mereka mampu membunuh pemimpin Daesh [meskipun] pada kenyataannya, Daesh tidak akan terpengaruh … mereka dapat menemukan orang lain untuk melanjutkan kepemimpinannya.”
Ibrahim Al-Idlibi, seorang jurnalis Suriah, mengatakan kepada Al-Arabiya tempat pasukan AS menyerbu tidak mungkin tempat persembunyian Al-Baghdadi, karena tempat itu “terlalu terbuka”.
“Dia mungkin bertemu dengan para pakar intelijen negara lain. Kami tidak tahu siapa yang ia temui di sana atau siapa yang memberi informasi bahwa ia ada di sana,” lanjutnya.
Pejabat AS itu tidak mengungkapkan rincian operasi dan pejabat AS lainnya yang dihubungi oleh Reuters menolak berkomentar. Pentagon tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Irak diberitahu oleh sumber-sumber di Suriah bahwa pemimpin Daesh, Abu Bakar Al-Baghdadi, telah terbunuh, dua sumber keamanan Irak mengatakan kepada Reuters, Minggu (27/10).
“Sumber kami dari dalam Suriah telah mengkonfirmasi kepada tim intelijen Irak yang ditugaskan mengejar Al-Baghdadi bahwa ia telah terbunuh bersama pengawal pribadinya di Idlib setelah tempat persembunyiannya ditemukan ketika ia mencoba membawa keluarganya keluar dari Idlib menuju perbatasan Turki,” kata salah satu sumber.
Something very big has just happened!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 27, 2019
Pada Sabtu (26/10), Presiden AS Donald Trump men-tweet tanpa penjelasan lebih lanjut, “Sesuatu yang sangat besar baru saja terjadi!”
Al-Baghdadi memimpin Daesh selama lima tahun terakhir, memimpin kekuasaannya di bawah sistem yang diklaimnya sebagai “kekhalifahan” dan menarik ratusan ribu pengikut dari berbagai penjuru di dunia menuju Irak dan Suriah.
Dia tetap berada di antara beberapa komandan Daesh yang masih bebas meskipun ada beberapa klaim dalam beberapa tahun terakhir tentang kematiannya dan bahkan ketika apa yang disebut kekhalifahannya secara dramatis menyusut.
AS mengumumkan akan menghadiahi $ 25 juta bagi siapapun yang mampu memenggal kepala Al-Baghdadi yang telah jarang terlihat dalam beberapa tahun terakhir dan hanya merilis rekaman audio, termasuk satu bulan lalu di mana ia meminta anggota kelompok untuk melakukan semua yang mereka bisa demi membebaskan tahanan dan wanita ditahan di penjara dan kamp.
Televisi pemerintah Irak juga memposting video lain yang diklaim sebagai situs ledakan, yang menunjukkan puing-puing dan pakaian berserakan di sekitar kawah besar. (Althaf/arrahmah.com)