KAIRO (Arrahmah.com) – Universitas Islam terkemuka di Mesir, Al–Azhar, mengecam tindakan otoritas Cina yang melarang Muslim di wilayah Xinjiang untuk berpuasa selama bulan suci Ramadan.
China telah melarang PNS, siswa dan guru di Xinjiang untuk berpuasa selama bulan Ramadhan, dan memerintahkan restoran untuk tetap terbuka.
“Imam Al–Azhar, Syaikh Ahmad Al–Tayib, mengecam tindakan pemerintah Cina yang melarang Muslim untuk puasa dan menjalankan ibadah mereka selama Ramadan di beberapa bagian wilayah Xinjiang barat,” kata sebuah pernyataan dari Azhar Kairo, sebagaimana dilansir oleh Arab News, Jum’at (19/6/015).
“Al–Azhar menolak segala bentuk penindasan yang dipraktekkan terhadap Muslim Uighur di Cina yang mempengaruhi hak-hak agama dan kebebasan pribadi,” kata Al-Azhar, dan menyerukan kepada masyarakat internasional, PBB dan kelompok hak asasi manusia untuk mengakhiri pelanggaran tersebut.
Muslim berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam selama Ramadhan, tetapi partai komunis yang berkuasa di Cina selama bertahun-tahun telah membatasi Muslim untuk menjalankan agamanya di Xinjiang, rumah bagi minoritas Uighur yang sebagian besar adalah Muslim.
Cina berdalih bahwa ada ancaman “teroris” di Xinjiang, dimana para pejabat menyalahkan “ekstremisme agama” atas kekerasan yang meningkat.
Kelompok hak asasi Uighur mengatakan bahwa pembatasan yang dilakukan oleh Cina tentang Islam di Xinjiang telah memicu ketegangan etnis di sana, di mana telah terjadi bentrokan yang menewaskan ratusan orang dalam beberapa tahun terakhir.
(ameera/arrahmah.com)