KAIRO (Arrahmah.id) – Perguruan Islam terkenal di dunia, Al-Azhar Mesir, menyerukan boikot produk Belanda dan Swedia. Hal tersebut merupakan bentuk kemarahan atas penodaan Al-Qur’an, kitab suci Islam, yang terjadi di dua negara tersebut.
Seruan boikot itu dikeluarkan oleh Universitas Al-Azhar pada Rabu (25/1/2023).
Sebelumnya pada Sabtu (21/1), ekstremis sayap kanan Rasmus Paludan membakar salinan Al-Qur’an dalam sebuah aksi demonstrasi di depan kantor Kedutaan Besar Turki di Stockholm, ibu kota Swedia.
Kemudian pada Ahad (22/1), Edwin Wagensveld, seorang politikus sayap kanan Belanda, dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, merobek halaman-halaman Al-Qur’an di Den Haag, ibu kota administratif Belanda.
Video Wagensveld yang tersebar luas di media sosial menunjukkan bahwa dia kemudian membakar halaman-halaman kitab suci yang robek di dalam panci.
Dalam sebuah pernyataan, Al-Azhar meminta masyarakat Arab dan Muslim “untuk memboikot semua produk Belanda dan Swedia dan untuk mengambil sikap yang kuat dan bersatu dalam mendukung Al-Qur’an kita yang Mulia, kitab suci umat Islam, dan sebagai reaksi yang tepat terhadap pemerintah kedua negara ini, yang telah menyinggung 1,5 miliar Muslim.”
“Mereka telah berlebihan dalam melanggengkan kejahatan kejam dan biadab yang dilakukan di bawah panji tidak manusiawi dan tidak bermoral atau apa yang mereka sebut ‘kebebasan berekspresi’,” tambahnya.
Al-Azhar juga meminta semua orang Arab dan Muslim “untuk mematuhi boikot, dan untuk mendidik anak-anak, remaja dan wanita tentang hal itu.”
“Orang-orang yang menyimpang ini tidak akan pernah menghargai nilai agama – yang tidak mereka ketahui sama sekali – atau dihalangi kecuali mereka menghadapi kebutuhan material, moneter dan ekonomi yang menantang. Itulah satu-satunya bahasa yang mereka ketahui,” kata pernyataan itu. (rafa/arrahmah.id)