KAIRO (Arrahmah.com) – Seorang ulama di lembaga terkemuka Mesir, Universitas Al-Azhar telah menyebabkan protes dengan melarang penggalian makam Mesir kuno dan memajang mumi, lansir MEMO, Rabu (27/1/2021).
Sheikh Ahmed Karima, seorang profesor yurisprudensi komparatif di Al-Azhar, mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi awal bulan ini bahwa penggalian kuburan bertentangan dengan ajaran Islam dan bahwa “mengekstraksi jasad para Firaun kuno dan memajangnya dengan imbalan dolar dari pengunjung dilarang.”
Menurut Sheikh Karima, penggalian kuburan melanggar martabat mereka yang meninggal dan hukum Islam melarang penodaan mayat.
“Mayat tidak dapat digali kecuali untuk tujuan pencarian ilmiah,” kata sarjana tersebut.
“Kuburan adalah aturan Allah untuk menampung manusia setelah kematiannya,” tambahnya.
“Museum dapat memamerkan harta karun Firaun, berbicara tentang [peradaban mereka] dan tentang mumifikasi, tetapi tanpa memperlihatkan mayat mereka.”
Namun, arkeolog Mesir terkemuka dan Egyptologist Zahi Hawass, yang ditunjuk sebagai menteri negara urusan barang antik di bawah mantan Presiden Hosni Mubarak, telah mengkritik keputusan tersebut.
“Kami tidak menggali kuburan Muslim, Kristen atau Yahudi,” jelas Hawass saat wawancara telepon dengan saluran Sada Al-Balad Mesir, menambahkan bahwa fungsi Kementerian Purbakala adalah untuk menghidupkan kembali kebesaran orang-orang kuno dan memperkenalkan peradaban mereka kepada orang hari ini.
“Pendapat Sheikh Karima dapat diterapkan pada pencuri yang merusak kuburan dan menghancurkan mumi, tetapi para arkeolog bekerja untuk mengabadikan orang-orang ini, dengan memulihkan peti mati, kuburan, dan mumi mereka, karena keberadaan peti mati ini di dalam sumur membuat mereka mengalami pembusukan dan fragmentasi,” katanya.
“Mumi-mumi itu akan dipamerkan di Museum Nasional Peradaban Mesir dengan cara yang beradab, dengan penjelasan rinci tentang mumi masing-masing dan era sejarah di mana ia hidup,” jelasnya.
Kolumnis dan pembawa acara TV Khaled Montaser, yang terkenal dengan pandangan reformisnya juga tidak setuju dengan pendapat Sheikh Karima, yang ia gambarkan sebagai propaganda negatif menjelang rencana peresmian Museum Agung Mesir, salah satu museum terbesar di dunia yang akan dibuka akhir tahun ini dan yang diharapkan pemerintah Mesir akan meningkatkan industri pariwisata yang menyusut yang telah sangat terpengaruh oleh pandemi virus corona. (Althaf/arrahmah.com)